Monday, February 24, 2014

Bedah Jantung Perdana Gratis

Tak Perlu Lagi Keluar Pulau, Sekali Operasi Rp 130 Juta





BIKIN SEJARAH: Sejumlah tamu menyaksikan proses operasi jantung perdana dari layar di Ballroom Rembulan, RSUD AW Sjahranie, Samarinda, kemarin. Operasi digelar di Instalasi Bedah Sentral Lantai 3 Ruan
 
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS), Samarinda, berhasil bikin sejarah. Pertama kalinya di Kalimantan, rumah sakit pelat merah ini melakukan operasi jantung koroner. Operasi sekira empat jam ini berlangsung lancar. Usai operasi, kondisi pasien juga membaik, sesuai dengan perkiraan dokter anestesi.
 
Operasi dimulai sekira pukul 07.30 dengan tindakan induksi anestesi, dilanjutkan proses pembedahan dan pukul 11.30 Wita, operasi selesai dan pasien dibawa ke ruang perawatan. “Dengan lancarnya operasi ini, Samarinda siap mengadakan operasi jantung lainnya,” kata Kepala Tim Bedah Jantung RS Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta, dr Tri Wisesa Soetisna, SpB, SpBTKV, MARS, kepada Kaltim Post, kemarin.
 
Diketahui, dalam operasi di RSUD AWS dilakukan tim dokter rumah sakit itu bekerja sama dengan tim dokter RS Jantung Harapan Kita. Operasi jantung koroner atau operasi by pass merupakan operasi untuk pasien dengan gangguan penyempitan pembuluh darah pada arteri koronaria jantung. Operasi ini ditangani oleh tim dokter ahli bedah jantung, ahli jantung, anestesi khusus bedah jantung, dan ahli rehabilitasi medis jantung.
 
Untuk informasi, dari data Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim pada 2013, jantung koroner menempati urutan ke-6 terbanyak penyakit tidak menular untuk kasus lama (lebih dua kali kunjungan). Dengan jumlah pasien mencapai 459 dan angka kematian sebanyak 20 orang. Tri Wisesa menjelaskan, prosedur operasi yang dilakukan kemarin sesuai dengan yang biasa digelar di RS Harapan Kita.
 
”Tata ruang dan peralatan sama persis dengan standar RS Harapan Kita,” ucapnya. Peralatan yang dibutuhkan di antaranya, mesin pintas jantung paru (Cardiopulmonary Bypass) atau CPB, mesin anestesi untuk yang sesuai standar untuk operasi jantung. Ada juga instrumen penunjang untuk operasi bedah jantung dasar, koroner, dan penggantian katup juga sudah tersedia.
 
“Diharapkan dengan kelengkapan peralatan di RSUD AWS, masyarakat Kaltim tidak perlu lagi datang ke Jakarta atau keluar negeri untuk menjalani operasi jantung, “ ujarnya. Namun untuk operasi pertama di RSUD AWS ini memerlukan tindakan khusus. Karena terjadi pengapuran pada saluran pembuluh darah pasien, yang menyebabkan buntu atau tertutup.
 
Sehingga diperlukan teknik khusus untuk mengatasi sumbatan, yaitu dengan Endarterectomy atau pencabutan sumbatan. “Dibutuhkan pengalaman dan jam terbang yang tinggi agar dapat melakukan teknik ini,” jelasnya. Pascaoperasi, kata dia, pasien harus melalui perawatan tujuh hari dengan bantuan rehabilitasi medis oleh ahli fisioterapi.
 
Setelah itu, untuk beberapa waktu, pasien belum boleh melakukan aktivitas yang berat, misalnya menyetir mobil, dikhawatirkan kondisi bekas operasi bisa terjadi pendarahan. “Perlu waktu sekira empat sampai lima bulan, agar pasien benar-benar bisa beraktivitas,” jelasnya. Waktu pemulihan tersebut berlaku untuk kondisi jantung yang baik praoperasi.
 
Kondisi jantung yang kurang baik, waktu pemulihan bisa lebih lama lagi. Pengukuran dilakukan menggunakan alat pompa jantung praoperasi. Ditambahkan dr Iwan Dakota SpJP, operasi jantung ini berbeda dengan operasi umumnya. Operasi harus menghentikan sementara kerja jantung untuk memompa darah. Kerja jantung sementara digantikan ke mesin CPB atau mesin pintas jantung paru.
 
“Saat operasi tadi (kemarin) lama waktu pemindahan fungsi jantung ke mesin CPB sekira satu setengah jam,” tambah dr Iwan yang merupakan salah satu tim dokter. Operasi perdana kemarin dilakukan pada pria berusia 51 tahun yang didiagnosis mengalami jantung koroner dengan fungsi jantung 70 persen. Pasien ini dipilih karena kondisi otot jantung belum rusak sehingga kemungkinan berhasilnya besar.
 
Saat operasi usai dan keluar ruang bedah, pasien mulai sadar. Kata dr Sjamsul Hadi, SpAn, ini merupakan kondisi yang normal sesuai dengan prediksi dari dokter anestesi. “Kami menggunakan obat dengan kualitas yang baik dan proses operasi yang lancar membuat semua proses berjalan sesuai dengan yang diharapkan,” katanya.
 
TANPA BIAYA
 
Terpisah, Direktur RSUD AWS, Samarinda, dr Rachim Dinata Marsidi, SpB, M Kes, mengatakan operasi ini gratis. Biaya dibebankan dari Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) dan rumah sakit. Ke depannya diharapkan BPJS bisa menyesuaikan tarif dengan RS AW Sjahranie. “Sehingga pasien yang benar-benar tidak mampu bisa melakukan operasi secara gratis juga,” tambahnya.
 
Kata dia, informasi yang diperoleh dari pihak RS Jantung Harapan Kita, biaya yang diperlukan untuk operasi jantung koroner sekira Rp 130 juta. “Biaya tersebut termasuk unit cost, obat-obatan dan biaya perawatan,” ujar pria ini. Sebagai informasi, sebagai rumah sakit pusat jantung nasional, RS Harapan Kita berkewajiban membantu rumah sakit di Indonesia agar dapat melakukan operasi pembedahan jantung di daerah.
 
Pada 2007 rumah sakit ini ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan untuk menjadi pusat jantung nasional. Hingga saat ini, RS Harapan Kita telah membina 16 rumah sakit agar dapat menangani penyakit jantung, dan 10 di antaranya sudah bisa melakukan pembedahan secara terpadu. “Nantinya dokter dari RS Harapan Kita akan terus memandu operasi pembedahan (di RS AWS), kurang lebih satu tahun. Baru perlahan-lahan akan dilepas sehingga bisa menjadi rumah sakit yang mandiri,” kata dr Tri.(www.kaltimpost.co.id)

No comments:

Post a Comment