Kanker telah menjadi masalah kesehatan utama, baik di masyarakat Indonesia maupun di dunia. Menurut data lembaga PBB di bidang kesehatan, WHO, insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus pada tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang pada tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012.
Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Nila Moeloek mengatakan, salah satu penyebab tingginya angka kasus kanker di Indonesia karena penyakit ini tidak cepat terdeteksi. Pada stadium awal, kanker memang tidak menimbulkan gejala atau keluhan sama sekali. Penyakit ini umumnya baru disadari ketika sudah masuk stadium lanjut.
“Kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini juga masih rendah. Padahal, bila ditemukan lebih dini, tingkat kesembuhannya akan lebih tinggi dan biaya pengobatannya pun jauh lebih murah,” kata Nila Moeloek di kantor YKI Pusat di Jakarta, baru-baru ini.
Meski telah menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit kardiovaskular, bukan berarti kanker tidak dapat dicegah. Berikut ini tips mencegah kanker sejak dini yang disampaikan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL) Kementerian Kesehatan RI.
1. Pilih makanan atau asupan gizi yang tepat
Caranya dengan memperbanyak konsumsi hasil tanaman, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan juga karbohidrat. Karena zat phytochemical yang terkandung dalam tanaman terbukti dapat mencegah dan mempersulit pertumbuhan sel kanker dalam tubuh. Batasi pula konsumsi daging merah seperti daging sapi atau kerbau, kambing, dan lain-lain. Sebaiknya pilih makan ikan atau daging ayam yang tak berlemak, dan protein dari kacang-kacangan seperti tempe, tahu, dan lain-lain.
Caranya dengan memperbanyak konsumsi hasil tanaman, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan juga karbohidrat. Karena zat phytochemical yang terkandung dalam tanaman terbukti dapat mencegah dan mempersulit pertumbuhan sel kanker dalam tubuh. Batasi pula konsumsi daging merah seperti daging sapi atau kerbau, kambing, dan lain-lain. Sebaiknya pilih makan ikan atau daging ayam yang tak berlemak, dan protein dari kacang-kacangan seperti tempe, tahu, dan lain-lain.
2. Olahraga secara teratur
Maksudnya adalah melakukan kegiatan fisik yang melibatkan gerakan-gerakan otot. Ada baiknya melakukan kegiatan fisik secara teratur selama 30 menit setiap harinya, kemudian bisa ditingkatkan waktunya secara bertahap 60 menit per harinya.
Maksudnya adalah melakukan kegiatan fisik yang melibatkan gerakan-gerakan otot. Ada baiknya melakukan kegiatan fisik secara teratur selama 30 menit setiap harinya, kemudian bisa ditingkatkan waktunya secara bertahap 60 menit per harinya.
3. Diet yang tepat dan seimbang
Berat badan yang berlebihan akan meningkatkan risiko kanker. Jadi, usahakan untuk memiliki berat badan ideal. Para ilmuwan telah menemukan bukti, lemak yang berlebih merupakan penyebab kanker usus, kanker payudara, kanker oesophagus, kanker pankreas, kanker rahim, dan kanker ginjal. Karena itu, hindari makanan yang mengandung lemak lebih dari 10 persen dan baca label informasi nutrisi dalam kemasan makanan. Kurangi makanan yang diawetkan dengan garam, perbanyak minum air putih, jangan merokok, dan istirahat yang cukup. (sumber: http://www.beritasatu.com/)
Berat badan yang berlebihan akan meningkatkan risiko kanker. Jadi, usahakan untuk memiliki berat badan ideal. Para ilmuwan telah menemukan bukti, lemak yang berlebih merupakan penyebab kanker usus, kanker payudara, kanker oesophagus, kanker pankreas, kanker rahim, dan kanker ginjal. Karena itu, hindari makanan yang mengandung lemak lebih dari 10 persen dan baca label informasi nutrisi dalam kemasan makanan. Kurangi makanan yang diawetkan dengan garam, perbanyak minum air putih, jangan merokok, dan istirahat yang cukup. (sumber: http://www.beritasatu.com/)
No comments:
Post a Comment