Monday, July 13, 2015

Perluas Bisnis, Asuransi Inhealth Lirik Segmen Ritel

PT Asuransi Jiwa Inhealth.
PT Asuransi Jiwa Inhealth. (Inhealth )

PT Asuransi Jiwa Inhealth (Inhealth) tengah mengkaji menggarap segmen ritel atau asuransi kesehatan untuk individu pada 2016. Saat ini bisnis asuransi perseroan masih didominasi segmen kumpulan dengan sekitar 400 rekanan korporasi.
Chief Executive Officer (CEO) Inhealth Iwan Pasila mengatakan, pangsa pasar (market share) perseroan cukup besar untuk asuransi kumpulan. Namun, ketika seorang pekerja berpindah kerja belum tentu kantor yang baru menggunakan jasa dari Inhealth. Padahal, ada kemungkinan pekerja tersebut sudah cocok dengan proteksi yang selama ini diberikan oleh perseroan.
"Jadi kami mencoba lihat dan mengkaji ke arah sana. Pasalnya, kalau mereka menyukai produk kami kan bisa diteruskan (sekalipun sudah pindah kerja). Sejauh ini, pasar untuk produk kesehatan cukup bagus," ujar dia di Jakarta, belum lama ini.
Saat ini, Inhealth memiliki 6.300 jaringan provider yang terdiri dari rumah sakit, fasilitas kesehatan tingkat I, dan apotek. Menurut Iwan, sekitar 15,08 persen atau setara dengan 950 rumah sakit telah menjalin kerja sama dengan perseroan.
"Kami dapat manfaatkan jaringan provider yang luas untuk mengembangkan bisnis. Jadi potensi yang dapat digarap perseroan untuk invidu cukup besar. Itu hal itu, kami optimistis," jelas dia.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I lalu, Inhealth berhasil membukukan premi bruto sebesar Rp 351,31 miliar. Dari sisi klaim dan biaya manfaat yang dibayar tercatat mencapai Rp 205,80 miliar.
Sementara itu, Inheath mencatatkan beban usaha sebesar Rp 334,76 miliar dan laba yang berhasil dibukukan menyentuh Rp 40,96 miliar pada akhir Maret lalu. Hingga kuartal I-2015, posisi rasio pencapaian solvabilitas (risk based capital/RBC) Inhealth masih berada di level aman, yaitu sebesar 716,55 persen.
Sedangkan tahun ini, Inhealth menargetkan laba maupun premi bruto (gross written premiun/GWP) dapat tumbuh sekitar 15 persen. Dengan asumsi pencapaian pertumbuhan tersebut perseroan dapat membukukan premi bruto sekitar Rp 1,61 triliun dan laba Rp 233,13 miliar pada akhir 2015.
Pasalnya, berdasarkan laporan keuangan perseroan tahun 2014 tercatat Inhealth berhasil membukukan GWP Rp 1,40 triliun dan laba bersih (earning after taxes) sebesar Rp 202,72 miliar.
Selain meningkatkan jaringan provider, perseroan juga memfokuskan peningkatan pemasaran dan pelayanan berbasis teknologi informasi (TI). Sebab, jelas Iwan, pengembangan TI merupakan suatu hal yang sangat utama dalam menjalankan usaha.
Oleh karena itu, saat ini Inhealth memiliki website untuk sistem informasi jaringan obat (SIMO) dan costumer service online untuk penanganan klaim dari pemegang polis.
Mengenai pengembangan TI, Finance Director Inhealth Armenda memaparkan, Inhealth menganggarkan belanja modal (capital expendicture/Capex) untuk TI kurang dari Rp 1 miliar sepanjang tahun ini.
"Pada 2015, nilai investasi IT kami tidak terlalu besar, karena di bawah Rp 1 miliar. Untuk TI, kami mengembangkan sendiri," ujarnya. sumber: http://www.beritasatu.com

No comments:

Post a Comment