Informasi
penerimaan PNS tahun ini membuat banyak warga Medan begitu antusias
mengikutinya. Dini (24) adalah salah satu peserta yang telah menjalani ujian
CPNS 2013 yang digelar 3 November lalu. Perempuan bergelar S1 tamatan Ilmu
Politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) itu mengaku mengetahui adanya
informasi penerimaan PNS melalui teman dan internet. "Kalau dari internet
dengan membuka website penerimaan CPNS, " ungkap Dini yang kesehariannya
berprofesi human konsultan untuk beberapa perusahaan itu.
Alasannya
mengikuti ujian CPNS tahun ini karena ingin menguji kemampuannya dalam ilmu
politik. Sebenarnya, PNS bukanlah cita-cita utamanya karena sejak awal ia ingin
menjadi entrepreneur. "Saya ingin sukses sebagai entrepreneur bukan
PNS," akunya.
Lantaran
sudah 2 tahun tidak dibuka, maka dengan adanya penerimaan CPNS tahun ini,
melahirkan euforia tersendiri bagi sebagian masyarakat untuk mencobanya, mana
tahu lolos. Demikian juga yang mendorong Dini. Selain ingin menguji kemampuan,
menurutnya, posisi PNS merupakan jenjang yang aman karena ada jaminan hari tua.
Lagi pula orang tuanya pun mendukung.
Instansi
yang Dini pilih adalah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang
merupakan lembaga pemerintah nonkementerian Indonesia. Bidang tersebut memang
sesuai dengan jurusan ilmu politik yang dipelajarinya.
Disamping
itu menurutnya, PNS di BPKP lebih bergengsi karena langsung ke pusat, sehingga
ada tantangan tersendiri karena bersaing dengan peserta seluruh Indonesia.
"Apalagi sejenis lembaga audit sehingga penghasilannya lebih tinggi,"
imbuhnya.
Ujian
tes masuknya, kata dia, digelar di kantor Badan Kepegawaian Negara Medan.
Soal-soal yang diujiankan mengenai tes kemampuan dasar (TKD) seperti
matematika, sejarah, pasal-pasal, dan komitmen kepemimpinan yang membutuhkan
unsur logika peserta dalam menjawabnya.
Soal-soal
di tes itu, bagi Dini, terbilang mudah ketimbang soal SPMB. Kendati begitu, ia
tidak berharap terlalu jauh. Perkiraannya sekitar 50- 60 persen bisa ia jawab
dengan baik.
Sebelumnya
ia memang tidak banyak melakukan persiapan untuk menghadapi ujian tertulis CPNS
ini, kecuali hanya berusaha meyakinkan diri untuk mengikuti ujian dan bertanya
langsung kepada pegawai BPKP yang bersangkutan sebelum mengikuti ujian.
"Tanya
sama pegawai BPKP, kira-kira yang keluar di ujian seperti apa sehingga tahu
gambaran soalnya," ucapnya lagi.
Proses
pelaksanaan ujian PNS yang dijalaninya itu, ia akui benar-benar ketat. Sebelum
masuk ke ruangan, peserta harus mengikuti beberapa tahapan seperti menyesuaikan
identitas dan foto dengan berkas pendaftaran di kepanitiaan.
Nomor
ujian dengan nomor komputer harus sama dan duduk sesuai dengan nomor tersebut.
Beberapa saat sebelum mulai ujian, maupun setelah selesai, Dini mengaku tidak
ada oknum calo yang mendekatinya.
Hal
yang sama juga dialami Faulina yang telah 2 tahun menjadi guru honorer di salah
satu sekolah Madrasah Ibtidaiah Negeri ( MIN) di Medan. Lulusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD) ini mengatakan, beberapa saat akan dimulai ujian maupun
setelah usai mengerjakannya, tidak ada oknum calo yang mendekatinya untuk
menawarkan "jalan mulus" menjadi PNS.
Lagi
pula ia sendiri memang tidak mengetahui apakah benar ada praktik uang suap
sekian juta hingga ratusan juta yang ditawarkan oknum tertentu supaya lolos seleksi
PNS. "Saya nggak tahu soal itu, apalagi sampai menyiapkan uang untuk
berjaga-jaga," ujarnya.
Sebelummnya,
informasi penerimaan PNS Faulina peroleh dari surat edaran di pinggir jalan.
Kemudian ujian tertulisnya ia ikuti di Pemerintah Daerah ( Pemda) Kabupaten
Batu Bara. Selain alasan jarak yang dekat dengan Kota Medan, baginya, memilih
tes tertulis di Batu Bara juga dikarenakan saingannya sedikit.
Soal-soal
ujian berupa tes kompetensi dasar yang terbagi dalam tes wawasan dan kebangsaan
itu, diakui Faulina tidak terlalu sulit. Namun karena keterbatasan waktu yang
ditentukan, yakni 120 menit untuk menjawab 120 soal, membuat Faulina hanya
mampu menjawab sekitar 60 persen dari total soal.( http://www.medanbisnisdaily.com/)
No comments:
Post a Comment