Tuesday, October 29, 2013

Rumah Sakit Modern Cegah Pasien Berobat ke Luar Negeri

Memodernisasi fasilitas, infrastruktur, dan rumah sakit-rumah sakit di Indonesia dimaksudkan agar jumlah pasien dari Indonesia yang berobat ke luar negeri tidak meningkat.
"Modernisasi hospital yang memiliki fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik juga diperlukan guna melayani pasien yang tidak mampu dan kelompok berpenghasilan rendah. Selain itu, kita juga ingin memiliki rumah sakit yang lebih baik dengan kualitas rumah sakit modern atau world class medical care, " kata Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) HR Agung Laksono ketika meresmikan operasionalisasi pelayanan Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta, Kamis.
Hadir dalam kesempatan itu, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Menteri Kelautan dan Perikanan Cicip Sharif Sutardjo, Menteri Perumahan Rakyat Djanz Farid, Ketua DPD Irman Gusman, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, serta Chairman Mayapada Group Prof Dr Tahir MBA.
Menurut Menko Kesra, pengetahuan keterampilan dan kompetensi para dokter, dokter spesialis dan paramedis rumah sakit juga perlu ditingkatkan. Dengan demikian, rumah sakit di Indonesia memiliki daya saing yang lebih kuat.
"Nantinya diharapkan agar peralatan medik yang akan dihadirkan oleh Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus Jakarta ini harusnya tidak kalah dengan RS di luar negeri," kata Agung Laksono.
Menko Kesra juga menyoroti manajemen rumah sakit. Manajemen rumah sakit, perlu dibenahi agar menjadi manajemen yang akuntabel agar memiliki daya saing. "Saya yakin kita mampu untuk meningkatkan daya saing komparatif dan kompetitif itu di tahun-tahun mendatang," katanya.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, menurut Menko Kesra, pemerintah telah mendorong pelaksanaan akreditasi RS. Rumah sakit harus mempunyai standard pelayanan yang terukur. Dengan profesionalisme yang terus ditingkatkan, nantinya diharapkan masyarakat akan memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau,
"Pada saat ini, dari 2.068 RS, baru 1,192 yang telah terakreditasi secara nasional atau sekitar 57,6 persen," katanya.
Menyinggung tentang penyebaran rumah sakit, Menko Kesra mengemukakan, penyebaran rumah sakit dan puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) masih menjadi kendala.
Rumah sakit lebih terkonsentrasi di perkotaan, sehingga masih ada daerah-daerah yang kekurangan tempat tidur, terutama di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan terluar (DTPK).
Menjelang dimulainya penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan 1 Januari 2014 melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Menko Kesra juga mengharapkan agar seluruh jajaran rumah sakit menyiapkan diri menyongsong era baru pembangunan yang akan menuju universal health coverage (UHC) pada 1 Januari 2019.
Jumlah tempat tidur yang diperlukan untuk menyongsong era jaminan kesehatan minimal 237.167 tempat tidur. Data Kemkes menyatakan bahwa RS di Indonesia berjumlah 2.068 unit dan terdiri dari rumah sakit pemerintah sebanyak 785 unit, dan sisanya milik non pemerintah, dengan total jumlah tempat tidur sebanyak 229.612.
"Sementara kita memiliki lebih dari 250.000 tempat tidur apabila kita jumlahkan dengan 30.000 tempat tidur yang ada di puskesmas dengan tempat perawatan," katanya
Adanya BPJS Kesehatan, menurut Agung, akan membantu terwujudnya reformasi pembiayaan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola (governance) yang baik guna merealisasikan keteraturan, keadilan, perluasan kepesertaan, transparansi dan akuntabilitas jaminan kesehatan.
BPJS Kesehatan diharapkan dapat mengelola peserta jaminan kesehatan sosial sekitar 121,1juta jiwa yang terdiri dari Penerima Bantuan Iuran (PBI) sejumlah 96 juta jiwa; PNS, Pensiunan dan Veteran sejumlah 17,3 juta jiwa: TNI/POLRI aktif sejumlah 2,2 juta jiwa dan jaminan kesehatan Jamsostek sejumlah 5,6 juta jiwa.

Chairman Mayapada Group Prof Dr Tahir MBA mengemukakan, sebagai rasa peduli terhadap masyarakat berpenghasilan rendah, RS Mayapada akan mengoperasi 100 pasien jantung dengan biaya per orangnya Rp 120 juta yang ditanggung Mayapada Healthcare Group, "Kami membangun rumah sakit ini sebagai bentuk dedikasi tinggi mayapada kepada bangsa Indonesia," katanya. (www.suarakarya-online.com)

No comments:

Post a Comment