Sunday, April 20, 2014

Pertolongan yang Kekal

Abu Abdirrahman Muhamad bin al-Husain al-Sulami mengisahkan bahwa dirinya mendengar al-Malini al-Shufi berkata, "Aku datang menemui Tahiyyah[1] untuk berziarah padanya, lalu aku mendengar dari dalam rumah, dia berkata dalam munajatnya, Wahai Yang mencintaiku dan aku mencintai-Nya."
Lalu al-Malini masuk dan memberi salam padanya. Al-Malini mengucap, "Wahai Tahiyyah, mungkin memang benar kau mencintai Allah SWT lalu dari mana kau tahu bahwa Dia mencintaimu?" Dia menjawab, "Ya, aku pernah berada di daerah Nubah, kedua orang-tuanya beragama Nasrani. Ibuku membawaku ke gereja dan meletakkanku di depan salib dan berkata, Ciumlah salib itu. Tiba-tiba aku merasa gundah karenanya. Lalu aku melihat telapak tangan keluar dan mendorong wajahku sampai aku tidak bisa menciumnya. Dari situ aku tahu bahwa pertolongan-Nya padaku kekal."

Teman Orang yang Terasing
Muhamad bin al-Mubarak al-Shuri berkata, "Ketika aku berkeliling di pegunungan Baitul Maqdis, tiba-tiba aku melihat seorang yang tergelincir dari gunung. Ternyata itu seorang wanita yang memakai pakaian dari bulu domba dan kerudung dari bulu domba. Aku memberi salam kepadanya, tetapi dia menolak. Dia bertanya, "Dari mana kau datang?" Muhamad menjawab, "Aku orang asing." Dia mengucap, "Subhanallah, apakah kau merasakan kesendirian bersama Tuhanmu sedangkan Dia adalah teman bagi orang yang terasing dan Dia berbicara dengan orang-orang miskin?" Lalu Muhamad menangis. Dia bertanya, "Kau menangisi apa? Secepat itukah kau temukan obat?" Muhamad menjawab, "Bagaimana orang yang sakit tidak menangis jika dia menemukan kesembuhan?" Dia berkata, "Tidak." Muhamad bertanya lagi, "Kenapa?" Dia menjawab, "Karena seorang yang membantu hati tidak lebih Dia sukai daripada tangisan dan orang yang membantu tangisan tidak lebih Dia sukai daripada isak dan tangis." Muhamad memohon, "Ajari aku, aku melihatmu sangat bijak." Lalu dia bertutur:
Duniamu adalah kelengahan, maka jauhilah
Karena dunia itu kendaraan nafsu
Orang-orang yang jahil darinya tidak mencapai
Tujuannnya, nafsunya akan hilang
Jangan kau kendarai kejahatan. Jauhilah
Karena itu perbuatan keji yang buruk
Kerjakanlah kebaikan, kau akan dibimbing
Karena Dia Maha Luas rahmat-Nya.
Muhamad memoohon lagi, "Tambahkanlah." Dia berkata, "Cintailah Tuhanmu karena kau rindu bertemu dengan-Nya, lantaran Dia memiliki satu hari di mana Dia akan muncul pada para wali-Nya."

Zahra’ al-Walihah
Muhamad bin Salamah berkisah bahwa dirinya mendengar Dzunun al-Mishri berkata, "Ketika aku berada di sebagian lembah Baitul Maqdis, aku mendengar suara, ‘Wahai yang memiliki tangan yang tidak terhitung, wahai yang memiliki pemberian dan kekekalan, hiasilah mata hatiku dari debu di kebun kekuasaan-Mu, jadikanlah keingananku terhubung dengan kelembutan-Mu. Wahai yang Maha Lembut, lindungi aku dari jalan orang-orang yang bingung dengan kebesaran-Mu. Wahai Yang Maha Pengasih, jadikan aku pembantu dan pencari-Mu dalam segalam keadaan, jadilah temanku. Wahai Yang Menyinari hatiku dan puncak permintaanku’."
Dzunun mencari suara itu sampai menemukan asalnya. Ternyata itu adalah suara seorang wanita  seperti kayu terbakar. Dia memakai pakaian dari bulu dan kerudung hitam dari bulu. Kesungguhan telah menyusahkannya, kesedihan telah membinasakannya dan cinta telah meluluhkan dan membunuhnya. Dzunun menyapa, "Assalamu'alaik." Dia menjawab, "Wa'alaikassalâm, Dzunun. Lâ lâha illallah, bagaimana kau tahu namaku, sedangkan kau belum pernah melihatku?" Katanya kemudian, "Kekasih telah menyingkap rahasiaku, lalu Dia mengangkat hijab dari hatiku, dan Dia memberitahu namamu padaku."
Dzunun mengucap, "Kembalilah ke munajatmu." Lalu dia berkata, "Aku memohon padamu wahai Yang memiliki Keagungan, singkirkan keburukan yang aku temukan dariku, aku merasa kesepian dalam hidup.” Kemudian dia meninggal dunia. Tinggallah Dzunun kebingungan dan berpikir. Lalu datang seorang wanita tua seperti al-Walihah. Dzunun melihatnya, kemudian wanita tua itu menyapa, "Segala puji bagi Allah yang telah memuliakannya." Dzunun bertanya, "Siapa ini?" Dia menjawab, "Apakah kau belum pernah mendengar Zahra' al-Walihah? Inilah anakku, sejak 20 tahun lalu orang-orang menyangka dia gila, padahal yang dikatakannya adalah kerinduan pada Tuhannya."

Aku Memberinya karena Allah SWT
Dituturkan oleh Muhamad bin Ibrahim al-Akhram, "Aku pergi ke Mesir dan aku berada di pantai. Lalu aku melihat seorang wanita keluar dari daratan.” Muhamad bertanya, "Mau ke mana kau?" Dia menjawab, "Ke tempat ibadah, anakku ada di sana." Lantas Muhamad berjalan bersamanya dan Muhamad mendengar suara dari dalam tempat ibadah itu:
Dia rindu dan tidak memiliki tempat tinggal
Dia pergi dan dia tidak dimiliki malu
Teman hatinya malam yang panjang
Bersenang-senang dengannya dan terasing oleh siang
Dia menunaikan keingian dan menggunakan ilmu
Keinginannya beribadah dan lari
Ketahuilah, sabarlah atas duniamu
Semua urusannya ada pelajaran
Muhamad bertanya, "Sejak kapan anakmu berada di sini?" Dia menjawab, "Sejak aku memberikannya pada-Nya dan Dia menerimanya dariku."



[1]Tahiyyah al-Nubiyah, seorang wanita ahli ibadah dari Mesir.

No comments:

Post a Comment