Sunday, February 1, 2015

Meretas Kinerja, Meraih Prestasi



* TUJUH


Melihat adalah satu. Memandang adalah hal lain. Memahami apa yang Anda lihat adalah hal ketiga. Belajar dari apa yang Anda pahami adalah hal lain lagi. Tetapi bertindak atas apa yang Anda pelajari adalah hal yang benar-benar berarti. (Harry Lorayne, penulis pada Harvard Business Review)

PALANGKARAYA, Juni 2014. Wajah sumringah tampak di rona muka Bupati Lamandau Ir. Marukan Hendrik. Wajar kiranya, karena hari itu Marukan (Pemerintah Kabupaten Lamandau) menerima penghargaan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia untuk tahun anggaran 2013. WTP merupakan opini tertinggi dalam laporan pengelolaan keuangan pemerintah daerah yang diberikan oleh BPK.
Sebelumnya, tahun 2011, Pemkab Lamandau meraih predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Pada tahun itu belum sampai WTP karena masih terganjal masalah aset daerah. Dengan kerja keras dan tekad kuat, predikat itu meningkat menjadi WTP pada tahun 2014. Sebuah prestasi yang cukup bagus dari kabupaten yang baru mekar dari Kabupaten Kotawaringin Barat pada tahun 2002 tersebut.
“Saya sangat berterima-kasih kepada BPK RI Perwakilan Kalimantan Tengah atas kepercayaannya pada Kabupaten Lamandau untuk menyandang opini Wajar Tanpa Pengecualian,” ujar Bupati Lamandau Marukan Hendrik usai menerima penghargaan tersebut dalam satu acara resmi di Palangkaraya pada awal Juni 2014.
Menurut Marukan, keberhasilan Kabupaten Lamandau memperoleh predikat WTP tersebut tidak hanya atas dasar keinginan namun merupakan komitmen dan kerja keras yang sungguh-sungguh. “Apa yang kami peroleh bukan semata-mata karena kehebatan dan kelihaian kami, namun karena berkat bantuan BPK RI Perwakilan Kalimantan Tengah yang mengungkapkan baik atau tidak baik terhadap pengelolaan keuangan kami,” tegas Marukan.
Dengan diraihnya prestasi ini, kata Marukan, membuktikan bahwa carut-marut pengelolaan keuangan dan aset daerah dapat diatasi dengan kerja keras, ketelitian dan ketekunan. Dia berharap setiap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dapat membantu Bupati untuk mempertahankan opini WTP dari BPK RI ini.
Pada kesempatan penyerahan penghargaan opini WTP tersebut, Kepala BPK RI Perwakilan Kalimantan Tengah Endang Tuti Kardiani mengimbau agar Bupati memperhatikan instansi-instansi di Kabupaten Lamandau dan segera menyampaikan atau menindak-lanjuti beberapa hal yang menjadi catatan pihak BPK RI Perwakilan Kalimantan Tengah. “Kami juga mengajak Kabupaten Lamandau secara khusus untuk mensyukuri peningkatan prestasi dari WDP menjadi WTP,” ujar Tuti Kardiani.
Sebuah prestasi yang tentu membanggakan di awal periode kedua kepemimpinan Marukan di Kabupaten Lamandau. Dan prestasi ini hanyalah noktah kecil dari perjalanan Marukan memimpin kabupaten yang memiliki delapan wilayah kecamatan tersebut.  

A.   Bekerja Keras Tanpa Berharap Apresiasi
Sejak awal memimpin Kabupaten Lamandau, Marukan berangan-angan mengelola pemerintahan secara baik agar hasilnya dapat dinikmati warga masyarakat. “Pengelolaan pemerintahan yang baik itu menyangkut administrasi, keuangan, memenuhi kebutuhan pemerintah, dan memenuhi aspirasi masyarakat. Kami berkeinginan jangan sampai terulang lagi keadaan tahun 2004 di mana pemerintah kabupaten mengalami kesulitan keuangan yang berat, gaji pegawai dan biaya proyek sempat tak terbayar. Kami fokus bekerja yang terbaik. Penghargaan itu bukan tujuan kami. Kalau ternyata apa yang kami lakukan itu baik dan diapresiasi, ya kami bersyukur. Kami di Lamandau ini nggak pernah mengejar penghargaan. Yang kami dapat itu betul-betul riil dan yang memang kami kerjakan,” tutur Marukan dalam satu kesempatan kami bersua di Rumah Jabatan Bupati Lamandau, Nanga Bulik, akhir 2014.
Namun demikian Marukan tidak ingin upayanya membangun Lamandau berhenti pada pencapaian penghargaan opini WTP atau penghargaan-penghargaan lain yang telah dikantongi Pemerintah Kabupaten Lamandau. Dia bertekad pembangunan Lamandau harus terus berlangsung dan berlanjut agar dapat membawa manfaat bagi semakin banyak rakyat kabupaten  yang mengusung motto Bahaum Bakuba ini.
Marukan meminta semua pihak --baik pemerintah daerah, masyarakat umum, dunia usaha maupun mitra kerja pemerintah-- di Kabupaten Lamandau tidak merasa lelah melanjutkan pembangunan daerah di segala bidang.
Bupati yang pernah menjadi dosen di Universitas Palangkaraya ini menyebut masa jabatannya (periode pertama 2008-2013 dan periode kedua 2013-2018 sebagai masa pembangunan daerah. Menurutnya, ini masa yang penting untuk membuktikan Lamandau sebagai daerah yang sudah layak berdiri tegap, kendati baru resmi dibentuk pada tahun 2002 bersama tujuh kabupaten pemekaran lainnya di Provinsi Kalimantan Tengah.
“Jika diklasifikasi, saat ini Lamandau berada pada masa pembangunan. Tahun 2002 adalah masa perjuangan, 2002-2007 adalah masa persiapan, 2008-2013 adalah masa pembangunan tahap I dan 2013 hingga 2018 nanti merupakan masa pembangunan tahap II,” tandasnya.
Bupati yang didukung oleh tujuh partai politik tersebut meminta agar pada masa ini, semua pihak tetap berkonsentrasi dan bekerja sungguh-sungguh. Harapannya, agar target pencapaian pembangunan tercapai dengan baik. “Skala proritas pembangunan kami saat ini masih seputar infrastruktur, ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta tata kelola pemerintahan yang bersih dan bertanggung-jawab,” ujarnya.

B.    Capaian Kinerja pada awal Pengabdian 2008-2013
Sesuai dengan prinsip otonomi daerah, Pemerintah Kabupaten Lamandau telah menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan yang diinginkan bersama. Secara umum Pemerintah Kabupaten Lamandau telah mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut. Pencapaian kinerja ini berkat upaya kerja keras dari segenap aparatur Pemerintah Kabupaten Lamandau dengan mengerahkan seluruh potensi sumber daya manusia yang dimiliki.
Sebagai indikator pencapaian target dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Pembangunan Ekonomi. Pembangunan di bidang ekonomi ditandai dengan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang cukup mantap. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lamandau dalam kurun waktu (minimal 2007-2008) mengalami peningkatan, baik menurut harga berlaku maupun menurut harga konstan. PDRB menurut harga berlaku dan harga konstan pada tahun 2008 masing-masng Rp874.992.000.000 dan Rp525.926.050.000. Pada tahun 2007 PDRB menurut harga berlaku dan harga konstan masing-masing Rp792.218.360.000 dan Rp496.298.680.000.
Sedangkan tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau menunjukkan arah perbaikan ekonomi, yaitu mencapai 5,97%. Dengan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2008 yang mencapai 5,97% meningkat dibandingkan tahun 2007 sebesar 5,85%, Kabupaten Lamandau dapat mempersempit tingkat ketimpangan pendapatan menjadi “cukup merata” dan perlu diwujudkan peningkatan ekonomi kerakyatan dalam upaya menggenjot pertumbuhan PDRB yang mendukung tercapainya masyarakat mandiri dan sejahtera.
Pendapatan Regional yang meningkat dari tahun ke tahun memberikan gambaran bahwa proses pembangunan yang dilaksanakan cukup sukses dan mampu menghasilkan kemajuan perekonomian Kabupaten Lamandau.
Bidang Pertanian. Di bidang pertanian, berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas hasil-hasil pertanian seperti Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis, Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi dan Palawija, Pengembangan Pembenihan dan Pembibitan, Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian.
Sektor pertanian merupakan andalan Kabupaten Lamandau dalam pembentukan PDRB. Dilihat dari besarnya kontribusi sektoral dalam pembentukan nilai tambah bruto Kabupaten Lamandau selama periode 2000-2008, secara struktural terlihat bahwa penyumbang terbesar pertama berasal dari sektor pertanian, dengan kontribusi sebesar 67,05% terhadap total PDRB Kabupaten Lamandau tahun 2008. Bila dilihat dari lima komponen sub-sektor pertanian, kontribusi terbesar berasal dari sub-sektor Perkebunan sebesar 49,38%, disusul sub-sektor Kehutanan sebesar 7,65%, sub-sektor Bahan Tanaman Makanan sebesar 6,46%, sub-sektor Peternakan dan hasilnya sebesar 2,86% dan yang terakhir sub-sektor Perikanan sebesar 0,70%.
Kenyataan ini memberikan harapan positif bahwa pengembangan sub-sektor Perkebunan di Kabupatan Lamandau akan mampu meningkatkan kemakmuran petani khususnya dan masyarakat Lamandau pada umumnya dengan semakin terbukanya kesempatan kerja yang lebih luas terutama di sektor Pertanian.
Bidang Pertambangan. Di bidang Pertambangan telah diupayakan penegakan peraturan perundang-undangan bidang pertambangan untuk optimalisasi penggunaan sumber daya serta melaksanakan penegakan hukum di bidang pertambangan dan lingkungan untuk menghindari kerusakan serta pencemaran lingkungan di wilayah pertambangan dan sekitarnya.
Adapun dari hasil kegiatan yang dilaksanakan secara garis besar adalah penertiban pengelolaan pemberian izin pertambangan, optimalisasi pemanfaatan sumber daya pertambangan, serta melaksanakan tata cara penambangan sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditentukan. Hingga saat ini data investasi di bidang pertambangan, bahan galian biji besi sebanyak 21 perusahaan, Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Eksplorasi sebanyak 19 perusahaan dan IUP Produksi sebanyak 2 perusahaan.
Sektor Pertambangan juga turut memberikan kontribusi bagi penerimaan pendapatan daerah tahun 2008-2009 melalui Sumbangan Pihak Ketiga.
Bidang Infrastruktur. Pembangunan di bidang infrastruktur meliputi Jalan dan Jembatan,  Perhubungan dan Telekomunikasi, serta Kelistrikan. Pembangunan infrastruktur Jalan dan Jembatan pada tahun 2009 diprioritaskan untuk peningkatan jalan dalam kota Nanga Bulik dengan kegiatan tahun jamak, selain peningkatan jalan dan jembatan menuju/dalam kecamatan dan desa. Infrastruktur jalan menjadi stimulasi bagi pengembangan di bidang lain seperti pertanian, kehutanan, perkebunan, pertambangan, pemerintahan, dan transmigrasi.
Pembangunan infrastruktur perhubungan pada tahun 2009 di antaranya telah melaksanakan studi kelayakan lokasi bandara, pembangunan terminal kota, terminal antar-kabupaten dan antar-provinsi, serta pengembangan dermaga Batu Bisa di Nanga Bulik. Sarana telekomunikasi di Kabupaten Lamandau mengalami kemajuan yang ditunjukkan dengan telah adanya Pusat Pelayanan Telekomunikasi dan Informasi Pedesaan atau “Desa Berdering” yang dapat diakses pada 83 desa/kelurahan di 8 kecamatan. Telepon kabel untuk saat ini hanya bagi pelanggan di Nanga Bulik. Sedangkan telepon seluler telah dapat diakses di 20 desa di 6 kecamatan.
Pembangunan infrastruktur kelistrikan di Kabupaten Lamandau terus dilakukan upaya dan kebijakan antara lain untuk jangka pendek seperti pengadaan mesin genset, pembangunan listrik mikrohidro dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Sedangkan untuk jangka panjang telah dilakukan upaya pengembangan listrik tenaga air dan sampai saat ini telah dilakukan studi potensi.
Bidang Sumber Daya Manusia. Pada bidang sumber daya manusia, berbagai upaya peningkatan kualitas SDM telah menunjukkan kemajuan yang tercermin pada meningkatnya beberapa indikator seperti kependudukan, pendidikan dan kesehatan.
Membaiknya tingkat pendidikan sangat dipengaruhi oleh peningkatan partisipasi pendidikan pada semua kelompok usia dan jenjang pendidikan. Indikator keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan dapat dilihat pada pencapaian Angka Melek Huruf (AMH). Pada tahun 2009 pencapaian AMH Kabupaten Lamandau sebesar 98,64% sedangkan pada tahun 2008 sebesar 98,40%, sehingga layak dikatakan bahwa pembangunan pendidikan di Kabupaten Lamandau cukup berhasil.
Selain AMH, parameter keberhasilan pembangunan pendidikan ditandai oleh peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Pada tahun 2009, APK SD/MI sebesar 117,82% dan APM SD/MI sebesar 100,93%, dari standar nasional APM tingkat SD/MI dan SLTP 95%, sehingga siswa usia 7-12 tahun seluruhnya telah tertampung di SD/MI yang ada di Kabupaten Lamandau. Gambaran ini menunjukkan Kabupaten Lamandau cukup berhasil dalam membangun pendidikan jenjang SD/MI.
Sedangkan untuk jenjang SLTP APK sebesar 107,97% dan APM sebesar 99,85%. Pencapaian angka ini menunjukkan bahwa pada tingkat SLTP sudah mencapai, bahkan melebihi, APM standar nasional sebesar 85%. Dengan begitu, seluruh siswa usia 13-15 tahun telah tertampung. Direkomendasikan untuk penambahan Unit Sekolah Baru (USB) pada tingkat SLTP di Kabupaten Lamandau.    
Untuk tingkat SLTA, APK sebesar 63,59% dan APM sebesar 47,72%. Ini pun menunjukkan pencapaian yang melebihi APM standar nasional yang 50%. Pada jenjang SLTA, Kabupaten Lamandau agak mengalami ketertinggalan dari tahun ke tahun sehingga direkomendasikan untuk penambahan USB pada tingkat SLTA.
Bidang Kesehatan. Pembangunan di bidang kesehatan pada umumnya telah mampu meningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain ditandai dengan pencapaian Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Lamandau. Pencapaian AHH Kabupaten Lamandau tahun 2009 sebesar 67,05 tahun (8 kecamatan) mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan AHH tahun 2008 sebesar 62,8 tahun.
Selain keberhasilan yang terlah dicapai, masih ditemui beberapa permasalahan dalam operasionalnya. Bahkan, terdapat beberapa program atau kegiatan yang nilai capaian kinerjanya masih rendah atau tidak mencapai target. Permasalahan tersebut perlu mendapat perhatian serius serta dukungan dari berbagai pihak untuk peningkatan program pada masa berikutnya.

C.   Capaian Kinerja Lima Tahunan
Lima tahun (2008-2013) Marukan memimpin Kabupaten Lamandau, telah tampak beberapa torehan keberhasilan yang dapat dirasakan oleh warga masyarakat. Keberhasilan itu terlihat pada bidang-bidang:
Bidang Sosial. Keberhasilan di bidang sosial dtunjukkan dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Perkembangan taraf kesejahteraan dan kualitas penduduk Kabupaten Lamandau dapat digambarkan salah satunya dengan menghitung Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) pada jangka waktu tertentu, yang meliputi usia harapan hidup (lovengity), pengetahuan/pendidikan (knowledge) dan standar hidup layak (decent living). Ketiganya diukur dengan angka harapan hidup, pencapaian pendidikan dan pengeluaran riil per kapita yang telah disesuaikan dengan vaiabel daya beli.
IPM di Kabupaten Lamandau terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 sebesar73,13 jika dibandingkan dengan IPM tahun 2008 sebesar 71,98 maka selama kurun waktu lima tahun telah terjadi peningkatan sebesar 1,15. Kondisi tersebut didukung oleh meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH), meningkatnya tingkat pengetahuan berupa Angka Melek Huruf (AMH) dan rata-rata lama sekolah serta meningkatnya standar hidup yang layak berupa pengeluaran riil per kapita masyarakat.
Tabel 7.1 Perkembangan IPM, AHH, AMH dan Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Lamandau Tahun 2008-2012
Tahun
IPM
AHH
AMH
Rata-rata lama sekolah
2008
71,98
67,05
98,64
7,6
2009
72,08
67,13
98,65
7,61
2010
72,32
67,21
98,66
7,63
2011
72,74
67,29
98,67
7,73
2012
73,13
67,36
98,68
7,83
Sumber: BPS Kabupaten Lamandau
Indikator keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan dapat dilihat pada pencapaian AMH. Pada tahun 2012 pencapaian AMH Kabupaten Lamandau sebesar 98,68%, dibandingkan pada tahun 2008 sebesar 98,64 terjadi peningkatan sebesar 0,04%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pembangunan pendidikan di Kabupaten Lamandau cukup berhasil.
Selain AMH, parameter keberhasilan pembangunan pendidikan ditandai oleh peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Bila dilihat setiap jenjang pendidikan, APK tertinggi terdapat pada tingkat SD dan terendah pada tingkat SMA/SMK. Hal ini dapat disimpulkan bahwa walaupun belum seluruh warga masyarakat bersekolah sesuai dengan jenjang pendidikan, namun tingkat kesadaran penduduk terhadap pendidikan, terutama pada usia SD, relatif cukup tinggi. Hal ini juga sangat berkaitan dengan keberhasilan pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun.
APM adalah perbandingan antara jumlah penduduk kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dan penduduk usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Semakin tinggi APM berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah dan tingkat pendidikan tertentu. Nilai ideal APM untuk semua jenjang adalah 100% atau lebih. APM digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan yang sesuai.
Tabel 7.2 APK Tahun 2010-2012 Tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK
No
Tingkat Sekolah
2010
2011
2012
1
SD/MI
117,82%
118,02%
118,44%
2
SMP/MTs
107,97%
108,19%
107,97%
3
SMA/SMK
63,59%
65%
75,81
 Sumber: Dinas Dikjar Kabupaten Lamandau
Tabel 7.3 APM Tahun 2010-2012 Tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK
No
Tingkat Sekolah
2010
2011
2012
1
SD/MI
100%
100%
115,41%
2
SMP/MTs
99,85%
99,85%
99,85%
3
SMA/SMK
48,72%
48,72%
57,89%
Sumber: Dinas Dikjar Kabupaten Lamandau
Kedua tabel di atas menunjukkan bahwa pada setiap jenjang pendidikan, APM tertinggi terdapat pada tingkat SD dan terendah pada tingkat SMA/SMK.
Angka rata-rata lama sekolah tahun 2012 sebagaimana tabel 7.1 mengalami perubahan yang tidak terlalu signifikan yang mencapai angka 7,83 tahun. Angka ini mencerminkan bahwa rata-rata penduduk Kabupaten Lamandau hanya bersekolah kelas 1 sampai dengan kelas 2 jenjang SLTP.
Perkembangan Ekonomi. Salah satu indikator kinerja pembangunan suatu daerah diukur melalui indikator-indikator makro ekonomi yang secara umum telah diakui dan diberlakukan. Pencapaian perekonomian suatu daerah merupakan gambaran dari prestasi pemerintahan daerah dalam memanfaatkan potensi yang ada di daerah tersebut serta upaya untuk mengatasi kendala-kendala yang ada di daerah. Indikator pencapaian pembangunan ekonomi yang secara umum diakui adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan tingkat inflasi.
Sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Lamandau tidak terlepas dari potensi yang dimiliki oleh Kabupaten dengan 8 kecamatan tersebut. Yaitu Pertanian (sub-sektor Tanaman Bahan Makanan, Peternakan, Perikanan, Kehutanan dan Perkebunan) dan Pertambangan.
·         Potensi Unggulan Daerah
Pada umumnya potensi unggulan Kabupaten Lamandau adalah dari jenis komoditas Sektor Pertanian (sub-sektor Kehutanan dan Perkebunan) dan Sektor Pertambangan. Hal ini terutama didukung oleh tiga faktor utama, yaitu dukungan pasar ekspor, dukungan sumber daya manusia dan keterlibatan masyarakat. Komoditas ekspor daerah ini dihasilkan oleh sub-sektor Kehutanan dan Perkebunan serta Pertambangan.
Tingkat kesuburan lahan di Kabupaten Lamandau, yang berada di sekitar kelas II sampai dengan kelas III, sangat memungkinkan untuk dikembangkan dan ditingkatkannya kegiatan Sektor Pertanian terutama sub-sektor Tanaman Bahan Makanan dan sub-sektor Tanaman Perkebunan. Tahun 2013, Pertanian Tanaman Pangan mengalami peningkatan hasil produksi, tapi masih diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan masyarakat lokal. Selama empat tahun terakhir mengalami kenaikan cukup signifikan atau surplus dan mampu berswasembada beras. Pada tahun 2013, produksi beras Kabupaten Lamandau mencapai 15.500,51 ton dan kebutuhan beras konsumsi masyarakat setempat sebanyak 8.534,16 ton, sehingga mengalami surplus sebesar 7.065,35 ton.
Sedangkan sub-sektor Kehutanan terus mengalami penurunan pertumbuhan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sebagai efek dari makin berkurangnya areal hutan produktif dan pertambahan areal perkebunan. Secara spesifik potensi unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Lamandau saat ini adalah karet dan sawit. Selain dari sub-sektor Kehutanan dan Perkebunan, Kabupaten Lamandau juga memiliki potensi dari sektor lain, yakni pertambangan yang turut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
·         Perkembangan Ekonomi Makro
Perekonomian di Kabupaten Lamandau hingga tahun 2012 secara umum bergerak ke arah yang lebih baik, ditandai oleh peningkatan beberapa indikator makro ekonomi antara lain pertumbuhan PDRB, pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dan laju inflasi.
1)   Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Perkembangan PDRB Kabupaten Lamandau dalam rentang tahun 2008-2012 mengalami peningkatan. Berdasarkan harga konstan, yaitu dari Rp526,27 miliar di tahun 2008, meningkat menjadi Rp672,59 miliar di tahun 2012, atau selama kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan sebesar Rp146,32 miliar. Sedangkan berdasarkan harga berlaku, yaitu sebesar Rp868,47 miliar pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp1,39 triliun pada tahun 2012, atau selama rentang waktu lima tahun terjadi peningkatan sebesar Rp527,63 miliar.
Tabel 7.4 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga (ADH) Berlaku Tahun 2008-2012
Lapangan Usaha
2008
2009
2010
2011
2012
Pertanian
587.365,73
635.100,30
735.995,45
838.512,59
947.663,84
Pertambangan & Penggalian
15.401,63
10.056,53
13.197,25
16.092,83
19.311,98
Industri Pengolahan
6.142,28
6.959,18
7.490,87
8.130,07
9.126,09
Listrik, Gas & Air Bersih
698,07
933.12
1.342,69
1.545,17
1.752,84
Bangunan
1.733,22
2.239,87
2.773,15
3.293,12
3.752,14
Perdagangan, Hotel & Restoran
135.239,40
149.254,88
165.415,93
181.340,20
206.157,56
Pengangkutan & Komunikasi
32.587,80
35.883,75
38.178,26
42.121,15
47.219,89
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
18.928,44
21.723,22
26.290,22
30.736,95
36.664,66
Jasa-jasa
70.370,97
78.419,72
92.241,49
110.366,94
124.445,18
JUMLAH
868.467,54
940.570,57
1.082.925,31
1.232.139,02
1.396.094,19
Catatan: angka dalam jutaan rupiah
Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012

Tabel 7.5 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga (ADH) Konstan Tahun 2008-2012
Lapangan Usaha
2008
2009
2010
2011
2012
Pertanian
335.657,83
359.769,46
376.295,12
396.808,61
424.657,14
Pertambangan & Penggalian
9.284,33
5.949,38
7.042,06
7.529,49
8.369,54
Industri Pengolahan
3.965,90
4.355,19
4.521,66
4.806,35
5.170,50
Listrik, Gas & Air Bersih
442,72
560,32
748,16
794,11
842,85
Bangunan
1.263,74
1.542,08
1.890,32
2.099,27
2.260,16
Perdagangan, Hotel & Restoran
85.664,96
90.031,91
97.947,17
105.230,57
109.762,92
Pengangkutan & Komunikasi
21.509,36
22.927,41
23.972,86
25.129,68
26.525,82
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
12.975,38
14.223,94
16.394,31
18.639,69
21.291,71
Jasa-jasa
54.503,11
57.139,40
61.934,20
68.246,17
73.715,74
JUMLAH
526.267,33
556.499,09
590.745,86
629.283,94
672.596,38
Catatan: angka dalam jutaan rupiah.
Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012

2)   Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator perkembangan aktivitas perekonomian di mana barang dan jasa yang diproduksi oleh masyarakat bertambah dan tingkat pendapatan masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat berupa tenaga kerja, teknologi dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa investasi dari luar daerah dan ekspor ke luar daerah.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau menunjukkan angka yang fluktuatif namun selalu positif. Pada tahun 2008, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,04%, lalu sedikit menurun pada tahun 2009, yaitu 5,74%, yang diperkirakan akibat pengaruh dari krisis finansial global yang terutama berpengaruh cukup signifikan pada sub-sektor Pertambangan. Tapi, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau terus meningkat pada tahun 2010 sebesar 6,15%, terus melaju di tahun 2011 dan tahun 2012, masing-masing 6,52% dan 6,88%. Dengan kata lain selama rentang waktu lima tahun terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,84%. Hal ini berarti adanya indikator bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau secara umum meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Tabel 7.6 Pertumbuhan Ekonomi (%) per Sektor Tahun 2008-2012  
Lapangan Usaha
2008
2009
2010
2011
2012
PRIMER
4,05
5,71
4,82
5,48
7,10
Pertanian
2,15
6,87
4,59
5,45
7.02
Pertambangan & Penggalian
216,86
35,92
18,37
6,92
11,16
SEKUNDER
6,52
13,84
10,88
7,54
7,45
Industri Pengolahan
5,73
9,82
3,82
6.30
7,58
Listrik, Gas & Air Bersih
6,98
26,56
33,52
6,14
6,14
Bangunan/Konstruksi
8,91
22,02
22,58
11,05
7,66
TERSIER
10,20
5,54
8,64
8,49
6,47
Perdagangan, Hotel & Restoran
10,27
5,10
8,79
7,44
4,31
Pengangkutan & Komunikasi
12,18
6,59
4,56
4,83
5,56
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
4,27
9,62
15,26
13,70
14,23
Jasa-jasa
10,83
4,84
8,39
10,19
8,01
Total Laju PDRB
6,04
5,74
6,15
6,52
6,88
Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012/2013    
3)   Pendapatan per Kapita
Pendapatan per kapita adalah besaran pendapatan rata-rata penduduk di suatu daerah. Indikator ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan daerah. Dengan kata lain semakin tinggi/besar pendapatan per kapita maka semakin makmur daerah tersebut.
Tebal 7.7 PDRB per Kapita Kabupaten Lamandau 2008-2012
 Tahun
Penduduk Pertengahan Tahun
Harga Berlaku (Rp)
Pertumbuhan (%)
Harga Konstan (Rp)
Pertumbuhan (%)
2008
58.705
14.793.505,72
5,97
8.964.455,49
2,31
2009
61.442
15.308.267,31
3,48
9.054.163,98
1,00
2010
63.199
17.135.165,38
11,93
9.345.428,31
3,22
2011
65.167
18.907.407,46
10,34
9.656.481,58
3,31
2012
65.616
21.276.734,14
12,53
10.250.493,48
6,15
Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012
Dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau tahun 2012 yang mencapai 6,88 persen ternyata terlihat bahwa PDRB per kapita atas dasar berlaku dan harga konstan dari tahun ke tahun menunjukkan adanya pertumbuhan positif.
PDRB per kapita yang meningkat dari tahun ke tahun memberikan gambaran bahwa proses pembangunan yang dilaksanakan cukup sukses dan mampu menghasilkan kemajuan perekonomian Kabupaten Lamandau.
4)   Angka Kemiskinan
Proses pembangunan yang dinilai cukup sukses dan mampu menghasilkan kemajuan perekonomian Kabupaten Lamandau tentunya memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Indikasi peningkatan kesejahteraan tesebut dapat dilihat dari penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Lamandau.
Penduduk miskin di Kabupaten Lamandau selama rentang waktu 2008-2012 mengalami penurunan dari tahun ke tahun, yaitu sebesar 4.630 jiwa pada tahun 2008, turun menjadi 3.100 jiwa di tahun 2012, atau terjadi penurunan sebanyak 1.530 jiwa dalam waktu lima tahun. Tingkat kemiskinan pun mengalami gelagat penurunan, yaitu tahun 2008 sebesar 6,97% turun menjadi 4,66% di tahun 2012, atau selama rentang waktu lima tahun tingkat kemiskinan di Kabupaten Lamandau turun sebesar 2,31%.
Tabel 7.8 Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Lamandau 2008-2012
No
Tahun
Penduduk Miskin (Jiwa)
Tingkat Kemiskinan (%)
1
2008
4.530
6,97
2
2009
3.790
5,57
3
2010
3.665
5,35
4
2011
3.344
5,18
5
2012
3.100
4,66
Sumber: BPS Kabupaten Lamandau
5)   Tingkat Pengangguran Terbuka
Salah satu indikator makro ekonomi adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang menunjukkan tingkat keberhasilan program ketenaga-kerjaan dari tahun ke tahun. Indikator ini digunakan sebagai bahan evaluasi keberhasilan pembangunan perekonomian, selain angka kemiskinan. TPT diukur sebagai persentase jumlah pengangguran/pencari kerja terhadap jumlah angkatan kerja. Angka TPT Kabupaten Lamandau dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2012, TPT sebesar 0,89% jauh mengalami penurunan bila dibandingkan dengan TPT tahun 2008 sebesar 5,41% atau terjadi pengurangan sebesar 4,52%. Artinya, pembangunan perekonomian di Kabupaten Lamandau dinilai berhasil. Hal ini dipacu oleh berbagai faktor, terutama terkait dengan kebijakan pemerintah, misalkan dalam kemudahan pengurusan perizinan usaha.
Tabel 7.9 Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Lamandau Tahun 2008-2012
Nomor
Tahun
Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
1
2008
5,41
2
2009
4,86
3
2010
2,95
4
2011
2,53
5
2012
0,89
Sumber: BPS Kabupaten Lamandau

D.   Prestasi dan Apresiasi
Usia Kabupaten Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah memang masih relatif muda, baru mekar dari Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) pada tahun 2002. Namun begitu kini perkembangannya sudah pesat. Lamandau bukan lagi terlihat sebagai kota kecamatan, sebagaimana ketika kabupaten ini baru lahir. Kini Lamandau sudah menjelma menjadi kabupaten berkembang yang terus membangun dengan diiringi oleh segudang prestasi.
Masyarakat Kabupaten Lamandau pantas berbangga, daerah berjuluk 'Bumi Bahaum Bakuba' ini di bawah kepemimpinan Bupati Ir Marukan menjadi satu-satunya kabupaten yang ada di Kalteng yang dipercaya mendapat penghargaan dari Kementerian Agama RI. Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Menteri Agama (waktu itu) Suryadharma Ali di Hotel Borobudur Jakarta pada bulan januari 2013. Penghargaan itu diberikan atas kepedulian Pemkab Lamandau terhadap pendidikan Agama dan Keagamaan. Penilaian dilakukan langsung dari tim Kementerian Agama dengan melihat program dan komitmen yang dibuat semua Pemda se-Indonesia.
Penghargaan-penghargaan lain yang juga telah diraih oleh Pemkab Lamandau tidak hanya dari Pemerintah Provinsi namun juga dari tingkat Kementerian ataupun dari Kepresidenan. "Ini akan terus kami pertahankan sehingga bisa mendapatkan hasil yang lebih maksimal lagi," kata Bupati Lamandau Marukan beberapa waktu lalu.
Sederet penghargaan yang sudah diterima oleh Pemkab Lamandau, antara lain, penghargaan dari Presiden RI di Bidang Keluarga Berencana (KB) khususnya KB pria, penghargaan dari Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia (LKNI), dan penghargaan dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI tentang Pelayanan Terbaik dalam hal Pemberian Akte Kelahiran gratis tanpa bea untuk semua umur di Lamandau. Juga meraih Peringkat ke-156 dari 344 kabupaten se-Indonesia berkaitan dengan status kinerja penyelenggaraan Pemda tahun 2009. Penghargaan peringkat ke-14 dari 164 kabupaten pemekaran se-Indonesia tentang penyelenggaraan otonomi hasil pemekaran tahun 1999-2009.
Prestasi menggembirakan juga diraih Kabupaten Lamandau dengan menempati peringkat keempat penyelenggaraan pemerintahan terbaik se Kalteng. Prestasi itu diraih berdasarkan SK Gubernur Kalteng Nomor 188.44/511/2011 tanggal 28 Desember 2011. “Bumi Bahaum Bakuba” ini hanya kalah dari tiga daerah induk yakni Kabupaten Kapuas, Kobar dan Kota Palangkaraya. Prestasi ini menempatkan daerah pecahan Kobar tersebut mendahului tujuh kabupaten pemekaran pada tahun 2002. Ini melengkapi torehan kegemilangan sebelumnya, tahun 2011. Keberhasilan tersebut merupakan tantangan bagi Kabupaten Lamandau untuk terus berbenah dan menata diri guna mewujudkan semangat dan tujuan pemekaran.
"Tahun 2009, untuk evaluasi yang sama kami menempati peringkat ketiga se-Kalteng. Kami berada di bawah Kobar dan Katingan, namun tahun 2010 Katingan bergeser menjadi di bawah Lamandau," papar Marukan. Arti kata, usaha dan upaya Pemkab Lamandau meningkatkan kinerja dapat dikatakan berhasil dengan fakta-fakta yang ada. Selain itu untuk pemekaran se-Kalteng, Lamandau menduduki peringkat pertama dan mampu menyisihkan tiga kabupaten induk yakni Barito Utara, Barito Selatan dan Kotawaringin Timur. Keberhasilan yang diraih merupakan keberhasilan bersama. Sebab, semua pihak/elemen telah bekerja keras memberikan andil sesuai bidangnya masing-masing.
"Perubahan yang membuat Kabupaten Lamandau terus menjadi perhatian pemerintah pusat, dengan mendapatkan berbagai penghargaan di tahun 2011 merupakan bukti bahwa Kabupaten Lamandau bisa memberikan pelayanan terbaik kepada warga masyarakat, pemerintahan ataupun pihak lainnya," tandas Marukan.
Di tahun 2013, selain menerima penghargaan opini WTP dari BPK RI, Pemerintah Kabupaten Lamandau sempat pula meraih sejumlah penghargaan yang cukup bergengsi. Di antaranya Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lamandau Maria Neva Merliana dinobatkan sebagai Bunda PAUD terbaik tingkat nasional, juara dua (nasional) Pakarti Utama II pada Lomba Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (Toga), Taman Rusa memperoleh penghargaan Adipura sebagai taman kota terbaik kategori kota kecil, dan penghargaan Satya Lencana Wirakarya kepada Bupati Lamandau sebagai pembina kelompok tani dan nelayan.  

E.    Obsesi Ingin Kembali Melayani Umat
Apa yang menjadi obsesi setelah Marukan tidak lagi menjadi Bupati Lamandau? Maklum, setelah tahun 2018, dia sidah tidak bisa lagi mencalonkan diri menjadi Bupati di Bumi Bahaum Bakuba tersebut. Ujarnya, “Usai tugas ini, saya ingin kembali ke pelayanan, pelayanan umat. Dari awal dulu, saya tidak terpikirkan jadi bupati. Dari dulu saya aktif di kegiatan gereja. Ke depan jadi apa, Tuhan yang merencanakan. Saya tidak pernah berangan-angan, karena itu saya aktif saja. Jadi jabatan ini betul-betul sebuah anugerah.”
Sebab itu pula, Marukan meminta semua pihak, baik pemerintah daerah, masyarakat umum, dunia usaha maupun mitra kerja pemerintah di Kabupaten Lamandau tak merasa lelah melanjutkan pembangunan daerah segala bidang di Lamandau.
Marukan menyebut masa jabatannya sebagai masa pembangunan daerah. Menurutnya, ini masa yang penting untuk membuktikan Lamandau sebagai daerah yang sudah layak berdiri tegap, kendati baru dibentuk pada tahun 2002. “Jika diklasifikasi, terdapat empat masa penting. Tahun 2002 adalah masa perjuangan, 2002-2007 adalah masa persiapan, 2008-2013 adalah masa pembangunan tahap I dan 2013 hingga 2018 merupakan masa pembangunan tahap II,” jelasnya.
Marukan ingin netral saja ketika periode pemerintahannya telah usai. “Perlu diingat, pada pilkada nanti (2018), saya akan netral, tidak akan berada di posisi calon manapun. Yang terpenting, pesan saya adalah melanjutkan pembangunan yang saat ini sudah baik,” tuturnya.
Dia menegaskan pernyataan ini agar penggantinya kelak benar-benar mempersiapkan diri untuk meneruskan pembangunan daerah, tanpa mendahulukan kepentingan kelompok atau golongan. Dia berharap penggantinya nanti mampu bertindak atas apa yang dipelajarinya sehingga  benar-benar memberi arti bagi rakyat-masyarakat Kabupaten Lamandau. (*)

No comments:

Post a Comment