Wednesday, October 22, 2014

Rendahnya Literasi Dana Pensiun Tantangan Jokowi


Rendahnya literasi dana pensiun tantangan pemerintah Jokowi (ilustrasi) -
Rendahnya literasi dana pensiun tantangan pemerintah Jokowi (ilustrasi)

Kalangan praktisi jasa keuangan dana pensiun meminta Presiden Joko Widodo memperhatikan masih rendahnya jumlah angkatan kerja yang memiliki tabungan dana pensiun, akibat tingkat literasi dan sosialisasi yang rendah.

"Pemerintah baru juga punya kewajiban untuk menjamin kesejahteraan pegawai. Setidaknya, mereka harus tingkatkan literasi dana pensiun," kata Direktur Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) PT Bank Mandiri, Rudi Rahman di Jakarta, Selasa (21/10). 

Tingkat literasi dana pensiun di Indonesia, menurut survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir 2013, hanya 1,53 persen atau paling rendah dari sektor jasa keuangan lainnya, seperti asuransi (11,81 persen), lembaga pembiayaan (6,33 persen) dan pegadaian (5,04 persen).

Menurut Rudi, masyarakat cenderung menunda-nunda untuk berinvestasi di dana pensiun. Padahal, setelah masyarakat tidak produktif bekerja, dana pensiun adalah salah satu penopang kebutuhan pembiayaan.

"Masyarakat pikirnya, dana pensiun itu dapatnya di akhir, jadi mereka investasinya di akhir, padahal untuk mencapai akhir yang baik itu, seharusnya mereka berinvestasi dari awal," ujar dia.

Direktur Institusional Bank Mandiri Abdul Rachman merinci dari total jumlah angkatan kerja, non Pegawai Negeri Sipil, ABRI dan Polisi, hanya 1,5 juta pekerja yang memiliki dana pensiun. "Ini masih kecil sekali dibanding jumlah angkatan kerja," ujar dia.

Menurut survei salah satu perusahaan asuransi, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, mayoritas dari total 500 responden memiliki keyakinan hidup sejahtera saat pensiun, namun keyakinan tersebut tidak dibarengi kemauan untuk berinvestasi di dana pensiun.

Survei Manulife bertajuk "Manulife Investor Sentiment Index" itu dilakukan pada kuartal II 2014 pada 500 investor kelas menengah hingga atas.

Survei itu menyebutkan, baru 43 persen dari total responden yang telah menyiapkan masa pensiunnya. Padahal, lebih dari 150 investor, atau lebih dari tiga perempat dari total responden yang mengaku optimistis dapat mempertahankan gaya hidup saat mereka produktif bekerja ke masa mereka pensiun.

Tingkat minat responden terhadap dana pensiun program pemerintah pun menurut survei Manulife hanya 22 persen dari total responden.

Selain itu, menurut survei Manulife, banyak responden yang menyimpan tabungan mereka di produk keuangan dengan imbal hasil yang kurang prospektif untuk jangka panjang.

Sebanyak 34 persen responden, menurut Survei itu, hanya berinvestasi di produk tabungan dan deposito perbankan. (http://skalanews.com/)

No comments:

Post a Comment