Kecelakaan
dalam bekerja banyak terjadi yang mengakibatkan luka ringan, luka berat, hingga
bisa merenggut nyawa. Lingkungan perusahaan yang tidak sehat karena limbah dan
polusi juga dapat menimbulkan penyakit mematikan. Ini merugikan perusahaan
karena harus mengeluarkan ongkos untuk pengobatan, santunan kematian, dan
kehilangan pekerja ahli.
PT
Pertamina amat menyadari manfaat kesehatan dan keselamatan kerja serta
lingkungan yang ramah dalam menggeluti bisnis minyak dan gas. Apalagi, hal
tersebut kini telah menjadi sorotan publik sehingga dapat memengaruhi citra dan
kinerja perusahaan. Karenanya, badan usaha milik negara ini mendirikan pusat
pelatihan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan atau health, safety, and
environment (HSE) di Sungai Gerong, Palembang, Sumatra Selatan.
"HSE
di Sungai Gerong milik Pertamina sudah didirikan sejak 1970-an. Dahulu namanya
Pusdiklat Fire and Safety. Lantas pusdiklat sempat vakum sekitar beberapa
tahun. Pada 2009 pusat pelatihan ini direvitalisasi dan dibuka kembali pada
2010," tutur Assistant Manager Marketing Pertamina HSE Juanita Jasin.
Awalnya,
pelatihan tersebut hanya untuk meningkatkan kompetensi HSE karyawan Pertamina
yang sebanyak 15 ribu orang. Pertamina menargetkan sekitar 80 persen pekerjanya
sudah mengikuti pelatihan HSE pada 2015. Pertamina HSE Training Center juga
membuka kesempatan pelatihan bagi perusahaan lain di dalam negeri, bahkan luar
negeri. Ini merupakan bukti bahwa kualitas Pertamina HSE telah diakui.
"Komposisi pesertanya saat ini kira-kira 70 persen internal dan 30 persen
eksternal," ujar Juanita.
Menurut
Juanita, sudah ada belasan perusahaan dalam negeri yang mengikuti pelatihan HSE
di Pertamina. Sejumlah perusahaan mengikuti pelatihan untuk meningkatkan
kompetensi di bidang HSE serta memenuhi persyaratan dalam regulasi pemerintah
di bidang keselamatan, kesehatan kerja, serta lingkungan seperti untuk
mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan atau Proper dari
Kementerian Lingkungan Hidup.
Bulan
depan, beberapa pekerja Timor Gap E&P, perusahaan minyak dan gas dari Timor
Leste, akan mengikuti pelatihan di Pertamina HSE. "Perwakilan pemerintah
Irak yang beberapa waktu lalu datang berkunjung ke Pertamina juga menyampaikan
ketertarikan mereka untuk mengikuti pelatihan kami," ungkap Juanita.
Selain di
Palembang, Pertamina HSE juga dapat melaksanakan pelatihan secara in-house di
berbagai lokasi seperti Bandung, Surabaya, dan Makassar selama program
pembelajaran pelatihan tersebut disampaikan dalam bentuk classroom. Namun untuk
program-program pelatihan yang memerlukan praktik lapangan harus
diselenggarakan di Palembang terkait dengan ketersediaan fasilitas. "Untuk
pelatihan seperti fire fighting, fasilitas terlengkap di Indonesia ada di
Pertamina HSE di Palembang," kata Juanita.
Untuk lebih
meningkatkan dan melengkapi kemampuan di bidang HSE, Pertamina HSE TC menjalin
kerja sama dengan lembaga pelatihan dari Malaysia untuk mendapatkan sertifikasi
sebagai lokasi pelatihan yang diakui di bidang keselamatan kerja minyak dan gas
lepas pantai dari lembaga dunia asal Inggris bernama OPITO (Offshore Petroleum
Industry Training Organization). Dengan kerja sama ini, para pekerja yang
mengikuti pelatihan tersebut akan memeroleh sertifikat OPITO untuk spesialisasi
penambangan lepas pantai. Sebagai informasi, paket biaya pelatihan
bersertifikasi OPITO di Pertamina HSE sangat menarik karena dapat disesuaikan
dengan kebutuhan peserta seperti mencakup biaya akomodasi hingga biaya
transportasi dengan menggunakan pesawat terbang.
Pertamina
HSE Training Center turut meramaikan Kegiatan Asia Pacific Occupational Safety
and Health Organization (APOSHO) 28th Conference Seminar and K3 EXPO 2013 di
JIEXPO Kemayoran pada 9-12 Oktober 2013. Dalam acara berskala regional
tersebut, Pertamina HSE TC memperlihatkan sejumlah kemajuan kinerja sehingga
layak diakui dunia. (www.metrotvnews.com)
No comments:
Post a Comment