Sunday, March 17, 2013

Yang Sakit yang Melarat!!


Sudah lama sebenarnya ingin menulis tentang hal ini, tapi baru tadi kemauan itu ada setelah kuliah dan bapak dosennya menyinggung sedikit tentang hal ini.

Sebagaimana kita ketahui bahwa di rumah sakit maupun di puskesmas ada yang dinamakan JAMKESDA, JAMKESMAS dan ASKES. Tapi disini saya sedikit membahas tentang JAMKESDA itu sendiri. Setahu saya JAMKESDA atau jaminan kesehatan daerah merupakan suatu program bagi orang-orang yang kurang mampu agar tidak pusing lagi apabila ingin berobat tapi tidak punya uang untuk berobat. Ke PUSKESMAS tinggal bawa KTP saja. Sedangkan kalau ke Rumah sakit membawa surat rujukan, KTP dan Kartu keluarga.

Banyak juga keluarga yang dibilang mampu masih menggunakan JAMKESDA untuk berobat dikarena kepengurusannya yang mudah dan lumayan untuk mengirit pembayaran rumah sakit dan pembelian obat.

Sering saya lihat di televisi-televisi dimana rumah sakit berdemo karena tidak dibayar oleh pemerintah menyangkut JAMKESDA itu sendiri. Bahkan dikota saya pun pernah terjadi hal demikian.

Yang membuat saya sedikit miris, mungkin dikarenakan kelak saya juga akan terjun ke bidang tersebut, yaitu kurangnya pelayan bagi pasien JAMKESDA. Mengapa pelayan tersebut kurang?

Beberapa pengalaman yang saya lihat sendiri selama menemani ibunda saya di rumah sakit pada waktu melahirkan adik saya yang terakhir yaitu:

1. Seorang pasien yang habis operasi cesar, merupakan pasien JAMKESDA dimana berkasnya tidak lengkap, sehingga pada saat dilengkapi, muncullah kata-kata dari bidan yang mengurus administrasi “kau tukar kartu keluarga robek-robek dengan uang jutaan biaya operasimu? Sungguh miris saya mendengarnya.

2. Ketika seorang pasien JAMKESDA yang masih diruang pemulihan bersalin, meinta penjaganya untuk memanggil perawat karena pasien tersebut merasa ada yang sakit di bagian kateternya. perawat jaga berkata, “tidak apa-apa ji itu, tolong jangan selalu panggil-panggil karena saya sedang sibuk” jadi untuk apa mereka dirumah sakit kalau tidak untuk mendapatkan pelayanan agar mereka lebih cepat sehat.


Dan masih banyak lagi cerita-cerita pasien jamkesda di rumah sakit. Yang sedikit menunjukkan kurangnya pelayan kepada “si miskin”. Berbagai perlakuan yang tidak menyenangkan yang diterima pasien, namun mereka juga harus menerima dibandingkan sakit, mending sakit hati. Yaaa.. seperti sebuah judul buku “orang miskin dilarang sakit”

Jika dibandingkan dengan orang-orang kelas VVIP, VIP, kelas I. sangat-sangat berbeda. Mengapa hal itu terjadi? Mungkin karena mereka mebayar lebih untuk mendapat pelayanan lebih juga.

Karena pasien ke rumah sakit untuk sembuh bukan untuk membawa penyakit baru pulang kerumah mereka.

Setidaknya kita berusaha memberi pelayanan kepada mereka yang membutuhkan dengan tulus. Tapi saya mengerti, teori itu gampang tapi pengaplikasiannya yang susah. Sehingga dari mahasiswa, mahasiswa kesehatan khususnya harus selalu ditekankan tentang pelayanan.

 Ika Merdekawati, http://lifestyle.kompasiana.com

No comments:

Post a Comment