Tuesday, January 21, 2014

Membangun Bersama Rakyat

Sejumlah kemajuan telah diraih oleh Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. Di antaranya berupa penurunan jumlah desa tertinggal secara cukup berarti, tingkat pengangguran menurun sejak dibangunnya kawasan agropolitan, dan beberapa investor mulai masuk Tanah Dairi. Semua itu tentu tak terlepas dari kerja keras Bupati Dairi Johnny Sitohang dalam menggerakkan segenap jajarannya. Bagaimana langkah-langkah Bupati KRA Johnny Sitohang Adinegoro dalam membangun Dairi? Apa yang yang telah dilakukan? Apa pula yang akan dilakukan di masa depan? Berikut penuturannya dalam perjumpaan dengan Tim dari Penerbit Indomedia Global (Jakarta) belum lama ini:

Apa yang membuat Anda memutuskan menggapai cita-cita menjadi bupati?
Karir saya semula sebagai wakil rakyat di DPRD Kabupaten Dairi, cukup lama, sejak tahun 1987 sampai 2004.  Sekitar empat periode, dua periode sebagai anggota biasa dan dua periode sebagai pimpinan.  Sebelumnya memang tidak terbersit bercita-cita menjadi bupati.
Selama pergulatan panjang sebagai wakil rakyat, saya melihat  bahwa perlu ada sentuhan-sentuhan hati pada rkayat yang menderita dan semakin sakit ini. Rakyat butuh uluran tangan, perlu menjaga asa di masa depan, meningkatkan pendidikan dan perbaikan taraf kesehatannya. Sejak itu saya sangat ingin membaktikan diri pada rakyat untuk mengatasi permasalahan mereka. Ketika Pak Tumanggor (Bupati Dairi periode 2004-2009 MP Tumanggor) mempercayakan saya sebagai wakil bupati, saya pikir ini sebuah awal pembelajaran saya untuk semakin dekat dengan rakyat.  Posisi di eksekutif akan lebih dekat dengan rakyat karena langsung memiliki kunci pengambil kebijakan. Sejak saat itulah, saya bertekad ingin menjadi bupati dan setelah melalui perjuangan saya terpilih sebagai Bupati Dairi periode 2009-2014.
Lalu, apa arti yang ingin Anda goreskan pada hati rakyat?
Selama lima tahun menjadi wakil bupati, saya melihat cukup banyak yang telah dilakukan oleh Pak Tumanggor. Namun, di hati saya, semua itu belum sampai pada sentuhan nurani rakyat. Untuk itu, saat saya mulai jadi bupati, saya berusaha memperbaiki visi Pak Tumanggor Membawa Rakyat Dairi Sejahtera, saya pertajam lagi dengan “”Bekerja untuk Rakyat.
Menurut saya, membangun bersama rakyat belum menyentuh nurani, perlu yang lebih menukik ‘bekerja untuk rakyat’. Hal ini didasari pemikiran bahwa sesungguhnya penyelenggara pemerintahan itu pelayan. Juga pembangunan, sekecil apapun, harus diletakkan kepada kepentingan rakyat. Misalkan ada ide membangun mal di Dairi, saya pikir ide ini tidak memihak pada kepentingan rakyat Dairi karena belum mampu berbelanja ke mal. Yang lebih tepat adalah membangun dan memperbaiki pasar tradisional.
Kemudian bagaimana realisasi visi Anda Bekerja untuk Rakyat?
 Salah satu langkah nyata adalah kunjungan ke desa-desa saban Sabtu-Minggu. Di sini saya berusaha menyerap aspirasi, memahami permasalahan dan apa yang dibutuhkan rakyat. Bersama tim Pemerintah Kabupaten Dairi, saya langsung mengeksekusi apa yang benar-benar dibutuhkan rakyat, misalkan pengobatan gratis, pembuatan KTP dan akta kelahiran, dan bhakti sosial pembukaan jalan-jalan baru membuka isolasi daerah-daerah potensial pertanian.
Apa sebenarnya yang ingin digapai dengan visi dan langkah semacam itu?
Kami ingin menjadikan Dairi yang aman baik horizontal maupun vertikal, rakyat dapat berusaha/berinovasi, bisa bekerja mandiri, tidak tergantung pada orang lain atau pemerintah, rakyat mampu membaca peluang yang prospektif. Untuk itu, ketika kami turun ke desa-desa, kami terus memberikan motivasi kerja keras dan kerja cerdas. Kami juga ingin rakyat Dairi makmur, semua kebutuhan rakyat dapat terpenuhi sesuai dengan keadaan alam Dairi. Minimal sebuah masyarakat Dairi yang memenuhi jargon DUMA (Damai, Usaha, Makmur, Aman).
Sekarang ini tanda-tanda ke arah DUMA itu telah tampak. Misalkan dari sisi makmur, tiap pekan masuk dua truk sepeda motor ke Dairi dan laku saja di pasaran Dairi. Ini kan salah satu tanda kemakmuran, mana mungkin sepeda motor sebanyak itu laku di pasar kalau tidak ada kemampuan rakyat-masyarakat Dairi.
Bahwa pembangunan daerah tidak bisa terlepas dari kehadiran investor, bagaimana Pemerintah Kabupaten Dairi membuka diri dari kehadiran investor?
Kami memberikan kemudahan-kemudahan kepada siapa saja yang ingin menanamkan modalnya di Dairi dengan tidak menyalahi apa yang telah diatur oleh perda. Saat ini telah masuk investor penanaman kopi di lahan seluas 400 hektar dan juga masih dalam proses untuk 3000 hektar. Selain itu juga telah masuk investor di sektor pertambangan. kami sudah menanda-tangani sembilan perizinan pembangunan pembangkit listrik. Kami menyadari bahwa semakin banyak investor masuk maka kegiatan pembangunan akan semakin lancar dan dirasakan langsung oleh rakyat.
Pada daerah-daerah yang belum dijamah oleh investor, kami terus memacu bekerja untuk rakyat, memacu swadaya rakyat untuk membangun sarana-prasarana fasilitas umum. Misalkan saat membuka jalan ke sentra produksi pertanian, rakyat bergotong-royong dan pemerintah menyediakan semua peralatan yang dibutuhkan. Jadi tidak semata-mata mengandalkan dana dari APBD.
Apa yang akan digenjot sebagai produk unggulan yang ditawarkan ke investor?
Andalan utama saat ini adalah kopi Sidikalang. Selain itu, kami juga akan meningkatkan produksi jagung Dairi yang tidak kalah potensial dibandingkan dengan jagung Gorontalo dan jagung Rote. Kedua komoditi tersebut kurang greget karena kurang promosi. Juga karena petani Dairi kurang pengetahuan ihwal penggunaan bibit unggul, cara bercocok-tanam yang tepat dan cara pemupukan yang pas. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Dairi berusaha memberikan bantuan gratis bibit unggul kopi dan jagung, memberikan penyuluhan pertanian, dan bantuan pupuk yang cocok. Lebih jauh kami berusaha menjaga kestabilan harga komoditi pertanian yang menjadi andalan sebagian besar petani Dairi. Di sini kami berusaha mewujudkan kemakmuran pada rakyat. ***

  

No comments:

Post a Comment