Friday, May 31, 2013

Santunan dari Jasa Raharja Jadi Rumah



Wajah Mudjiasih (44) masih menampakan kesedihan. Betapa tidak! Suami tercinta Didik Sudiono (45) telah meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas di jalan lintas Kalimantan di kilometer dua, Palangka Raya, 11 Januari 2013 lalu.

    Siang itu, Didik yang lagi mendapatkan proyek mengerjakan pembangunan rumah, akan pulang untuk makan siang. Namun, tiba-tiba dari arah berlawanan meluncur kencang sebuah mobil pick-up. Didik tidak mampu mengendalikan kendaraannya. Tabrakan pun tak dapat dihindarkan. Didik tewas di tempat kejadian.

    Dampak dari peristiwa ini sangat memilukan. Mudjiasih praktis tak bisa lagi mengandalkan nafkah Didik yang menopangnya bersama ketiga anak-anaknya. Kini Mudjiasih pun terpaksa menjanda. Demikian pula tiga anak-anaknya kini menjadi yatim.

    "Bapak itu kerjanya serabutan. Apa saja bisa dikerjakan. Kebetulan waktu itu dia diajak temannya membangun rumah. Ternyata, pekerjaan belum selesai, Bapak sudah meninggal dunia," kata Mudjiasih, ketika ditemui wartawan Pokja Jasa Raharja, di kediamannya, di Kinibalu gang Damai, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jaken Raya, Palangka Raya, pekan lalu.

    Kasus Didik ini hanya contoh kecil dari sebuah penderitaan yang sesungguhnya dialami oleh ribuan bahkan puluhan ribu korban lalulintas dan keluarganya tiap tahun di negeri ini.

    Tidak kurang dari seminggu setelah Didik dinyatakan meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, Jasa Raharja Cabang Kalimantan Tengah menyerahkan santunan Rp 25 juta kepada Mudjiasih. Mudjiasih sendiri tak menyangka perhatian Jasa Raharja Cabang Kalteng begitu besar dan cepat.

    Uang santunan dari Jasa Raharja ini, atas kesepakatan keluarga digunakan untuk membangun rumah. Selama ini Mudjiasih bersama tiga anaknya masih mengontrak rumah yang perbulannya Rp 750. 000. "Rumah ini akan menjadi kenang-kanangan saya dengan almarhum suami. Santunan itu telah menjadi rumah meskipun belum seluruhnya jadi," katanya lirih.

    Kepala Jasa Raharja Cabang Kalimantan Tengah Tjatoer Mulya Atmadja mengemukakan, itulah salah satu misi Jasa Raharja yang paling menonjol yang diketahui publik. Menjadi tumpuan harapan korban atau keluarga korban kecelakaan lalu lintas.

    Menurut Tjatoer, PT Jasa Raharja Cabang Kalteng akan mengintensifkan sosialisasi mengenai keselamatan bertransportasi serta tugas pokok dan fungsi perusahaan kepada masyarakat hingga ke pelosok desa.

    "Kegiatan sosialisasi harus ditingkatkan karena hanya segelintir masyarakat yang mengetahui eksistensi Jasa Raharja," katanya, saat menerima kunjungan wartawan Pokja Jasa Raharja di Palangka Raya, akhir pekan lalu.

    Sosialisasi keselamatan bertransportasi ini akan diutamakan di daerah yang rawan kecelakaan di wilayah Kalteng.

    Masalah sosialisasi, menurut Tjatoer, menjadi penting mengingat korban kecelakaan lalu lintas menjadi fenomena yang menakutkan. Apalagi jumlah korban kecelakaan lalu lintas juga terus naik.

    Puluhan ribu nyawa melayang setiap tahunnya di seluruh Indonesia. Bahkan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama kematian usia muda (10-24 tahun). Tjatoer Mulya Atmadja juga mengemukakan selain sosialisasi, Jasa Raharja juga menggelar dialog publik dengan para mahasiswa. Dialog publik ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran Jasa Raharja dalam rangka mendukung kegiatan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas, serta menurunkan tingkat fatalitas korban.

    Selain itu, agar masyarakat mengetahui eksistensi Jasa Raharja. Bahwa selain memberikan perlindungan dasar kepada korban kecelakaan lalu lintas sesuai UU No 33 dan 34 Tahun 1964, juncto PP No 17 dan 18 Tahun 1965, juga berperan serta dalam upaya pencegahan kecelakaan lalu lintas.

    "Dialog publik cukup efektif menekan membangun kesadaran masyarakat untuk lebih beretika dalam berlalu lintas. Terbukti angka kecelakaan lalu lintas mengalami penurunan signifikan. Ini artinya, ketaatan masyarakat terhadap aturan lalu lintas yang berlaku semakin meningkat. Kami berharap para mahasiswa menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas," ucapnya Tjatoer juga mengemukakan bahwa dialog publik dengan para mahasiswa itu menjadi penting untuk memeroleh masukan positif bagi perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan Jasa Raharja di masa mendatang.

    Direktur lalu lintas (Dirlantas) Polda Kalimantan Tengah Kombes Tomex Kurniawan mengungkapkan angka kecelakaan lalulintas di Provinsi yang juga disebut Bumi Tambun Bungai itu terus mengalami peningkatan sejak tahun 2010 hingga tahun 2012.

    Pada tahun 2012 kecelakaan lalu lintas di Kalteng mencapai 360 kasus. 70 sampai 80 persen kecelakan tersebut terjadi pada kendaraan roda dua yang memang didesain kurang melindungi pengendara maupun penumpangnya.

    "Lebih memprihatinkan adalah kecelakaan itu mayoritas terjadi pada orang-orang yang usia muda dan masih sangat produktif," katanya.

    Dirlantas Polda Kalteng itu juga mensesalkan kurangnya perhatian dan dukungan dari keluarga yang terkesan membiarkan bahkan tidak mendidik anak-anaknya agar tertib berlalu lintas. Ia mengatakan aparat banyak menemukan anak-anak belum cukup umur mengendarai kendaraan roda dua maupun empat di jalan raya yang padat kendaraan.

    "Bukan melarang orangtua memberikan kendaraan kepada anak-anaknya tapi harus diikuti juga dengan mendidik cara berlalu lintas yang baik dan benar agar terhindar dari kecelakaan," katanya.

No comments:

Post a Comment