Fenomena bisnis makam modern yang mewah dewasa
ini, seperti Al Azhar Memorial Garden di Karawang, disayangkan para
ulama. Menurut anggota Syariah Pengurus Besar NU, Ahmad Bagja,
pembangunan makam Islam tidak dianjurkan secara mewah, karena hal itu
dikhawatirkan akan membuat syirik terhadap seseorang.
“Islam sendiri hanya menganjurkan makam itu diberi tanda dengan nisan
yang di dalamnya ada nama dan tanggal. Tidak mengharuskan mewah seperti
memakai marmer atau ditinggikan. Saya heran dari mana dalilnya,” kata
Ahmad Bagja kepada Harian Terbit, di Jakarta, Kamis (26/9).
Daripada untuk bermewah-mewah, katanya, lebih baik uang tersebut
dijadikan sedeqah saja. Hal itu akan bermanfaat banyak dan memberikan
ketenangan kepada almarhum. “Tujuan adanya makam itu kan untuk
mengingatkan kepada yang masih hidup. Mereka akan mengalami hal yang
sama, karena setiap yang berjiwa itu akan mengalami kematian,” kata
Bagja.
Ia menambahkan, apabila sebuah makan kelihatan mewah, orang yang
melihatnya kemudian tidak menjadi takut mati. Tujuannya makam itu adalah
agar seseorang selalu ingat kepada penciptanya, tapi makan jangan
sampai dijadikan ajang rekreasi.
“Untuk itu, yang berwenang untuk mengingatkan atau member teguran
adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam hal ini MUI bisa memberikan
fatwa mengenai makam secara Islami kepada masyarakat luas,” kata Bagja
saat ditanya, tak hanya kompleks Al Azhar Memorial Garden di Karawang
yang berpenampilan mewah, di tempat-tempat pemakaman umum juga banyak
warga yang membuat kuburan permanen dengan dinding tinggi, dan
memolesnya secantik mungkin.
Perselisihan Pipik, isteri almarhum ustad Jeffry Al Buchori alias Uje
dengan keluarga besar almarhum seperti diberitakan media, juga terkait
dengan kuburan Uje. Dikhabarkan, Pipik meminta bangunan permanen makam
Uje dibongkar.
Pimpinan Pondok Pesantren Assidiqiyah, KH Nur Iskandar, juga
mengingatkan, tidak ada aturan untuk memewahkan makam orang Islam.
Apalagi makan itu ada ada pohon-pohon, rumput mahal dan aliran air yang
mengalir di dekatnya, seolah seperti di surga. “Kita kan belum tahu
seperti apa surga itu. Jadinya tidak usah makam itu mewah seperti surga
itu,” tegasnya.
Menurut Nur Iskandar, makam Islami itu sangat sederhana sekali, tidak
perlu memakai makam marmer apalagi ditulis menggunakan tinta emas. “Itu
sangat berlebihan.”
Seperti diketahui, Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, melihat potensi
mengembangkan makam khusus untuk umat muslim. Lembaga yang banyak
berkecimpung di dunia pendidikan ini mempersiapkannya sejak beberapa
tahun silam. Idenya berasal dari keprihatinan sulitnya mencari lahan
makam yang nyaman dan senapas dengan ajaran agama.
Pihak yayasan menyiapkan dana sekitar Rp 200 milyar untuk membangun
“Al-Azhar Memorial Garden”, begitu nama kompleks makam yang terletak di
dekat pinggir jalan tol Jakarta-Cikampek Kilometer 52 itu. “Namun itu
baru untuk membangun konstruksinya,” kata Rachmat Effendi, salah satu
Direktur Al-Azhar Memorial Garden.
Dari lahan seluas 25 hektare, akan dibuat sekitar 30.000 lubang
makam. Ada tiga model yang ditawarkan: single, double, dan family.
Tarifnya untuk tipe single yang berdimensi 1,5 x 3 meter adalah Rp
21.903.750, tipe double dengan luas 1,5 x 3,9 meter seharga Rp 72,7
juta. Sedangkan tipe family yang berisi empat makam seluas 7,5 x 3,5
meter seharga Rp 200 juta.(www.harianterbit.com)
No comments:
Post a Comment