Wednesday, January 15, 2014

Saudara Perempuan Sesusuan Nabi Saw



            Manakala kita mengikuti cerita tentang seorang ibu yang menyusui Nabi Saw, Halimah al-Sa'diyah, kita teringat anak perempuannya, al-Syaima binti al-Harits bin Abdul 'Uzza. Dia termasuk saudara perempuan sesusuan Nabi Saw. Sebagaimana ibunya, al-Syaima juga sangat menyayangi Nabi dan sering menggendongnya.
            Diriwayatkan dari Ibnu Ishaq yang diceritakan dari Abu Wajizah As-Sa'di, suatu hari, ketika al-Syaima mengunjungi Nabi saw, perempuan itu berkata, "Wahai Rasulullah, saya saudari sesusuanmu."
Nabi lalu bertanya, "Apa tandanya?"
Lantas al-Syaima menjawab, "Ada satu bekas gigitan di punggungku ketika semasa kecil engkau kugendong."
Rupanya Nabi Saw mengenalinya. Sembari memberi isyarat agar al-Syaima duduk, Nabi menghamparkan sorbannya seraya berkata, "Di sini." Kemudian Nabi Saw mengajukan suatu pilihan, "Kalau kamu mau, kamu bisa tinggal secara terhormat dan dicintai bersamaku. Atau, kamu ingin pulang ke desamu, maka saya akan memberimu oleh-oleh."
al-Syaima memilih, "Saya ingin pulang ke desaku dan membawa oleh-oleh darimu." Nabi pun menepati janjinya.  
            Dalam suasana yang sedikit berbeda, dalam bukunya "Al-Isti'âb", Abu Amr bin Abdul Bar mencatat bahwa ketika Nabi beserta tentara kaum Muslimin menyerang kota Hawazan dan berhasil menaklukkannya serta mendapat harta rampasan perang dan tawanan, tiba-tiba ada seorang perempuan berkata, "Saya adalah saudari sesusuan Nabi kalian."  
Para sahabat kemudian membawa perempuan itu menghadap kepada Nabi Saw. Dan, sambil menunjukkan sebuah tanda, perempuan itu memperkenalkan diri kepada Nabi, "Wahai Muhamad, saya saudari perempuan sesusuanmu."
Nabi menyambutnya dan menghamparkan sorbannya sekaligus mempersilakannya duduk di atas sorban yang terhampar. Nabi Saw terlihat menangis haru seraya berkata, "Kalau kamu mau, kamu bisa tinggal secara terhormat dan dicintai bersamaku. Atau kamu ingin pulang ke desamu, saya akan memberimu oleh-oleh."
al-Syaima menjawab, "Kembalikan saya pada kaumku." Tak lama setelah itu, al-Syaima masuk Islam. Nabi memberinya hadiah tiga budak laki-laki dan seorang budak perempuan. Tak hanya itu, al-Syaima diberi hadiah perhiasan dan hewan ternak.
            Ada sebuah cerita dari Muhamad bin Al-Mualla Al-Azdi, ketika Nabi Saw masih kecil, al-Syaima sering menghiburnya dengan menari sambil membacakan syair:
Wahai Tuhan kami, biarkanlah Muhamad bersama kami # hingga kami bisa melihatnya menjadi remaja
Kemudian perlihatkan dia pada kami sebagai seorang pemimpin yang terhormat # mengalahkan musuh-musuhnya dan orang-orang yang mendengkinya
Berilah dia kemuliaan selamanya.
Ketika mendengar syair ini, Abu Urwah Al-Azdi berucap, "Betapa baik Dzat yang mengabulkan doa al-Syaima!"

No comments:

Post a Comment