Tuesday, August 26, 2014

Capaian Kinerja dan Prestasi Selama Dua Periode

* TUJUH


Sukses besar menuntut Anda memikul tanggung jawab ... Jika dianalisa, akhirnya ditemukan bahwa suatu kualitas yang dimiliki oleh semua orang sukses adalah kemampuannya dalam memikul tanggung jawab.
Michael Korda, Pimpinan Simon & Schuster

DESA GUNUNG PUTIH, Tanjung Palas, Juni 2014. Sebuah desa yang relatif tidak berbeda dengan desa-desa pada umumnya di Tanah Jawa. Ada Puskesmas dengan segenap tenaga medis yang siap melayani warga masyarakat. Ada bangunan buat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Beberapa rumah warga yang umumnya transmigran asal Jawa Timur tersebut dihiasi antena parabola. Jalan-jalan desa dengan sedikit pengaspalan dan sebagian semenisasi memudahkan mobilitas warga setempat. Anak-anak bermain riang gembira. Beberapa warga asyik bertani di sawah-sawah yang telah digarap sejak tahun 1970-an.
Sungguh sebuah kemajuan telah mewarnai Desa Gunung Putih. Warga desa telah menikmati hasil-hasil pembangunan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bulungan selama ini. Beberapa anak muda desa ini pun sempat mengenyam pendidikan tinggi berkat dorongan dari Bupati Bulungan Budiman Arifin.
Bila di pedesaan relatif menonjol hasil pembangunan yang dapat dirasakan oleh warga masyarakat, sedikit berbeda hal yang terasa di Tanjung Selor, ibukota Kabupaten Bulungan. Perkembangan kota ini terasa biasa saja. Bahkan, pinggiran Sungai Kayan yang kabarnya dijadikan tonggak pembangunan kota tampak pagar seng memanjang di sekitar dermaga Kayan. Sedikit melongok ke balik pagar seng, ternyata tampak hamparan taman kota yang belum selesai pengerjaannya. Minimal, itulah sedikit pertanda bahwa Bupati Budiman tidak pula melupakan pembangunan mempercantik ibukota kabupaten.
Memang, ujar tokoh masyarakat Dayak Bulungan Apoy Laing, selama kepemimpinan Bupati Budiman Arifin, pembangunan lebih banyak difokuskan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama mereka yang ada di wilayah pedesaan. “Beliau membangun dari desa. Dan sekarang hasilnya sudah banyak dirasakan oleh warga masyarakat di wilayah pedesaan,” terang Apoy.
Kesan ini pun dibenarkan oleh Bupati Budiman Arifin. Sejak memperoleh amanah memimpin Kabupaten Bulungan pada tahun 2005, dia langsung mensosialisasikan empat agenda pembangunan sesuai dengan visi dan misi sewaktu berkampanye pemilukada. Empat agenda tersebut kemudian dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bulungan Tahun 2005-2010 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 13 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bulungan 2005-2010. Keempat agenda tersebut adalah: (1) Meningkatkan pembangunan SDM yang berkualitas; (2) Meningkatkan pembangunan ekonomi dalam arti luas; (3) Mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur; dan (4) Menciptakan tata pemerintahan yang bersih, berwibawa dan demokratis.
Bupati Budiman Arifin terus intensif mensosialisasikan agenda-agenda tersebut kepada segenap aparatur dan warga masyarakat Bulungan. Hasilnya, lima bidang pembangunan yang dilaksanakannya dapat dirasakan dan menyentuh betul kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Dan, dia kembali memperoleh kepercayaan memimpin Bulungan untuk periode 2010-2015.
Di era periode kedua kepemimpinannya, Budiman kembali menegaskan dan menyempurnakan visi pembangunan yang diusungnya bersama Wakil Bupati Liet Ingai. Visinya: Mewujudkan Kabupaten Bulungan sebagai wilayah agroindustri utama yang berwawasan lingkungan, menuju masyarakat yang semakin berkualitas, adil dan sejahtera.
Untuk mewujudkan Visi tersebut, Bupati Budiman menggariskan beberapa Misi Pembangunan Kabupaten Bulungan, antara lain: (1) Mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa; (2) Mewujudkan percepatan Pembangunan wilayah terpencil dan tertinggal; (3) Mewujudkan Struktur ekonomi Pro Rakyat dengan konsep Pembangunan berkelanjutan; (4) Mewujudkan Pemenuhan Infrastruktur dasar untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat; (5) Mewujudkan masyarakat yang berkualitas; dan (6) Mewujudkan Peningkatan kualitas perlindungan sosial dan pengentasan kemiskinan.
Visi dan misi telah direntang. Bupati Budiman Arifin pun terus aktif mensosialisasikan agar segenap aparatur dan warga masyarakat tergerak dalam satu langkah Bersatu Membangun Bulungan. Dia menyadari bahwa visi, misi dan strategi pembangunan akan sekadar berupa macan kertas bila hanya menjadi retorika di masa-masa kampanye. Implementasi visi dan misi tersebut harus didukung secara penuh oleh seluruh kelompok kepentingan (stakeholders), baik kepentingan masyarakat, dunia usaha (private sector) maupun segenap jajaran aparatur Pemerintah Kabupaten Bulungan yang ada di eksekutif. Bahkan, dia tidak segan-segan mengajak para wakil rakyat di parlemen daerah dan jajaran yudikatif juga ikut memasyarakatkan visi-misi yang telah disepakati bersama. Dia ingin semua itu terwujud pada waktunya.
Sebagai kepala daerah, suami dari Ny. Chairiah ini berusaha merangkul semua komponen masyarakat di Kabupaten Bulungan –baik yang semula mendukung maupun tidak mendukung saat kompetisi pemilukada. Intinya, dia ingin membangun tim kerja yang kuat untuk membawa kemajuan dan kesejahteraan warga masyarakat Kabupaten Bulungan.
Dengan tim kerja yang kuat, dia berharap akan tercipta satu pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Giliran selanjutnya, pembangunan akan berjalan lancar dan kesejahteraan masyarakat meningkat.
Berikut garis besar kinerja, capaian pembangunan dan apresiasi yang telah diperoleh Pemerintah Kabupaten Bulungan di bawah kepemimpinan Bupati Budiman Arifin (2005-2010 dan 2010-2015).

A.   Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Pendidikan. Pendidikan formal merupakan suatu proses pendidikan yang berjenjang dari tingkat terendah Taman Kanak-kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT). Untuk menunjang keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan, pendidikan formal yang umumnya diselenggarakan sekolah-sekolah, tidak hanya yang dibawahi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tapi ada pula yang dibawahi oleh instansi selain Kemendikbud, seperti Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial dan Kementerian Pertanian. Sekolah-sekolah dari tingkat TK, SD, hingga SMU pada tahun 2012/2013 yang ada di Kabupaten Bulungan baik negeri maupun swasta terdiri dari 40 buah TK, 133 buah SD, 1 buah SLBN, 50 buah SMP, 15 buah SMU, dan 5 buah SMK. Jumlah tersebut termasuk Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah yang berada di bawah Kementerian Agama.
Program pemerintah daerah untuk meningkatkan taraf pendidikan dapat dilihat dari meningkatnya jumlah sekolah yang tersebar di 10 kecamatan di wilayah Kabupaten Bulungan. Untuk tingkat SD, tahun 2012/2013, terdapat 126 SD negeri dan 2 buah SD swasta. Sedangkan pada tingkat SMP, tahun 2012/2013, terdapat 43 buah SMP negeri dan 4 buah sekolah swasta. Pada tingkat SMU ada 9 buah sekolah negeri dan 4 buah sekolah swasta. Untuk tingkat SMK terdapat lima buah sekolah di mana sebanyak tiga buah sekolah di Kecamatan Tanjung Selor, satu buah di Tanjung Palas dan satu lagi di Tanjung Palas Utara.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dapat dilihat dari tingkat kelulusan siswa yang melaksanakan Ujian Akhir Nasional (UAN) yang mengikuti standar kelulusan yang telah ditentukan oleh Kemendikbud. Pada tahun ajaran 2012/2013, tingkat kelulusan untuk SD meningkat, 100% peserta dinyatakan lulus. Kemudian untuk tingkat SMP mencapai 99%. Dan tingkat SMU mencapai 100%.
Perbandingan atau rasio antara guru dan murid akan menggambarkan beban yang harus dihadapi oleh seorang guru dalam mengajar. Bila dilihat dari masing-masing tingkat/jenjang pendidikan, di tingkat SD setiap guru mengajar 12 orang murid, tingkat SMP rata-rata 9 orang, dan tingkat SMU rata-rata 11 orang.
Kesehatan dan KB. Pembangunan di bidang kesehatan, pada dasarnya bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah. Dengan meningkatnya pelayanan kesehatan, pemerintah berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya yang dilakukan antara lain menyediakan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang jumlahnya cukup memadai.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan dan RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo, pada tahun 2012 jumlah fasilitas kesehatan yang ada di wilayah Kabupaten Bulungan sebanyak 12 buah Puskesmas, 37 buah Puskesmas Pembantu, 15 buah Puskesmas Keliling, 170 buah Posyandu, 14 buah apotek dan 2 buah rumah bersalin. Untuk tenaga kesehatan terdapat 64 orang tenaga medis yang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis dan dokter gigi. Sedangkan untuk tenaga kesehatan yang lain terdapat 480 orang tenaga perawat dan bidan, 31 orang tenaga farmasi, 16 orang tenaga gizi, 14 orang tenaga sanitasi dan 16 orang tenaga kesehatan masyarakat.
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 berjumlah 21.478 PUS atau mengalami peningkatan sebanyak 318 PUS dibandingkan tahun 2011. Banyaknya peserta KB aktif tahun 2012 sebesar 70,65 persen dari PUS merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan program KB di Kabupaten Bulungan. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, akseptor KB aktif dari PUS pada 2012 mengalami penurunan. Penurunan jumlah peserta akseptor KB aktif sebesar 15.031 peserta dibandingkan tahun 2011 sebesar 15.192 peserta. Demikian pula dengan peserta akseptor KB baru mengalami penurunan dari 2.765 pada tahun 2011 menjadi 2.216 akseptor pada tahun 2012.
Ditinjau dari jenis alat kontrasepsi KB baru ternyata tidak mengalami perubahan dari thun 2011 di mana pada tahun 2012 alat kontrasepsi terbanyak yang digunakan masih alat kontrasepsi suntik. Alat kontrasepsi suntik dipakai akseptor KB baru sebesar 57,17 persen, diikuti alat kontrasepsi pil sebesar 29,37 persen, 4,11 persen kondom dan sebesar 6,37 persen susuk. Berbeda dengan penggunaan akseptor KB aktif, alat kontrasepsi suntik masih tetap yang terbanyak digunakan warga masyarakat di mana jumlahnya sebesar 42,61 persen dari 15.031 peserta pada tahun 2012.
Agama. Jumlah sarana ibadah yang ada di Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebanyak 7 (tujuh) sarana dari tahun sebelumnya. Sarana ibadah yang ada terdiri dari 120 masjid, 39 langgar, 74 musholla, 110 gereja, 1 vihara, 1 pura dan 1 klenteng.
Selain penyediaan fasilitas beribadah, pemerintah juga mengelola kegiatan ibadah lainnya seperti pelaksanaan ibadah haji. Untuk tahun 2012, jumlah jamaah haji yang berasal dari Kabupaten Bulungan adalah sebanyak 82 orang, yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya (sebanyak 100 orang).

B.    Pertanian Berkembang
Tanaman Pangan. Secara riil luas panen padi di Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 seluas 21.774 hektar yang terdiri dari 12.642 hektar padi sawah dan 9.132 hektar padi ladang. Angka ini mengalami penambahan sebesar 8,20 persen dibandingkan tahun 2011 atau setara dengan luas 1.650 hektar. Penambahan luas panen ini diikuti pula oleh kenaikan jumlah produksi padi. Berdasarkan perkembangan luas tanam tersebut, produksi padi mengalami peningkatan dari 61.216 ton pada tahun 2011 menjadi 64.012 ton pada tahun 2012. Selama lima tahun berturut-turut sejak tahun 2006, Bulungan mendapat penghargaan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dari Presiden Republik Indonesia berkat prestasi produksi beras setiap tahun di atas 5%.   
Tahun 2011 Kabupaten Bulungan mulai menjalankan Program Food Estate di wilayah Delta Kayan seluas 50.000 hektar. Perkembangannya, pada Juni 2012 telah berlangsung panen padi perdana di Desa Salim Batu, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, di lahan milik PT Nusa Agro Mandiri (NAM) seluas 40 hektar yang terdiri dari 74 petak sawah menghasilkan 60 ton atau rata-rata 1,5 ton per hektar. Investor dari Solaria Group ini mendapat izin dari Pemkab Bulungan seluas 1.980 hektar. Selain PT NAM, investor yang masuk Food Estate Bulungan adalah PT Miwon Indonesia berinvestasi sebesar Rp450 miliar mengembangkan komoditi jagung di lahas seluas 3.245 hektar dan PT Sang Hyang Seri (SHS) yang mengembangkan benih padi di lahan seluas 3.000 hektar.   
Komoditas tanaman sayur-mayur yang diproduksi di Kabupaten Bulungan antara lain bawang merah, bawang daun, kubis, sawi, kacang panjang, cabe, tomat, terung, buncis, ketimun, kangkung dan bayam. Pada tahun 2012, produksi sayuran terbesar adalah tanaman sawi (sebesar 1.306 ton), kemudian berturut-turut diikuti tanaman kacang panjang (1.150 ton), tanaman kangkung (1.125 ton), tanaman bayam (918 ton) dan tanaman cabe kecil (884 ton).
Produksi tanaman buah-buahan di Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 didominasi oleh tanaman pisang yang produksinya mencapai 11.397,3 ton, dari hasil panen tanaman sebanyak 234.112 pohon. Berikutnya yang menyusul adalah tanaman jeruk siam dengan produksi 4.077,4 ton yang dihasilkan oleh tanaman sebanyak 92.334 pohon. Sedangkan tanaman rambutan pada tahun 2012 menghasilkan produksi 3.412,3 ton dengan jumlah pohon yang dipanen sebanyak 74.816 pohon.  
Perkebunan. Tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Bulungan adalah kelapa sawit, kelapa, kopi, kakao, lada, karet, dan kapuk. Namun, rata-rata produksinya pada tahun 2012 mengalami peningkatan, kecuali kelapa, dengan produksi mencapai 208,05 ton. Capaian produksi komoditi tanaman perkebunan yang lainnya adalah sebagai berikut: kelapa sawit sebanyak 823,25 ton, kakao sebanyak 178,65 ton, kopi sebanyak 39,16 ton dan lada sebanyak 26,58 ton. Tahun 2012 mulai beroperasi perkebunan plasma PT Agro Sawitmas Lestari di Desa Mangkupadi, Kecamatan Tanjung Palas Timur. Sedangkan untuk tanaman karet hingga tahun 2012 belum ada yang dihasilkan. Luas areal pertanaman masing-masing komoditi tanaman perkebunan tercatat sebagai berikut, kelapa seluas 839,5 hektar, kopi 296 hektar, kako 874,25 hektar, lada 93,87 hektar, kelapa sawit 627,13 hektar, karet 178 hektar dan kapuk 29 hektar.
Kehutanan. Kawasan hutan di Kabupaten Bulungan yang terbagi ke dalam empat kelompok jenis hutan, yaitu hutan lindung, hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan hutan lainnya/kawasan budi daya non-kehutanan pada tahun 2012 luasnya mencapai 1.026.312.039 hektar. Pengelolaan hutan tersebut tidak terlepas dari keberadaan perusahaan HPH dan pada tahun 2012 terdapat 8 pemegang HPH dengan luas areal 470.665 hektar. Produksi kayu bulat pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 48,04 persen dari tahun 2011 dengan jumlah produksi 212.680,93 m3.
Peternakan. Populasi ternak di Kabupaten Bulungan yang terbesar pada tahun 2012 adalah babi (6.191 ekor), sedangkan populasi jenis ternak yang lain adalah sebagai berikut: sapi sebanyak 5.661 ekor, kambing 6.099 ekor dan kerbau sebanyak 24 ekor. Populasi unggas pada tahun 2012 diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin ayam buras jantan sebanyak 1.402 ekor, ayam buras betina sebanyak 2.866 ekor dan ayam pedaging sebanyak 595.138 ekor.
Perikanan. Produksi perikanan Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 mencapai 6.925,12 ton. Untuk perikanan tangkap produksinya mencapai 3.206,5 ton dengan nilai produksi sebesar 97,379 milyar rupiah. Sedangkan produksi perikanan budi daya mencapai 3.718,98 ton dengan nilai produksi sebesar 87,347 milyar rupiah. Capaian produksi seperti tersebut di atas dihasilkan oleh rumah tangga perikanan di Kabupaten Bulungan yang jumlahnya pada tahun 2012 mencapai 2.415 rumah tangga dengan produksi sebanyak 3.206,5 perikanan tangkap yang mencakup perairan laut dan perairan umum. Sedangkan rumah tangga yang mengelola perikanan budi daya sebanyak 3.162 rumah tangga dengan produksi sebanyak 3.718,98 ton yang mencakup budi daya tambak dan kolam.

C.   Pertambangan dan Energi
Air Minum. Ketersediaan air bersih yang sehat sangat dibutuhkan masyarakat. Jumlah perusahaan air minum dan cabangnya di Kabupaten Bulungan sebanyak 6 unit dengan status milik pemerintah daerah. Kapasitas air minum potensial masih sama dengan tahun 2011 sedangkan kapasitas air minum efektif pada tahun 2012 mengalami penurunan.
Jumlah pelanggan pada tahun 2012 juga mengalami peningkatan dari 6.508 menjadi 6.884 pelanggan (2011). Produksi air minum dan banyaknya air minum yang disalurkan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kapasitas produksi air minum yang disalurkan pada tahun 2012 sebesar 185 liter/detik untuk kapasitas produksi potensial dan 90,42 liter/detik untuk kapasitas produksi efektif. Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan air bersih dan sehat, jumlah air minum yang disalurkan kepada pelanggan pada tahun 2012 mencapai sebanyak 2.812 juta meter kubik dengan jumlah pelanggan sebanyak 6.884 pelanggan.
Pemakaian air minum oleh pelanggan rumah tangga pada tahun 2012 mencapai 1.918.459 m3 yang disalurkan pada 5.917 pelanggan rumah tangga. Pemakaian air minum oleh hotel/obyek wisata, toko, industri dan perusahaan sebesar 307.573 m3 dan selanjutnya untuk badan sosial, rumah sakit dan rumah ibadah sebesar 58.543 m3.
Listrik. Sebagian besar kebutuhan listrik di Kabupaten Bulungan dipenuhi oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sementara sebagian lagi disuplai secara swasembada oleh masyarakat dan pemerintahan daerah. Pada tahun 2012, total daya terpasang sebesar 17.576 KW dengan tenaga listrik yang diproduksi 49.380.775 KWH. Sementara itu listrik yang terjual sebanyak 46.482.196 KWH. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 maka mengalami penurunan sebesar 10,4 persen.
Tenaga listrik yang terjual pada tahun 2012 sebagian besar digunakan untuk pelanggan rumah tangga sebanyak 29.989.352 KWH, sedangkan untuk kategori pelanggan industri sebanyak 2.374.137 KWH, pelanggan sosial sebanyak 1.284.059 KWH, pelanggan pemerintah sebanyak 935.436 KWH dan pelanggan layanan khusus sebanyak 46.482.196 KWH.
Pertambangan. Sektor pertambangan merupakan sektor yang berperan cukup besar sebagai sumber penerimaan devisa terutama yang datang dari pendapatan ekspor minyak, gas, dan batubara. Banyaknya produksi batubara pada tahun 2012 sebanyak 8.071.750,10 ton. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2011) maka mengalami peningkatan sebesar 96,37 persen.

D.   Daya Saing Ekonomi Meningkat
Ekspor. Perdagangan luar negeri merupakan sektor ekonomi yang sangat berperan dalam menunjang pembangunan ekonomi Indonesia. Dari kegiatan ekspor dapat diperoleh devisa yang merupakan salah satu sumber dana pembangunan, sementara dari kegiatan impor bisa diperoleh bahan baku dan barang modal yang dibutuhkan dalam pembangunan.
Kegiatan ekspor adalah pengiriman barang ke luar negeri melalui pelabuhan di seluruh wilayah Republik Indonesia, baik bersifat komersial maupun bukan komersial. Nilai ekspor adalah nilai transaksi barang ekspor sampai di atas kapal muat dalam keadaan free on board  (FOB). Nilai FOB ini merupakan nilai barang di pasar wilayah pabean negara eksportir, termasuk biaya angkutan ke wilayah pabean, pajak ekspor dan biaya muat barang ke kapal.
Pada tahun 2012, ekspor dilakukan melalui Pelabuhan Bunyu dan Pelabuhan Tanjung Selor. Ragam komoditas ekspor Kabupaten Bulungan tahun 2012 bertambah, yaitu ekspor batubara (other coal), kerapu (cromilepte altivelis) dan Rock Lobster and other sea crawfish. Nilai ekspornya mengalami kenaikan sebesar 48,27%, dari US$88,99 juta pada tahun 2011 menjadi US$131,95 juta pada tahun 2012. Untuk negara tujuan ekspor terbesar dilihat dari kuantitas dan nilai ekspornya adalah India. Nilai ekspor ke negara India sebesar US$4.093,92 juta. Selain India, tujuan ekspor komoditi dari Kabupaten Bulungan adalah Jepang, Tiongkok dan Malaysia.
Impor. Terdapat dua sistem pencatatan statistik perdagangan luar negeri, yaitu sistem perdagangan umum (the general trade system) dan sistem perdagangan khusus (the special trade system). Dalam sistem perdagangan umum wilayah bebas, Batam dianggap sebagai dalam negeri, sedangkan dalam sistem perdagangan khusus, dianggap sebagai luar negeri. Sistem pencatatan statistik impor di Indonesia menggunakan sistem perdagangan khusus.
Impor adalah pengiriman barang dagangan dari luar negeri ke pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia kecuali wilayah bebas luar, baik yang bersifat komersial maupun bukan komersial. Sedangkan yang dimaksud negara asal adalah negara di mana barang-barang tersebut dihasilkan setelah diperiksa oleh pejabat Bea dan Cukai sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Negara asal impor Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 adalah Malaysia. Nilai impor dari Malaysia sebesar 135.507.240 Kg senilai FOB US$1.048.315. Impor tersebut dilakukan melalui Pelabuhan Tanjung Selor dan Pelabuhan Bunyu. Jenis barang yang diimpor yaitu Pebbles, Gravel, Broken or Crushed Stonewhether or not heat treated.

E.    Dinamika Denyut Perekonomian Wilayah
Keuangan. Kegiatan pembangunan nasional tidak lepas dari peran seluruh Pemerintah Daerah yang telah berhasil memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia di daerah masing-masing. Dalam upaya memperbesar peran dan kemampuan daerah dalam pembangunan, Pemerintah Daerah dituntut lebih mandiri dalam membiayai kegiatan operasional rumah tangganya. Dalam rangka otonomi daerah, hampir seluruh instansi yang berada di bawah departemen dijadikan dinas-dinas yang kewenangan sepenuhnya berada di daerah kabupaten, sehingga seluruh beban biaya rutin instansi dan pegawainya dilimpahkan ke kabupaten. Pada tahun 2011, realisasi pendapatan pemerintah daerah didasarkan pada Peraturan Mendagri Nomor 13 Tahun 2006.
Realisasi pendapatan pemerintah Kabupaten Bulungan antara lain berasal dari pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. PAD diperoleh dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, dan retribusi perizinan tertentu. Realisasi dana perimbangan diperoleh dari bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK).
Sedangkan realisasi lain-lain pendapatan daerah yang sah berasal dari dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya; dan bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya. Berdasarkan realisasi pendapatan pemerintah daerah pada tahun 2012, maka total pendapatan daerah Kabupaten Bulungan sebesar 1.605.630 miliar rupiah. Sedangkan total belanja daerah Kabupaten Bulungan sebesar 1.025.705 miliar rupiah.
Perbankan. Kantor bank (termasuk kantor cabang/unit) yang berada di Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 sebanyak 13 buah, yang terdiri dari 8 buah kantor bank pemerintah, 2 bank swasta, 2 bank pembangunan dan 1 bank perkreditan rakyat (BPR). Pada tahun 2012 jumlah kredit yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia Samarinda untuk kredit perbankan sebesar 743.805 jutaan rupiah. Sedangkan untuk KUK sebesar 131.303 jutaan rupiah. Banyaknya penabung pada tahun 2012 adalah 52.260 peserta dengan nilai tabungan mencapai 581.756 jutaan rupiah.
Koperasi. Pada tahun 2012 jumlah koperasi di Kabupaten Bulungan sebanyak 124 unit. Jumlah ini naik sebesar 22,98% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika dirinci menurut jenisnya dari 124 unit koperasi tersebut terdiri dari 7 unit KUD dan 115 unit non-KUD serta 2 unit koperasi sekolah. Dilihat dari perkembangan jumlah koperasi, koperasi non-KUD mengalami peningkatan setiap tahun.
Struktur ekonomi. Untuk keseragaman penghitungan PDRB seluruh provinsi di Indonesia, mulai tahun 2004 Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan penghitungan PDRB di seluruh Indonesia dengan menggunakan seri penghitungan PDRB yang baru dengan tahun dasar 2000. Penentuan tahun 2000 sebagai tahun dasar baru juga didasarkan pada pengamatan bahwa perekonomian pada tahun 2000 pada skala regional cukup normal dan memadai.
Hasil penghitungan PDRB Kabupaten Bulungan, setelah mengalami pemekaran dengan Kabupaten Tana Tidung, dapat diketahui perkembangannya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Perekonomian Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 sangat didominasi oleh sektor-sektor ekonomi yang berbasis pada sumber daya alam (SDA), terutama dari sektor pertambangan dan pertanian. Jumlah seluruh nilai tambah yang tercipta akibat kegiatan ekonomi (PDRB) di Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 adalah sebesar 3.010,769 miliar rupiah. Dari total PDRB Bulungan tersebut, sekitar 34,35% berasal dari nilai tambah sektor pertambangan dan penggalian. Sektor ekonomi berikutnya yang memberikan kontribusi perekonomian Bulungan adalah sektor Pertanian (26,06%); sektor Jasa (19,94%); dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (13,19%). Sedangkan sektor-sektor lainnya hanya memberikan kontribusi kurang dari 5%.
Pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bulungan selama tiga tahun terakhir, paling tinggi pada tahun 2012, takni sebesar 9,38%, mengalami kenaikan dari tahun 2011 yang hanya sebesar 6,06%.
PDRB per Kapita. Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten Bulungan selama kurun waktu 2008-2012 memperlihatkan gelagat yang terus meningkat, yaitu dari 20.508.288,10 rupiah per orang pada tahun 2008 menjadi 21.131.984,59 rupiah per orang pada tahun 2010, meningkat lagi menjadi 22.616.925,05 rupiah per orang pada tahun 2011 dan terus meningkat menjadi 24.964.922,03 rupiah per orang pada tahun 2012. Namun perlu diketahui bahwa pendapatan per kapita tersebut belum mencerminkan tingkat kesejahteraan sesungguhnya. Hal ini dikarenakan pendapatan per kapita diperoleh berdasarkan PDRB dikurangi dengan penyusutan, pajak tak langsung, dan pendapatan neto dari luar daerah. Mengingat keterbatasan data pendapatan neto dari luar daerah belum dapat dihitung, sementara diperkirakan pendapatan yang keluar Kalimantan Timur, khususnya Bulungan, sangat besar dibandingkan yang masuk.

F.    Turunkan Kemiskinan
Pengeluaran penduduk. Sebagian pengeluaran penduduk di Kabupaten Bulungan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bukan makanan, seperti perumahan, sandang, aneka barang dan jasa, dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat dari prosentase pengeluaran penduduk untuk konsumsi bukan makanan pada tahun 2011 sebesar 53,60%, masih lebih tinggi dibandingkan dengan pengeluaran buat kebutuhan makanan. Namun pada 2012 terjadi perubahan pola pengeluaran penduduk di mana prosentase pengeluaran penduduk untuk konsumsi bukan makanan sebesar 39,98%.
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan mencapai Rp993.131,90 dengan rincian Rp460.838,82 untuk konsumsi makanan dan Rp532.292,08 buat konsumsi bukan makanan. Dari total pengeluaran untuk konsumsi makanan, 15,16% digunakan buat konsumsi padi-padian, 14,52% makanan dan minuman jadi, dan13,79% konsumsi tembakau dan sirih. Sedangkan pengeluaran konsumsi bukan makanan terutama digunakan untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga, yaitu sebesar 39.98%.
Indikator yang biasanya digunakan untuk mengukur distribusi pendapatan, salah satunya dengan menggunakan Gini Rasio (dalam hal ini didekati dengan data pengeluaran rumah tangga). Kurun waktu 2010-2012, nilai Gini Rasio Kabupaten Bulungan, yaitu dari sebesar 0,307 pada tahun 2010, kemudian sebesar 0,341 pada tahun 2011, pada tahun 2012 sebesar 0,403. Nilai Gini Rasio di bawah angka 1 menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran antar-kelompok pendapatan tergolong rendah.
Penduduk miskin. Pemerintah Indonesia selama ini memberikan perhatian yang besar terhadap upaya penanggulangan kemiskinan karena pada dasarnya pembangunan yang dilakukan bertujuan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perhatian pemerintah terhadap penanggulangan kemiskinan semakin besar lagi setelah krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997. Salah satu aspek penting buat mendukung Strategi Penanggulangan Kemiskinan adalah tersedianya data dan informasi kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran.
Ketersediaan data dan informasi yang akurat dan tepat sasaran sangat diperlukan guna memastikan keberhasilan pelaksanaan serta pencapaian tujuan/sasaran dari kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan pada tingkat nasional, dan tingkat daerah (khususnya daerah kabupaten/kota). Pada tahun 2011, Badan Pusat Statistik kembali melakukan Pendataan Program Perlindungan Sosial  (PPLS 2011) sebagai kelanjutan Pendataan Sosial Ekonomi (PSE) 2005 dan PSE 2008 untuk memperoleh basis data utama dan terpadu nasional (unified data base) berupa nama dan alamat rumah tangga menengah ke bawah yang dapat dipergunakan dalam berbagai program perlindungan sosial oleh lembaga/instansi pemerintah di pusat, daerah dan dengan pemangku kepentingan lainnya di bawah koordinasi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Dari hasil PPLS 2011 diperoleh 5.565 jumlah rumah tangga termasuk kualifikasi kemiskinan di Kabupaten Bulungan.

G.   Penguatan Infrastruktur dan Perhubungan
Angkutan darat. Untuk memenuhi moda transportasi darat tersedia kendaraan angkutan darat yang utama yakni kendaraan bermotor. Dilihat menurut jenis kendaraan yang tercatat di Polres Bulungan terdapat mobil penumpang sebanyak 136 unit, 280 unit mobil beban barang, 2 unit bus, dan 4.828 unit sepeda motor. Jumlah keseluruhan kendaraan tersebut mengalami penurunan sebesar 0,81% dibandingkan tahun 2011.
Dilihat dari macam kendaraannya, pada tahun 2012 untuk mobil penumpang, yang terdaftar di Polres Bulungan sebanyak 119 unit kendaraan station wagon, sedangkan untuk mobil barang yang terdaftar paling banyak kendaraan pick up sebanyak 166 unit. Tingkat kecelakaan lalu-lintas yang tercatat di Polres Bulungan sebanyak 40 kali dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 19 orang. Bila dibandingkan dengan tahun 2011 (29 kali) maka banyaknya kecelakaan tahun 2012 (40 kali) mengalami kenaikan. Rata-rata terjadi tiga kali kecelakaan setiap bulan sepanjang tahun 2012. Kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu-lintas diperkirakan sebesar Rp191,6 juta.
Angkutan laut dan sungai. Selain angkutan darat, angkutan laut dan sungai mempunyai peranan penting dalam sistem transportasi di Kabupaten Bulungan. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah di Kabupaten Bulungan hanya bisa dijangkau melalui jalur sungai. Lalu-lintas antar-pulau tahun 2012 yang melalui Pelabuhan Tanjung Selor meliputi kapal tambat sebanyak 66 buah. Arus bongkar tahun 2012 sebanyak 58.887.985 ton/m3. Sedangkan arus bongkar kendaraan roda dua sebanyak 17 buah dan muat sebanyak 22 buah. Untuk arus bongkar kendaraan roda empat sebanyak 86 buah.
Angkutan udara. Sektor perhubungan udara selain dominan dalam melaksanakan mobilitas manusia dari satu tempat ke tempat lain yang memerlukan waktu singkat, dan juga merupakan salah satu sektor yang terkait erat dengan sektor pariwisata dalam mendukung perjalanan wisatawan ke suatu tempat. Angkutan udara di Kabupaten Bulungan dapat digambarkan melalui arus penerbangan dari Bandara Tanjung Harapan yang terletak di Tanjung Selor. Bila dibandingkan dengan tahun 2010, arus lalu-lintas angkutan udara di Bandara Tanjung Harapan mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan ada satu maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara Tanjung Harapan.
Selama tahun 2012, arus lalu-lintas angkutan udara meliputi keberangkatan sebanyak 815 penerbangan, arus penumpang berangkat sebanyak 6.307 orang dan datang sebanyak 5.584 orang, untuk barang yang dimuat sebanyak 5.361 Kg dan dibongkar sebanyak 3.432 Kg. Sedangkan untuk bongkar bagasi sebanyak 41.700 Kg dan muat sebanyak 54.222 Kg.
Pos dan Telekomunikasi. Dalam rangka menyongsong era globalisasi sekarang ini, sektor Pos dan Telekomunikasi sangat diperlukan dalam memperlancar arus berita, informasi dan data. Telepon sebagai salah satu sarana telekomunikasi memiliki arti penting bagi warga masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah pelanggan dan jumlah sarana telekomunikasi dengan jumlah pelanggan sebanyak 8.383 pada tahun 2012.
Di Kantor Pos Tanjung Selor, jumlah pengiriman surat dan pos paket pada tahun 2012 mengalami penurunan bila dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pengiriman surat dan pos paket tahun 2011 sebanyak 15.508 menjadi 11.458 pada tahun 2012 yang terdiri dari 2.187 surat biasa, 548 surat tercatat, 7.251 surat kilat dan 1.456 pos paket.
Perhotelan. Saat ini sektor pariwisata merupakan salah satu sektor andalan dalam menghasilkan devisa negara. Selain itu juga padat karya, yakni sektor yang banyak menyerap tenaga kerja dan diharapkan berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Pada tahun 2012 jumlah hotel bertambah dua buah dari jumlah tahun sebelumnya. Yaitu, 22 buah pada tahun 2011 menjadi 24 buah pada tahun 2012 dengan akomodasi lainnya berupa 418 buah kamar dan 687 buah tempat tidur.
Pada tahun 2012 Kabupaten Bulungan memiliki beberapa obyek wisata dengan klasifikasi wisata alam sebanyak 20 buah, 1 buah wisata budaya, dua buah wisata buatan, 17 buah wisata peninggalan sejarah dan purbakala, satu buah museum, dua buah art gallery, lima buah upacara adat, satu buah taman hutan raya/taman hutan industri, dua buah taman wisata alam dan satu buah taman berburu.
Panjang jalan. Jalan merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian, makin meningkat usaha pembangunan menuntut pola peningkatan pembangunan jalan untuk daerah ke daerah lain. Panjang jalan di wilayah Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 mencapai 932,803 kilometer termasuk dalam kategori jalan kelas III-C yang menjadi wewenang pemerintah kabupaten. Panjang jalan kabupaten dirinci menurut jenis permukaan adalah untuk permukaan yang diaspal 516,192 kilometer, permukaan kerikil 213,179 kilometer, dan permukaan tanah sepanjang 201,065 kilometer.
Jika dilihat dari kondisi jalan pada tahun 2012, jalan yang berada dalam kondisi baik sepanjang 337,414 kilometer, kondisi sedang 529,086 kilometer, kondisi rusak 61,586 kilometer dan dalam kondisi rusak berat 4,717 kilometer.
Dengan kondisi sosial-ekonomi masyarakat dan ketersediaan infrastruktur yang ada sampai tahun 2012, sebuah tim kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bulungan dan Pusat Penelitian Pengembangan Wilayah (Puslitbangwil) Universitas Mulawarman menyimpulkan bahwa:
·         Arah dan kebijakan pembangunan yang tertuang dalam tujuh misi dan empat agenda RPJMD 2010-2015 Kabupaten Bulungan telah relevan dan sinkron dengan arah dan kebijakan pembangunan di tingkat yang lebih tinggi (Provinsi Kalimantan Timur dan Nasional).
·         Ketersediaan data dan dokumen yang dibutuhkan untuk kegiatan evaluasi relatif terbatas dan variatif, sehingga evaluasi tidak dapat dikembangkan ke level outcome dan impact, tapi hanya terbatas pada level output.
·         Berdasarkan evaluasi secara administratif, secara umum capaian kinerja pembangunan Pemerintah Kabupaten Bulungan termasuk kriteria sedang.
·         Berdasarkan kriteria kinerja pembangunan yang dicapai, 55% Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memiliki kinerja yang tinggi atau baik, 24% memiliki kinerja sedang dan 21% berkinerja rendah.

H.   Apresiasi dan Penghargaan Buat Kabupaten Bulungan
Berkat berbagai hasil pembangunan yang dapat dinikmati oleh warga masyarakatnya, Bupati dan Pemerintah Kabupaten Bulungan meraih sejumlah apresiasi dan penghargaan. Yang masih hangat dalam pemberitaan, pada Rembug Utama PENAS XIV KTNA 2014 digelar di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Jawa Timur, Bupati Bulungan Budiman Arifin menjadi salah satu dari 10 kepala daerah yang menerima Lencana Emas Tani Nelayan Utama dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional. Penghargaan ini diberikan kepada para gubernur, bupati, dan walikota atas pengabdian, kesetiaan, dalam membina dan memotivasi petani dan nelayan serta meningkatkan sumber daya di bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan.
Kinerja dan dedikasi Bupati Budiman Arifin di sektor pertanian agaknya memang mendapatkan apresiasi yang cukup banyak. Selain dari KTNA Nasional tersebut, bulan Juli tahun 2007 dia menyabet Penghargaan Satya Lencana Pembangunan Pertanian (Produksi Padi 18%) dari Presiden RI , Juli 2007. Tahun berikutnya, 2008, dia berhak mendapatkan Piagam Penghargaan Pertanian (Produksi Beras di atas 5%) dari Presiden Republik Indonesia. Tidak hanya berhenti sampai 2008, tahun 2009, dia meraih  Piagam Penghargaan Pertanian (Produksi Beras di atas 5%) dari Presiden RI  pada 2009.
Di tingkat regional, Januari 2010, Bupati Budiman Arifin mendapatkan Piagam Penghargaan terbaik II Keberhasilan Pembangunan Bidang Pertanian Tanaman Pangan dari Gubernur Kaltim. Masih pada Januari 2010, dia memperoleh Piagam Penghargaan Terbaik II Keberhasilan Pembangunan Bidang Peternakan juga dari Gubernur Kaltim.
Pada Agustus 2007 Bupati Bulungan memperoleh Penghargaan Bupati Peduli Kehutanan dari Menteri Kehutanan. Lalu pada November 2007, dia menerima Penghargaan Terbaik I Sebagai Kabupaten Pelaksana Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan dari Plt. Gubernur Kalimantan Timur. Masih di sektor pembangunan kehutanan, pada Januari 2010, Bupati Budiman Arifin meraih Piagam Penghargaan terbaik III Keberhasilan Pembangunan Bidang Kehutanan dari Gubernur Kaltim.
Kemudian di tahun 2013, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bulungan menerima penghargaan Ksatria Bakti Husada (KBH) dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Menurut Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, penghargaan ini diberikan kepada mereka yang bekerja cerdas dan berprestasi. Dengan penghargaan ini, dapat dikatakan, Bupati Bulungan Budiman Arifin tidak hanya bergerak sendirian, dia pun mendorong Ketua Tim Penggerak PKK ikut aktif membawa warga Kabupaten Bulungan yang sehat dan kuat.
Tak hanya berbagai lembaga pemerintah yang memberikan penghargaan kepada Budiman Arifin, pun beberapa lembaga swasta yang terkesan atas kepemimpinannya ikut mengapresiasi dengan memberikan sejumlah penghargaan, antara lain Penghargaan As Special Category Region in an Innovative Breaktrough on Local Economic Empowerment dari Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi (JPIP), Juni 2011; dan PATRI Award 2007 dari Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia, Juli 2007.
“Dari sekian banyak penghargaan yang saya terima, ada beberapa yang sangat menyentuh nurani. Contohnya, ketika memperoleh PATRI Award 2007 dari Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia, saya sampai menitikkan air mata,” ucap Budiman Arifin sembari menambahkan, “Jika saja ada lebih banyak kepala daerah yang memberikan perhatian terhadap transmigrasi, saya yakin sebagian besar masalah kependudukan di Indonesia akan teratasi.”

Dapat dikatakan bahwa Budiman Arifin merupakan sosok yang sukses besar memikul tanggung jawab. Dia memiliki suatu kualitas yang mumpuni dalam memikul tanggung jawab --tanggung jawab pada rakyat yang telah memberinya amanah memimpin Kabupaten Bulungan selama dua periode (2005-2010 dan 2010-2015).  (*)

No comments:

Post a Comment