Sunday, March 17, 2013

Askes Benahi Sistem Rujukan KJS


PT Askes yang ditunjuk oleh Pemrov DKI Jakarta untuk membantu mengelola sistem Kartu Jakarta Sehat (KJS) berjanji akan melakukan pembenahan dalam sistem rujukan layanan kesehatan.

Membludaknya pasien KJS yang minta diobati di rumah sakit (RS) dinilai tidak benar dan perlu segera dibenahi.

"Sekarang di DKI semua pasien diobati di RS rujukan tertinggi (top referral hospital), seperti RSCM (RS Cipto Mangunkusumo). Akibatnya terjadi penumpukan pasien di sana," ujar Dirut PT Askes Fachmi Idris, di Jakarta, Rabu (13/3/2013).

Menurut Fachmi, penumpukan pasien di RSCM sebetulnya tidak perlu terjadi kalau sistem rujukan kesehatan berjenjang berjalan dengan baik.
Dia mengatakan, RS top referral seyogianya hanya untuk melayani penyakit rujukan khusus dengan tenaga dokter subspesialis.

Pasien dengan penyakit ringan cukup diobati di sarana kesehatan primer, seperti puskesmas. Bila puskesmas tidak bisa melayani, maka puskesmas bisa merujuk ke layanan kesehatan sekunder (layanan kesehatan tingkat II), yaitu RS yang memberikan layanan spesialis/subspesialis terbatas.

Menurut standar Badan Kesehatan Dunia, WHO, idealnya dari rata-rata 1.000 warga yang sakit, hanya 1 yang masuk RS top refefferal seperti RSCM.

Berkaca dari hal itu, PT Askes berjanji akan membantu Pemrov DKI Jakarta untuk memerkuat sarana layanan kesehatan primer. "Bantuan yang kita berikan khususnya pada layanan teknologi komunikasi," ujarnya.

Sedangkan untuk layanan di RS, perseroan akan membantu menyosialisasikan sistem Ina-CBG's (Indonesia Case Base Group’s), atau sistem pembiayaan layanan kesehatan berbentuk paket berdasarkan diagnosa.

Sebelumnya Pemrov DKI Jakarta dan PT Askes telah meneken nota kesepahaman pengelolaan KJS pada awal Maret lalu.

DKI Jakarta merupakan salah satu wilayah selain Nanggroe Aceh Darusalam dan Gorontalo yang terpilih sebagai wilayah uji coba Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, yang akan dimulai pada Juni 2013 nanti.

Menurut Fachmi, penerapan KJS akan menjadi masukan atau cetak biru bagi PT Askes yang akan menjadi BPJS Kesehatan pada Januari 2014 nanti.

Dalam uji coba BPJS di DKI, Fachmi juga akan melihat berapa besaran iur premi ideal bagi kepesertaan BPJS. Pada KJS, iur premi yang dipatok adalah Rp23 ribu per orang per bulan.

Sedanngkan dalam pelaksanaan BPJS Kesehatan di 2014 nanti, Kementerian Keuangan mengusulkan iur premi bagi kelompok Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah Rp15 ribu per bulan per orang. PBI adalah kelompok masyarakat miskin yang iuran preminya dibayari pemerintah.

"Kita akan lihat nanti, mana iur premi yang paling ideal dari hasil simulasi selama enam bulan yang dilakukan di DKI Jakarta," tuturnya.

Saat ini jumlah sasaran warga dalam program KJS adalah 4,7 juta jiwa, yang terdiri dari 1,2 juta jiwa peserta Jamkesmas, dan sisanya sebanyak 3,5 juta jiwa penduduk DKI Jakarta lainnya.

Dengan perhitungan premi per member per month (PMPM) Rp23 ribu, dan total anggaran kesehatan tahun ini sebesar Rp1,2 triliun.

No comments:

Post a Comment