Tuesday, March 3, 2015

2015, Laba Taspen Diperkirakan Turun Jadi Rp600 Miliar

Ilustrasi. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Ilustrasi. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
BUMN asuransi dan tabungan pensiun PT Taspen (Persero) memperkirakan laba turun menjadi Rp600 miliar pada 2015. Hal ini karena Taspen tidak lagi merasakan dampak positif dari perpanjangan batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mampu menekan pengeluaran.

"Target kami Rp600 miliar pada tahun ini sebenarnya angka yang sangat menantang. Kenaikan laba drastis tahun lalu hanya dampak dari aturan perpanjangan usia pensiun," kata Direktur Utama PT Taspen Iqbal Latanro
pada paparan kinerja di Jakarta, Kamis (26/2/2015).

Akibat perpanjangan batas usia pensiun PNS, pada 2014 Taspen menikmati pertumbuhan laba hingga 161,57 persen atau sebesar Rp3,46 triliun. Jika melihat kinerja perseroan sejak 2010, memang laba Taspen berada di
kisaran Rp500 miliar dengan rata-rata pertumbuhan di lima tahun terakhir mencapai 84,22 persen.

Iqbal mengatakan dampak positif dari perpanjangan batas pensiun PNS menjadi 58 tahun dari 56 tahun tidak akan mengurangi lagi pengeluaran perseroan pada 2015. "Pengeluaran perseroan untuk pembayaran klaim akan kembali normal, setelah berkurang karena tertundanya pembayaran untuk PNS yang batas masa aktif kerjanya diperpanjang," cetusnya.

Selain itu, dana tersimpan dari beban cadangan atau beban LMPMD juga akan turun. Pada 2014, laba perseroan ditopang penurunan klaim hingga 20,11 persen atau Rp4,33 triliun. Sedangkan dana cadangan dari beban LMPMD naik menjadi Rp6,28 triliun atau tumbuh 2,03 persen.

Dia menjelaskan, selain tidak lagi mendapat dampak dari perpanjangan usai pensiun, perkiraan turunnya bunga deposito juga akan mempengerauhi hasil investasi. Pasalnya, pada 2014, Taspen mengalokasikan investasi ke deposito sebesar 27,32 persen.

Direktur Investasi PT Taspen Imam Firmansyah mengatakan, untuk mengantisipasi penurunan hasil investasi di deposito dan juga obligasi, dan fix income, perseroan akan fokus untuk menyalurkan investasi langsung, terutama di sektor-sektor seperti infrastruktur, properti dan jasa keuangan, sesuai dengan program pembangunan pemerintah.

"Kami akan perbanyak investasi langsung. Untuk Tunjangan Hari Tua (THT) dari sekarang investasi langsung di bawah 1 persen, akan kami tingkatkan. Untuk dana pensiun, kami juga menunggu peraturan relaksasi untuk
investasinya," tuturnya.

Total aset investasi Taspen pada 2014 sebesar Rp124,2 trilun itu. Sedangkan, aset non investasi Rp37,04 triliun, sehingga total aset Taspen pada 2014. tumbuh 18,7 persen menjadi Rp161,3 triliun dari 2013 sebesar Rp135,9 triliun. Sementara ekuitas perseroan tumbuh 40,15 persen menjadi Rp14,12 triliun di 2014.
(http://ekonomi.metrotvnews.com)

No comments:

Post a Comment