Friday, January 4, 2013

Jiwasraya Masuk Asuransi Syariah


Antusiasme warga masyarakat untuk merencanakan masa depan terlihat cukup baik. PT Jiwasraya pun menyambut penuh optimisme dengan berinovasi produk asuransi yang lebih memenuhi kebutuhan peserta.

Industri asuransi jiwa di Indonesia masih sangat potensial, dan dapat terus tumbuh. Bahkan secara minimum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menargetkan pertumbuhan aset maupun premi dan klaim rata-rata sebesar 25-30%. Krisis keuangan dan banyaknya bencana, meningkatnya biaya kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan di usia pensiun semakin meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berinvestasi dan memproteksi diri dengan membeli produk asuransi.
Simaklah pengakuan Muhammad Hodri Amin, seorang guru SD di Pamekasan, Madura. Lelaki berusia 48 tahun yang telah memiliki dua polis Jiwasraya ingin menambah lagi polis dan investasi di Jiwasraya.
“Tadinya saya tidak suka asuransi, karena yang dipakai ‘kan uang saya juga. Jadi buat apa saya beli asuransi. Lebih baik saya tabung ke  bank untuk manfaat bagi keluarga saya,” jelas Hodri yang juga pengusaha jamu dan tembakau ini. Tapi, katanya lebih lanjut, “Jiwasraya berhasil mengubah semua itu. Saya suka dengan Optima-nya Jiwasraya, produk tabungan atau investasi yang memberikan bonus asuransi walaupun tidak besar.”   
Kalau Hodri mengikuti asuransi karena alasan investasi, lain lagi pengalaman Sutriman. Pensiunan Kepala Bagian Administrasi Akademik Universitas Gadjah Mada ini ikut asuransi sebagai bentuk tanggung jawab dan rasa cinta kepada keluarga. Sutriman pertama kali menjadi nasabah Jiwasraya pada tahun 1982 dengan membeli produk Dwiguna Dollar dengan premi US $ 25 per bulan dengan masa asuransi 15 tahun. Rupanya tidak hanya berhenti di situ, seiring perjalanan waktu, bapak kelahiran Purworejo 67 tahun yang lalu ini kemudian menambah polis lagi pada tahun 1989 dengan mengambil produk Trijaya Dollar sekaligus dengan premi US$3.000.
“Pada tahun 1997, saya memperoleh manfaat asuransi Dwiguna Dollar dan apa yang saya dapatkan saat itu sesuai yang dijanjikan dulu, apalagi pada waktu itu sedang terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar sehingga manfaat yang saya terima bisa untuk membeli sebuah mobil,” ujar Pak Sutriman sembari menambahkan,”Dan mengingat manfaat asuransi yang saya terima sungguh sangat memuaskan, kemudian saya membeli lagi polis Trijaya Dollar sesuai yang ditawarkan Agen Jiwasraya dengan pembayaran premi sekaligus US $ 2.500. Hingga saat ini saya telah mempunyai tujuh buah polis asuransi Jiwasraya dengan produk terakhir yang saya ambil adalah JS Saving Plan.”
Ada antusiasme warga masyarakat untuk merencanakan masa depan. Hal ini berakibat pada meningkatnya pendapatan premi pada beberapa perusahaan asuransi terdepan.
Hendrisman Rahim, Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya (Persero), mengakui besarnya potensi pertumbuhan asuransi jiwa di Tanah Air. “Meningkatnya kesadaran masyarakat ini terlihat dari banyaknya minat masyarakat terhadap produk-produk asuransi. Indikasi lain asuransi semakin diterima masyarakat adalah meningkatnya nilai rata-rata polis sekarang lebih besar,” paparnya.    
Seiring dengan tingginya minat masyarakat terhadap produk asuransi, lanjut Hendrisman, diikuti sikap selektif dalam memilih perusahaan asuransi. Hal ini dilakukan masyarakat untuk mendapatkan jaminan produk proteksi berkualitas dan terhindar dari persoalan finansial. Hanya perusahaan asuransi yang memiliki komitmen besar dan terpercaya yang akan mereka pilih.    
Asuransi Jiwasraya pun bisa menjadi pilihan masyarakat lantaran kinerja perusahaan yang telah eksis selama lebih dari 150 tahun dan terus berkembang hingga sekarang. Sepanjang itu pula kinerjanya terus ditempa demi meraih kepercayaan masyarakat. Sinergi antara tujuan mulia dan kekuatan bisnis, mampu mengantar Jiwasraya menjadi perusahaan asuransi yang andal dan terpercaya.    
Kinerja per Desember 2010, Jiwasraya mencatat hasil rata-rata investasi (yield of investment atau YOI) mencapai 11,43 persen. Menurutnya, hasil investasi ini melebihi target YOI di 2010 lalu sebesar 10,18 persen. Dari sisi hasil investasi, tercatat kenaikan sebesar Rp669 miliar atau tumbuh sebesar 30 persen. Sebelumnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini membukukan hasil investasi sebesar Rp513 miliar.    
Dan pada semester I-2011, Jiwasraya berhasil mengantongi laba Rp168 miliar, tumbuh sekitar 30% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010. Menurut Hendrisman, peningkatan laba itu karena pendapatan premi melonjak. “Pada semester I kami berhasil mengumpulkan premi Rp2,51 triliun. Realisasi itu setara dengan 50% target premi tahun ini, Rp5,6 triliun. Hal ini terdorong kesadaran berasuransi dan pertumbuhan ekonomi masyarakat,” jelas Hendrisman sebagaimana dilansir Koran SINDO akhir Agustus 2011 lalu.    
Hendrisman mengakui sebagian besar pendapatan premi tersebut berasal dari produk asuransi berbasis tabungan, sekitar 60% - 65%. Sisanya dari produk asuransi tradisional dan asuransi berbalut investasi (unit link).    
Peningkatan premi juga mampu mendorong pertumbuhan dana pengelolaan investasi, menjadi Rp5,8 trilun. Dari dana itu, manajemen mengalokasikan 40% pada instrumen surat berharga, 20% - 25% pada keranjang deposito, 30% pada reksadana, dan sisanya ditaruh pada saham.    
Terus Berinovasi    
Sebagai perusahaan asuransi tertua di Tanah Air, Jiwasraya terus berusaha menempatkan diri sebagai pemimpin pasar industri asuransi jiwa. Hasilnya, tahun 2008 Jiwasraya berada di peringkat tujuh dari sepuluh perusahaan asuransi jiwa di Indonesia. Dua tahun berselang (2010) Jiwasraya berhasil memperbaiki posisi selangkah ke peringkat enam.    
“Kami berharap dua tahun ke depan, Jiwasraya dapat menempati posisi kedua. Target ini tidak muluk-muluk, seiring upaya-upaya taktis dan strategis yang dicanangkan,” ungkap Hendrisman. Selain itu, tambahnya, Jiwasraya memiliki keunggulan jaringan yang luas di seluruh Indonesia dan brand yang telah melekat erat di benak masyarakat Indonesia.    
Dalam menjalankan usahanya, Jiwasraya senantiasa berusaha menyesuaikan diri dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Itu sebabnya perusahaan selalu mengadakan pembaharuan dan inovasi demi menjawab tuntutan zaman, antara lain berupa pengembangan produk-produk baru dan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi paling muktakhir untuk melengkapi kecepatan dan keakuratan data.    
Inovasi dalam pengembangan target dan produk asuransi pun dilakukan perusahaan asuransi plat merah ini agar sesuai dengan kebutuhan pesertanya. Saat ini produk asuransi yang ditawarkan Jiwasraya dikelompokkan ke dalam dua kategori, yakni produk individu (retail) dan produk kumpulan (corporate).    
“Inovasi dalam bisnis mesti dibuat berkelanjutan. Tidak bisa dilakukan sesaat, setelah itu tidak ada lagi. Hal inilah yang kami lakukan. Jika dulu kami memfokuskan pada pemasaran produk tunggal asuransi dengan target kelas menengah-bawah, kini kami telah melebarkan produk dan target ke kalangan menengah-atas yang telah membutuhkan produk asuransi plus investasi dan produk yang menyatukan produk asuransi ke dalam produk perbankan atau apa yang disebut bancassurance,” papar Hendrisman.    
Di samping itu, seiring dengan besarnya minat kalangan masyarakat yang menginginkan produk asuransi jiwa syariah, pada Januari 2012 yang akan datang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini meluncurkan unit usaha syariah (UUS). Hendrisman menilai meluncurkan unit usaha syariah tidak bisa dihindari, mengingat syariah merupakan bisnis alternatif yang prospektif untuk pemegang premi. ***

No comments:

Post a Comment