Monday, March 31, 2014

Hati Kalian dan Dunia


Dari Abu al-Hasan al-Ram, dia termasuk orang pilihan, dia berkisah, dulu ada seorang wanita di Makkah yang sering didatangi para ahli ibadah dan mereka saling memberi nasehat. Pada suatu hari, wanita itu berkata kepada mereka, "Dunia telah menutupi hati kalian dari Allah SWT. Kalau kalian meneranginya, pasti hati kalian akan terang pada alam langit dan Dia akan memberi kalian manfaat yang banyak."

Kehidupan di Kubur
Diceritakan oleh Abdurrahman bin al-Hakam, dahulu ada seorang wanita tua di Makkah yang bertempat tinggal di lobang bawah tanah dan tidak memiliki rumah. Dia ditanya, "Engkau ridha dengan semua ini?" Dia menjawab, "Bukankah ini yang sering dipakai untuk orang mati?"

Obat dari Dokter
Diriwayatkan oleh Muhamad bin Bakkar, "Dahulu ada seorang wanita yang ahli ibadah tinggal bersama kami di Makkah. Dia selalu berteriak sepanjang waktu. Pada suatu hari, dikatakan kepadanya, "Aku melihat kau dalam keadaan yang tidak pernah dialami orang lain. Kalau kau punya penyakit, biarlah kami mengobatinya." Dia menangis dan berkata, "Siapa yang akan mengobati penyakitku ini? Apakah hatiku akan terluka berpikir mendapat pengobatan-Nya? Atau tidakkah mengherankan aku hidup di antara kalian sedangkan hatiku rindu pada Tuhanku, seperti api yang dinyalakan tidak akan padam sampai aku dibawa ke tabib yang memiliki obat yang manjur. Dan obat hati telah mematangkannya sepanjang kesedihan dalam rumah yang tidak aku dapati kesenangan dalam tangisan ini?" 

Suara Lirih
Hafsh bin Amr al-Ja'fi mengisahkan bahwa dahulu di Yaman ada seorang wanita Arab yang sangat cantik jelita seakan-akan dia unta betina. Dia dipanggil Khansa' binti Khadam. Dia berpuasa selama 40 tahun sampai kurus kering, dia menangis sampai kedua matanya buta dan dia melakukan qiyamullail sampai kedua kakinya lumpuh.
Thawus dan Wahab bin Munabbah amat menghormatinya. Jika malam tiba, manusia telah beristirahat, dia berseru dengan suara yang lirih, "Wahai kekasih orang-orang yang taat, sampai kapan Kau kurung pipi-pipi orang yang taat dalam tanah, bangkitkan mereka sehingga mereka mendapat janji-Mu yang benar yang diikuti dan dipegang oleh mereka." Hafsh berkisah, "Lalu terdengar tangisan dari rumah-rumah di sekitarnya."

Aku Takut Tertolak di Akhirat
Hakim bin Ja'far bercerita, "Jauharah adalah istri Abu Abdullah al-Baratsi dan menjadi jariyah untuk beberapa orang raja. Lalu dia dibebaskan dan meninggalkan dunia serta mengikuti Abu Abdullah al-Baratsi. Abu Abdullah lalu menikahinya dan dia tetap beribadah dengan tekun.
Pada suatu hari, Jauharah bertanya kepada suaminya, "Wahai Abu Abdullah, apakah para wanita akan ditempatkan di surga ketika mereka memasukinya?"
Abu Abdullah menjawab, "Ya." Jauharah langsung berteriak sangat kuat dan tak sadarkan diri. Ketika sadar, Abu Abdullah bertanya, "Apa yang menimpamu tadi?" Dia menjawab, "Aku mengingat keadaanku dan apa yang telah aku peroleh dari dunia. Demi Allah, aku takut tertolak di akhirat."

Jauharah: Wanita yang Ahli Ibadah
Abdullah al-Baratsi mengisahkan bahwa Jauharah pernah membangunkannya di malam hari dan berkata, "Wahai Abu Abdullah, rombongan telah berlalu."
Dari Hakim bin Ja'far, dia berkata, "Kami mendatangi Abu Abdullah bin Abu Ja'far al-Zahid yang tinggal di Baratsi. Dia memiliki seorang istri yang ahli ibadah yang dipanggil Jauharah. Abu Abdullah sedang duduk di atas keranjang dan Jauharah menduduki sepatunya di atas keranjang yang lain sambil menghadap kiblat dalam satu rumah.”
Kata Hakim lebih lanjut, "Lalu pada suatu hari kami mendatanginya dan dia sedang duduk di tanah tanpa keranjang.” Hakim lantas bertanya, "Wahai Abu Abdullah, apa yang kau lakukan dengan keranjang yang pernah kau duduki?"
Abu Abdullah menjawab, "Semalam Jauharah membangunkan aku dan berkata, ‘Bukankah dalam hadits Nabi dikabulkan bahwa bumi berkata kepada anak Adam, ‘Kau buat pembatas antara aku dan engkau, sedangkan nanti kau akan berada di perutku?’ Aku berkata, ‘Ya.’ Jauharah berkata lagi, ‘Keluarkan keranjang ini, kita tidak memerlukannya lagi.’ Aku bangun dan aku keluarkan keranjang itu."

No comments:

Post a Comment