Kalapas Kerobokan Gusti Ngurah Wiratna merasa dizalimi terkait pernyataan Rachel di media Inggris yang mengaku mengalami tindak kekerasan selama menghuni Lapas Kerobokan Denpasar.
Setelah dengan tegas membantah pernyataan Rachel tersebut, Kalapas juga menceritakan bahwa selama di dalam lapas, Rachel selalu dipenuhi hak-haknya.
Seperti saat Rachel menderita sakit asma dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar. Saat itu, pihak Konsulat Inggris tidak mau membiayai perawatan Rachel dan Lapas Kerobokan-lah yang menanggung seluruh biayanya.
"Dia dirawat karena asma satu minggu di Sanglah, dia tidak dibiayai konsulatnya, akhirnya saya buat rekomendasi supaya dibuatkan Jamkesmas, padahal orang asing enggak boleh, tapi ini menyangkut nyawa, akhirnya Jamkesmas mau mengerti," jelas Wiratna.
Bahkan setelah dirawat dari rumah sakit, Lapas kerobokan juga masih membantu Rachel dengan menyediakan oksigen di kamarnya.
Seperti diberitakan, Rachel Lisa Dougall, mantan narapidana Lapas Kerobokan yang baru saja bebas pada 28 Mei lalu, setelah menjalani hukuman 1 tahun akibat kasus penyelundupan 4,7 kg kokain ke Bali, mengungkap kekerasan dan perlakuan tidak manusiawi selama ditahan di Lapas Kerobokan kepada media Inggris. Rachel mengaku tinggal sekamar dengan pendeita HIV dan tidur beralaskan tikar. (regional.kompas.com)
No comments:
Post a Comment