* Sinar
Mas Agro Resources & Technologie (SMART) Tbk
SINAR MAS AGRO
RESOURCES & TECHNOLOGIE (SAMRT) Tbk menghadapi tantangan bagaimana upaya
memultiplikasi kesuksesan satu unit ke unit lain dan menjaga keutuhan tim. Untuk
itu SMART terus aktif mendorong segenap karyawannya mengasah inovasi, ketajaman
action dan kepekaan berbagi yang penuh arti (significant).
ORANG MENGENAL SMART merupakan korporasi besar
dengan bidang usaha consumer good berbasis kepala sawit yang relatif mapan.
Nilai penjualan dan laba perusahaan mencapai miliaran rupiah. Namun di balik
itu ada kekhawatiran kalau-kalau orang-orang SMART terjebak pada rasa puas
diri. Untuk itu, perusahaan besutan taipan Eka Tjipta Widjaja ini terus menggerakkan
semua level karyawan mulai dari petani kebun sawit, operator lapangan sampai
dengan top manajemen untuk terus melakukan continuous
improvement.
Salah satu bentuk perbaikan
terus-menerus itu adalah inovasi kapak 212 yang mampu menurunkan tingkat
kehilangan minyak (oil loss) saat
memanen sawit. Ceritanya begini, tandan buah segar (TBS) sawit dipotong, masih ada
sedikit pelepah yang tersisa. Agar pelepah itu benar-benar terpotong tuntas,
salah seorang karyawan Sinarmas menciptakan satu kapak melengkung yang mampu diayunkan
sampai pangkal TBS.
“Waktu ditebaskan, kapak 212 ini
bisa sampai ke dasar pelepah TBS. Nah, apa untungnya. Langsung oil loss-nya turun. Buah ini dipanaskan,
dipotong kan, kalau ada pelepah, sebagian minyak masih berada di pelepah yang
tersisa. Kalau itu dipotong habis, maka ada sekian persen minyak bertambah.
Berapa gram kali berapa minyak, itu saving-nya,
1-1,5 persen,” jelas Sigit Setyawan, Problem Solving Department Head BRAIN
Corporate SMART.
SMART mendorong spirit continuous improvement dan inovasi sampai
jauh ke lapangan, terutama sesuatu yang langsung bisa aplikatif dan dirasakan
oleh mereka yang ada di lapangan. Selain temuan kapak 212 tadi, contoh lain temuan
yang lekat dengan teknologi tepat guna adalah alat pembuka ban traktor. Bila semula
untuk membuka ban traktor membutuhkan empat orang, maka dengan alat temuan
mekanik perawatan traktor tersebut cukup dilakukan satu orang saja. Sinarmas membawa
dan berusaha melahirkan teknologi-teknologi terapan sederhana jauh di pedalaman
kebun sawit.
Dikatakan Head of BRAIN Corporate
Sinarmas Henky S. Chahyadi, “Kami fokus di inovasi dan proses ekselen. Kalau
kurang bagus, yang kami ganti prosesnya. Bahasa biasanya SOP. Proses ekselen
itu bukan hanya berhenti di standar, bila perlu diubah ya diubah.”
Pendek kata, orang-orang SMART tidak
boleh tinggal diam berkemah di zona nyaman. Harus bergerak dan bergerak,
inovasi dan inovasi. Hari ini harus lebih baik daripada kemarin, esok kan lebih
baik dibandingkan hari ini.
DIDIRIKAN tahun 1962 dan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia sejak tahun 1992, PT Sinar Mas Agro Resources & Technologie
(SMART) Tbk. adalah salah satu perusahaan publik produk konsumen berbasis
kelapa sawit yang terintegrasi dan terbesar di Indonesia, dengan nilai penjualan
sebesar Rp 20,3 triliun dan laba bersih sebesar Rp 1,3 triliun pada 2010. (Annual Report PT SMART Tbk
2010)
Aktivitas utama Perseroan dimulai
dari penanaman dan pemanenan pohon sawit, pengolahan tandan buah segar (TBS)
menjadi minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) dan inti sawit (Palm Kernel/PK),
serta pemrosesan CPO menjadi produk turunan yang ditujukan bagi konsumen rumah
tangga dan industri seperti minyak goreng, margarin, shortening dan masih
banyak lagi.
Hingga tahun 2010, Perseroan telah
menanam kebun kelapa sawit di Indonesia seluas sekitar 138.100 hektar, termasuk
plasma. Lima belas pabrik pengolahan memroses TBS menjadi CPO dan PK, dengan
total kapasitas sebesar 3,7 juta ton per tahun. Sebagian CPO diproses lebih
lanjut menjadi produk bernilai tambah, baik curah, industri maupun bermerek,
melalui pabrik hilir dengan kapasitas 1,4 juta ton per tahun. Sedangkan PK, sebagian
besar diproses lebih lanjut di pabrik pengolahan inti sawit, dengan kapasitas
444 ribu ton per tahun, menjadi minyak inti sawit dan palm kernel meal.
SMART juga mendistribusikan,
memasarkan dan mengekspor produk konsumen berbasis kelapa sawit. Selain minyak
curah dan minyak industri, produk turunan SMART Tbk pun dipasarkan dengan
berbagai merek. Produk-produk yang cukup populer dari SMART antara lain: Cooking oil (Filma, Kunci Mas, Mitra, Masku, BissOil); Margarine (Filma, Palmboom, Palmvita, Menara, Mitra
Spesial, Pusaka); Shortening (Palmvita,
Palmvita Gold, Pusaka, Mitra, Menara, Delicio); Specialty Fats (Delicio, Delicoa); Frying Fats (Good Fry); dan Frying Fats Butter Oil
Substitute (Good Fry Palmboom, Palmvita
Gold). Saat ini, merek-merek tersebut diakui kualitasnya dan memiliki
pangsa pasar yang signifikan di segmen mereka masing-masing di Indonesia.
KISAH SUKSES SMART sangat terkait dengan
mengelola human, system dan culture secara terpadu dan harmonis. Sinarmas
bukan hanya melatih orang, mengirim karyawan mengikuti leadership training. Secara kontinyu, Sinarmas pun memperbaiki sistem
bisnis, SAP dan proses bisnis lainnya. Sentuhan pada human harus pula dibarengi
dengan perbaikan sistem agar orang tidak frustasi. Sinarmas juga tak terjebak
pada langkah memperbaiki sistemi, tapi manusianya tidak siap. SMART terus
menyiapkan manusia yang disiplin dengan sejumlah perangkat seperti balanced scorecard dan key performance indicator (KPI). Human
sistem saja tidak cukup. Perlu diciptakan kultur yang kondusif agar orang nyaman
bekerja. Human, system dan culture mesti satu paket dalam knowledge strategy.
“Gambaran gampangnya seperti pohon.
Yang kami yakini, bagian akar jauh lebih
penting dalam menentukan hasil. Sedangkan kalau kami bicara top manajemen,
biasa fokusnya ke performance. Kami
melakukan integrasi aspek human, system
dan culture ini. mengenai hal ini, saya
sempat sharing di beberapa even knowledge management di lingkungan SMART,”
jelas Head of BRAIN Corporate/F1 Coach SMART, Henky S. Chahyadi.
Bagi SMART, knowledge saja tidak cukup, sehingga perlu diciptakan suatu sistem
yang mampu mendorong organisasi terus belajar secara sistematis. Untuk itu SMART
mengembangkan tiga strategi di bidang knowledge,
yakni BRAIN as a SMART Learning Engine, Focus
on Strategic Drivers, dan Internalization
of “Our Shared Values”.
Salah satu keunikan di SMART adalah
adanya divisi strategis (strategic
division) bernama BRAIN (Business
Review Analysis, Improvement, INtelligence) yang sejak mula
dirancang sebagai katalis dari perubahan dan pembelajaran di organisasi. Pada
perkembangannya, BRAIN telah menjadi sistem pembelajaran yang Specific, Measurable, Achievable, Realistic,
Time-bound yang disebut dengan SMART Learning
Engine.
Terang Henky Chahyadi, “Sistem ini
diawali dengan proses review yang
akan menghasilkan informasi area mana yang masih perlu diperbaiki. Informasi
ini kemudian diteruskan ke Business Analysis untuk mengetahui penyebabnya atau root of problem-nya. Oleh karenanya
bagian ini sering pula disebut dengan why
analysis.”
Tahapan berikutnya, papar Henky,
adalah Business Improvement yang akan
mengubah issues menjadi suatu tindakan improvement. Wadah yang telah disediakan di Perseroan, sejak tahun
2006, adalah SMART COIN (COrporate INtensification)
as Olympic System. “Wadah ini mengintegrasikan kegiatan continuous
improvement dan inovasi di Upstream,
Downstream, dan di Head Office.
Setelah berjalan lebih dari empat tahun, SMART COIN kemudian diintegrasikan
dalam Management By Olympic System (MBOS) yang terus dipakai hingga saat ini,”
kata Henky lebih lanjut.
Tahapan terakhir dari sistem ini
adalah sharing dari knowledge yang diperoleh dari proses improvement. Melalui sharing ini diharapkan keberhasilan dari
satu tempat dapat dimultiplikasi ke tempat lain. Sistem ini berjalan dari satu
tahapan ke tahapan berikutnya secara dinamis dan akan terus berulang menjadi close loop system.
Sedikit kembali ke ilustrasi pohon
tadi, buah yang ada di pohon tidak terlepas dari nutrisi yang diperoleh akar di
bawahnya. Demikian pula keberhasilan perusahaan memperoleh keuntungan finansial
tidak terlepas dari adanya pelanggan yang bersedia membeli produknya. Produk
yang berkualitas dan sesuai harapan pelanggan hanya bisa diciptakan jika ada
sistem yang baik. Sistem yang baik akan
berjalan bila ada orang-orang yang memiliki kemampuan yang memadai dalam
bekerja. Orang-orang ini akan dapat bekerja dengan baik dan bersinergi satu
dengan yang lainnya jika ada nilai-nilai perusahaan yang telah mengakar.
“Aspek sistem, orang, dan budaya
inilah yang perusahaan sebut dengan strategic business drivers. Ketiga aspek
inilah yang menjadi penentu utama dari keuntungan
finansial organisasi atau perusahaan. Sebab itu, perusahaan sangat peduli
dengan pengembangan strategic business
drivers ini,” tutur Henky Chahyadi.
Kesinambungan suatu perusahaan tidak
terlepas dari keberhasilan mewariskan nilai-nilai yang dimiliki oleh para
pendirinya. Pun begitu yang dipahami SMART, betapa pentingnya nilai-nilai yang
diwariskan sang pendiri Eka Tjipta Widjaja. Nilai-nilai luhur yang meliputi:
rajin, jujur, ulet, setia, tekun, dan hemat. “Nilai-nilai yang kemudian diformulasikan
dalam corporate value atau dikenal pula
dengan Six Core Values. Keenam nilai
utama itu adalah integrity, positive
attitude, commitment, continuous improvement, innovative dan loyal.
Tantangan
utama yang dihadapi dalam pelaksanaannya adalah bagaimana agar nilai-nilai ini
bukan sekadar dihafal dan diketahui, namun dapat diinternalisasi ke dalam
nilai-nilai para karyawan,” kata Henky Chahyadi.
Dengan bekal kesamaan nilai-nilai tersebut
diharapkan segenap manusia perusahaan dapat bekerja dan berkomunikasi dalam
“frekuensi” yang sama. Melalui “frekuensi” sama pula dapat terjalin sinergi
yang solid dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk mempercepat internalisasi
nilai-nilai tersebut, SMART telah melakukan sejumlah pelatihan dan menyediakan
media. Di antaranya: program Training
Value is Power yang ditujukan kepada semua karyawan baru; Buku panduan yang
berisi expected behaviour dari Our Shared Values; Wallpaper komputer yang secara otomatis akan berisi tema dari Our Shared Values; dan mengemas corporate values dalam sebuah lagu yang
diputar sebagai reminder di public space di lingkungan perusahaan saat
break time.
SMART menyadari benar bahwa tidak
semua pengetahuan yang dimiliki ataupun didapatkan oleh karyawan akan
memberikan dampak positif terhadap organisasi. Diperlukan leadership
yang baik untuk memungkinkan pengetahuan ini dapat ditindak-lanjuti sampai
tindakan di tingkat operasional. Dibutuhkan upaya untuk memaksimalkan modal
intelektual karyawan agar benar-benar optimal memberikan dampak positif
terhadap perusahaan. Inilah yang menjadi basis pengalaman perusahaan dalam
mewujudkan KLMN (Knowledge and Leadership
Multiplication Network). Di dalam program ini, papar Henky Chahyadi,
faktor human, system dan culture diintegrasikan secara terpadu
sehingga dampak yang terjadi tidak berhenti di level individu. Tapi, lanjutnya,
secara serempak terjadi di berbagai lini organisasi, yaitu dengan terbentuknya
suatu ‘jaringan’ baru di dalam organisasi yang terdiri dari orang-orang dengan
semangat continuous improvement dan innovation.
Sejak tahun 2002, SMART telah
melatih para karyawan agar terbiasa mengambil pelajaran dan insight, issue, case, dan materi knowledge yang baru diperoleh. Dengan
cara ini, diharapkan, para karyawan memiliki pemahaman (understanding) yang lebih baik dan mindset yang selaras dengan corporate
values.
“Understanding
ini baru memberikan dampak positif bagi organisasi setelah ditindak-lanjuti
dengan decision and action. Sama halnya dengan keunikan
manusia yang ditentukan oleh DNA biologisnya, maka keberhasilan organisasi
dalam hal ini ditentukan oleh DNA (Decision
aNd
Action) dari setiap
individu yang ada di dalamnya. Kombinasi dari Knowledge, Understanding, Decision dan Action inilah yang menjadi 4 pilar penting dari metodologi KUDA yang
identik dengan ke-4 kaki binatang kuda yang kuat untuk berlari cepat sampai ke
tujuan,” papar Henky S. Chahyadi
Salah satu pencapaian di tahun 2009
dan 2010 adalah Skill Development
Activity (SDA) yang sudah diikuti semua level karyawan baik itu petani di
kebun, operator di refinery maupun jajaran top management yang ada di head office dengan program Strategic SDA. SDA
juga telah dijalankan di Downstream
secara konsisten selama lima tahun. “Kombinasi knowledge dan leadership
inilah yang menjadi salah satu faktor pembeda (differentiating factor) SMART dari kebanyakan organisasi-organisasi
yang lain,” aku Henky penuh kebanggaan.
Selain melalui pelatihan tadi, SMART
masih memiliki program implementatif knowledge
management yang diintegrasikan ke dalam program SMART BLESSINGS (Backbone
of Learning
& Experience Sharing
System for INcoming
GenerationS) yang di-endorse
oleh Chairman Franky O. Widjaja pada
tanggal 11 Mei 2007.
Program SMART BLESSINGS diilhami
oleh konsep learning organization
yang komprehensif, yang dirancang secara unik dan sistematis untuk kebutuhan
belajar perusahaan melengkapi proses training yang selama ini telah
berjalan. Output yang diharapkan dari program ini adalah terbentuknya KLMN (Knowledge & Leaerdship Multiplication
Network).
Beberapa contoh program yang
terdapat dalam SMART BLESSINGS, antara lain:
•
SMART COIN (COrporate INtensification) as Olympic System. SMART COIN merupakan wadah implementasi
seluruh continuous improvement dan innovation di perusahaan. Program yang sudah berjalan sejak 2002 ini telah mampu menggerakkan
semua level karyawan mulai dari operator sampai dengan top manajemen untuk
terus melakukan continuous improvement.
•
ICON (Integrated CONference), adalah sebuah wadah knowledge sharing antar-karyawan di tingkat Region, Perkebunan
Sinar Mas, dan Plantation di seluruh
Indonesia. Materi yang di-sharing-kan
merupakan hasil continuous improvement
yang telah dituangkan dalam bentuk paper. Pelaksanaan ICON di Plantation sudah dilaksanakan sejak 2002. Sedangkan
pelaksanaan ICON di tingkat Downstream sudah
dilaksanakan mulai 2006. Sejak 2007
semua materi yang pernah dipresentasikan dalam ICON (abstrak, makalah, dan
presentasi) di-compile di intranet
dengan nama ICON Web.
•
SMART COMMANDER (COaching of Middle Management AND OfficER) yang diresmikan oleh Chairman
pada tanggal 23 Mei 2006 merupakan wadah untuk multiplikasi knowledge
dan leadership untuk project leader dan program officer dari
program improvements SMART COIN (COrporate INtensification) as
Olympic System. “Metode yang kami pakai dalam multiplikasi knowledge & leadership ini
menggunakan framework of empowerment,”
jelas Henky Chahyadi.
•
BRAIN Newsletter, menjadi media informasi dan komunikasi internal perusahaan,
khususnya untuk konten yang terkait dengan perkembangan pembelajaraan yang ada
di organisasi.
Terlihat bahwa knowledge management (KM) memainkan peran penting dalam pengelolaan
sumber daya manusia di SMART, terutama pada kriteria keempat dan keenam dari
delapan kriteria Most Admired Knowledge
Enterprise (MAKE). Kriteria keempat adalah mengembangkan knowledge workers dengan memaksimalkan
modal intelektual perusahaan. Dan kriteria keenam, mengembangkan knowledge workers dengan menciptakan
suatu organisasi pembelajar. Melalui aplikasi KM, SMART bertekad menjadikan
seluruh karyawannya, termasuk petani di kebun, operator di refinery dan jajaran
top management yang ada di head office, sebagai knowledge workers yang senantiasa peka
dan menjaga spirit inovatif.
BERKAT UPAYA
MEMAKSIMALKAN modal
intelektual dan merawat organisasi pembelajar secara apik, dalam perjalanannya,
SMART kini mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang aktif dan
inovatif. Bahkan, tanpa banyak gembar-gembor dan meminta anggaran, banyak di
antara mereka yang mampu melahirkan inovasi-inovasi yang menjadikan gerak bisnis
perusahaan semakin lincah, efektif dan efisien.
Karyawan SMART tidak sekadar
menyetorkan ide atau proposal ke manajemen. Mereka sudah terbiasa memberikan
prototipe atau minimal ada hasil awal (early
result). “Kami mampu membuat wadah bagaimana melahirkan talent-talent yang
baru. Bagaimana meng-coach
talent-talent yang baru. Kami di sini selalu membuat prototipe-prototipe, punya
ide tidak langsung ngomong ke
manajemen. Ada ide, kita coba dulu di sini, ada succes story, baru kami bawa ke manajemen,” jelas Head of BRAIN
Corporate/F1 Coach Henky Chayadi.
Dengan kekayaan SDM yang mumpuni semacam
ini, SMART tidak terlalu repot harus menghambur-hamburan anggaran untuk
membiayai proyek penelitian atau sejenisnya. Di perusahaan lain boleh jadi
orang bisa datang dengan proposal yang baru sebatas ide, belum ada prototipe.
Dengan begitu, perusahaan akan mengeluarkan anggaran riset dan desain yang
lumayan besar. Kata Henky Chahyadi, “Jangan datang ke top manajemen hanya bawa
ide. Kalau bisa, datang ke manajemen dengan early
result. Ini satu insight, satu
wisdom. Di tempat lain, orang punya ide langsung datang minta budget segini. Kami
di sini berbeda. Coba dulu sendiri, kalau sudah bagus, bawa early result-nya ke top manajemen.”
Kelebihan inilah yang membuat para
panelis MAKE menilai SMART memang memiliki kekuatan dalam menyajikan
produk/jasa/solusi berbasis pengetahuan (inovatif), yakni kriteria ketiga dalam
MAKE. Berkat hasil-hasil inovasi karyawannya, kinerja SMART pun tampak
mengkilap. Terlihat misalkan kinerja keuangan PT SMART Tbk di tahun 2011
mengalami peningkatan signifikan. Perseoan mencatat penjualan bersih sebesar
Rp31,7 triliun meningkat 56 persen dibanding tahun 2010, yaitu sebesar Rp20,3 triliun.
Tampak pula pada besaran pembagian dividen. Bila di tahun 2011 para pemegang
saham memperoleh dividen Rp200 per lembar, maka di tahun 2012 nilai dividen
meningkat menjadi Rp1.200 per lembar saham. ***
Visi SMART:
We aim to be the best.
Misi
SMART:
·
Surpassing the highest standards
quality: mencapai
kualitas tertinggi.
·
Maintaining the highest level of
integrity: menjaga
tingkat integritas tertinggi.
·
Achieving the maximum returns of our
shareholders:
mencapai tingkat pengembalian maksimum bagi pemegang saham.
·
Returns to the society and
community: perhatian
kepada sosial dan masyarakat.
·
Trend setting, Innovation and
Technology: membuat
trend, inovasi dan teknologi.
No comments:
Post a Comment