Tuesday, December 3, 2013

Sembuh dari Kelumpuhan Karena Sabda Nabi Muhamad



Dikisahkan bahwa ada seorang laki-laki sedang makan di dekat Rasulullah Saw dengan memakai tangan kiri. Rasulullah berkata, “Makanlah dengan tangan kananmu.” Laki-laki itu menjawab, “Aku tidak mampu, Wahai Rasulullah.” Maka Rasulullah berkata lagi, “Tidak, sebenarnya kamu bisa.” Dalam periwayatan lain, laki-laki itu tidak kuat mengangkat tangan kanannya ke mulutnya lantaran lumpuh.[1]

Sebaran Debu ke Mata Kaum Kafir Quraisy

Tatkala Nabi Muhamad hendak hijrah ke Madinah, beliau memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk menggantikan posisinya di tempat tidur. Sementara kaum kafir Quraisy mencari dan mengawasi sekeliling rumah Nabi. Kemudian secara diam-diam Nabi keluar sambil membawa segenggam debu dan disebarkan ke hadapan mata mereka seraya membacakan ayat al-Qur’an:
“Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula). Dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.” (QS Yaasiin [36]: 9).

Atas kekuasaan Allah SWT, mereka akhirnya tidak dapat melihat Nabi saat beliau keluar rumah. Setelah itu Nabi menuju rumah Abu Bakar, selanjutnya berdua berangkat hijrah pada malam hari. Lalu seorang pemuda Quraisy melihat kaumnya (Quraisy) berdiri di depan pintu rumah Muhamad, dan dia berkata, “Apa yang kalian tunggu?” Mereka menjawab, “Muhamad.” Pemuda itu berkata, “Sungguh kalian telah tertipu dan merugi. Demi Tuhan, dia (Muhamad) telah melewati kalian semua. Lihatlah! ada taburan debu di atas kepala kalian.” Mereka mengatakan, “Demi Tuhan, kita tidak melihatnya.” Kemudian mereka serempak membersihkan debu yang ada di kepalanya masing-masing. Di antara kaum Quraisy yang mengepung rumah Rasulullah adalah Abu Jahal, Hakam bin ‘Ash, Uqbah bin Abi Mu’ith, Nazhar bin al-Haris, Umayah bin Khalaf, Zum’ah bin al-Aswad, Tua’imah bin A’di, Abu Lahab, Ubai bin Khalaf, dan Munabbah ibnu al-Hajaj.[2]

Berpindahnya Pohon Lantaran Perintah Nabi Muhamad Saw
Salah satu mukjizat Nabi Muhamad Saw yang berhubungan dengan tumbuhan-tumbuhan adalah ketundukan dan kepatuhan pepohonan kepada Nabi.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, “Pada suatu hari,  Jibril a.s. menemui Nabi yang sedang duduk dalam keadaan sedih dan berlumuran darah karena pukulan beberapa orang penduduk Makkah. Jibril bertanya, ‘Apa yang menimpa dirimu?’ Nabi menjawab, ‘Penduduk kafir Makkah telah memukuliku.’ Jibril a.s. bertanya lagi, ‘Sudikah engkau aku tunjukkan kebesaran Allah?’ Beliau menjawab, ‘Ya.’ Kemudian beliau melihat sebatang pohon yang berada di balik lembah, lalu Jibril berpesan, ‘Panggillah pohon itu.’ Beliau pun memanggilnya hingga pohon tersebut berjalan dan berdiri tegak di hadapan Nabi. Jibril kembali berpesan, ‘Perintahkanlah pohon itu agar kembali ke tempatnya semula.’ Kemudian beliau memerintahkan pohon itu untuk kembali ke tempatnya semula, dan pohon itu  kembali ke tempatnya semula. Lalu Nabi berkata, ‘Cukup bagiku’.”[3]


[1] HR Muslim
[2]Hadits Hasan,  HR Ibnu Sa’ad (1/227,228), HR Ibnu Hisyam (1/483), HR Ahmad (1/348), HR Abdul Razak (5/389).
[3]Hadits Shahih, HR Ahmad dalam Musnadnya (3/113), HR Ibnu Majah dalam Sunan-nya (4028) dan dalam kitab Majma’ Zawâid.

No comments:

Post a Comment