Tuesday, May 7, 2013

Potensi Peserta Jamsostek Dari Pekerja Informal Capai 70 Juta


Potensi pekerja sektor informal untuk menjadi peserta Jamsostek cukup besar. Sebanyak 70 juta lebih (45 persen) beraktifitas di Jakarta. Karenanya, PT Jamsostek (Persero) terus berupaya membidik sektor ini dengan cara menggelar kegiatan Minggu Ceria bersama Jamsostek.

Tampak sekitar 6 ribu pekerja formal dan informal tumpah ruah di lapangan Monas mengikuti pelbagai macam lomba. Seperti, sepeda santai dan aerobik. Pihak perusahaan juga tak lupa memperkenalkan layanan medical check-up yang merupakan bentuk manfaat tambahan sebagai peserta Jamsostek.

“Kegiatan ini bertujuan lebih mendekatkan Jamsostek ke masyarakat sehingga mereka semakin paham pentingnya menjadi peserta Jamsostek,” ungkap Direktur Kepesertaan PT Jamsostek (Persero), Junaedi didampingi Kakanwil III Jamsostek DKI Jakarta, Nuraina.

Junaedi memaparkan, menjadi peserta jamsostek bukan hanya sektor formal,akan tetapi informal juga berhak. Jamsotek menargetkan perolehan peserta yang mencapai 100 juta lebih untuk masuk jamsostek. “Saat ini sektor formal mencapai 40 juta pekerja. Sektor informal lebih besar lagi lebih dari 70 juta. Ini potensi yang harus digarap.”

Untuk itu,kata Junaedi, perlu cara yang efektif mengedukasi masyarakat agar mereka mau menjadi peserta dan tahu manfaat yang didapat kelak.”Ada persepsi peserta jamsostek hanya pekerja diperusahaan. Padahal pekerja informal seperti tukang ojek,nelayan, pedagang, buruh kasar juga bisa masuk Jamsostek secara mandiri.”

Hanya saja, metode koleksi iurannya harus dilakukan dalam bentuk paguyuban, atau kelompok tertentu untuk memudahkan. “Kita belum buka pendaftaran secara individu. Karena sulit untuk mengoleksi iurannya. Makanya kita anjurkan melalui kelompok atau paguyuban.”

Seperti pedagang, katanya,yang mempekerjakan 5 orang saja bisa mendaftar.Dengan membentuk wadah sendiri, Jamsostek, akan lebih mudah,efektif. Dan efisien dalam melakukan pendaftaran dan menginformasikan manfaat yang didapat peserta. “Dengan begitu, masyarakat paham, menjadi peserta bukan sekadar kewajiban, tetapi kebutuhan.”

No comments:

Post a Comment