Monday, February 24, 2014

Dia Mengajari Sahabiyah Menulis


Al-Syifa’ binti Abdillah bin Abdu Syams masuk Islam sebelum hijrah dan beliau termasuk wanita yang pertama berhijrah. Dia membaiat Nabi Saw di Makkah sebelum beliau hijrah dan tergolong wanita yang cerdas dan mulia. Rasulullah Saw mengunjunginya dan tidur siang di rumahnya. Dia membuat satu tempat tidur dan kain untuk Rasulullah Saw. Tempat tidur itu tetap berada di tempat anaknya sampai Marwan bin al-Hakam mengambilnya dari mereka.
Al-Syifa’ bercerita, “Suatu hari, Nabi Saw mendatangi kami dan aku berada di tempat Hafshah. Lalu beliau berkata kepadaku, Tidakkah kau mengajarinya untuk mengusir rasa gatal ini seperti kau mengajarinya membaca?[1]

Tidak Boleh Malu dalam Urusan Agama
Terkisah dari Anas r.a. bahwa Ummu Sulaim bertanya pada Rasulullah Saw yang saat itu beliau sedang bersama Aisyah r.a., "Wahai Rasulullah, apakah wanita melihat apa yang laki-laki lihat dalam mimpi dan melihat dari dirinya apa yang laki-laki lihat dari dirinya?"Aisyah tiba-tiba menimpali, "Wahai Ummu Sulaim, celakalah engkau, kau telah membuka aib wanita, "
Lalu Nabi Saw mengingatkan Aisyah, "Bahkan kau yang celaka... wahai Aisyah.  Dan beliau menjawab pertanyaan Ummu Sulaim, “Ya, maka mandilah jika kau melihat itu, Ummu Sulaim."
Dalam sebuah riwayat, Ummu Salamah –yang kebetulan Aisyah juga berada ada di sana– bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah ini yang kau maksud?
Nabi menjawab, "Ya, air mani laki-laki kental putih dan air mani wanita encer kuning, maka yang mana saja keluar lebih dulu, anak akan menyerupainya."[2]

Allah SWT Tertawa Karena Perbuatan Kalian
Dikisahkan oleh Abu Hurairah, seseorang mendatangi Nabi Saw, lalu dia dikirim menemui istri-istri Nabi. Tapi mereka (istri-istri Nabi) berujar, “Kami hanya punya air.”  Lantas Rasulullah Saw bertanya, "Siapa yang akan menjamu orang ini?"
Seorang Anshar berkata, "Aku, wahai Rasulullah." Lalu dia membawa tamunya pulang. Dia berpesan pada istrinya, "Muliakan tamu Rasulullah Saw ini wahai istriku."
Istri seorang Anshar ini menjawab, "Kita tidak punya apa-apa kecuali makanan untuk anak kita."
Seorang Anshar menegaskan, "Siapkan saja itu, nyalakan apimu, tidurkan anak-anakmu jika mereka minta makan."
Kemudian istrinya menyiapkan makanan, menyalakan api dan menidurkan anak-anaknya. Lalu dia bangkit seakan-akan dia memeriksa apinya lalu memadamkannya. Keduanya melihat tamunya makan dan malam itu mereka tidak makan.
Ketika pagi tiba, orang itu mendatangi Rasulullah Saw dan beliau berkata, "Semalam Allah SWT tertawa (heran) pada perbuatan kalian berdua." Lalu Allah SWT menurunkan ayat:[3]
"Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS Al-Hasyr [59]: 9).


[1]HR Ahmad (6/341), Abu Dawud (3887).
[2]HR Muslim (310), Ibn Majah (601), Nasa’i (1/112), Darimi (764).
[3]HR Bukhari (3798), Muslim (2053), Tirmidzi (3304).

No comments:

Post a Comment