Sunday, August 4, 2013

Pemanfaatan Jampersal Belum Optimal

Pemanfaatan program Jaminan Persalinan (Jampersal) gratis dinilai belum optimal. Hal itu ditandai dengan masih tingginya proses persalinan yang dilakukan di rumah tanpa ditangani oleh tenaga medis terlatih.

"Banyak masyarakat belum paham soal Jampersal. Masih banyak persalinan dilakukan di rumah. Padahal biaya persalinan dengan petugas kesehatan sudah ditanggung," ujar Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti usai acara Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Kementerian Kesehatan RI dengan Media Group (Metro TV dan Media Indonesia) , di Jakarta, Senin (29/7).

Jampersal adalah program jaminan pembiayaan persalinan meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas (42 hari pascapersalinan), pelayanan bayi baru lahir dan pelayanan KB. Salah satu program unggulan pemerintah ini dirilis sejak 2011 dengan tujuan untuk mencapai target pembangunan milenium (MDG's), khususnya pada upaya penurunan tingkat angka kematian ibu (AKI).

Saat ini, AKI di Indonesia tergolong cukup tinggi, yakni 228 per 100 ribu kelahiran hidup. Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat AKI terbanyak ke-3 di kawasan negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara. Mayoritas kasus kematian ibu disebabkan oleh komplikasi kehamilan akibat prosesnya tanpa didampingi petugas medis.

Hadirnya Jampersal sejatinya membuat akses persalinan dengan didampingi petugas medis semakin terbuka. Namun sayangnya, kata Ghufron, belum semua masyarakat memanfaatkan program ini.

Saat ini 70% persalinan diperkirakan masih dilakukan tanpa petugas medis. Selain itu resapan anggaran pelaksanaan Jampersal juga baru mencapai 50%. Padahal alokasi Jampersal dari APBN terus meningkat pada setiap tahunya, yakni Rp922 miliar pada 2011, dan Rp1,5 triliun pada 2012 dan 2013.

Selain pemanfaatan yang rendah, Ghufron juga mengungkapkan bahwa target peserta Jampersal untuk ber-KB minimal 76% dari peserta juga masih jauh dari harapan. Saat ini diperkirakan peserta jampersal yang ikut ber-KB di bawah 30%. Padahal dengan pengaturan kehamilan bakal berdampak besar pada upaya penurunan kematian ibu.


Berkaca dari hal itu, Ghufron mengatakan, pihaknya bakal kembali menggenjot sosialisasi program Jampersal ke masyarakat. Oleh sebab itu, Ghufron meminta bantuan media massa untuk menyebarkan hal ini ke masyarakat. (www.metrotvnews.com)

No comments:

Post a Comment