Sebanyak
15 Perguruan Tinggi di Indonesia yang tergabung dalam Jaringan Kebijakan
Kesehatan Indonesia akan membentuk tim monitor pelaksanaan BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial) yang akan
dimulai tahun depan (red. 2014).
Hal itu
dikemukakan Ketua Umum Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat
Indonesia (IAKMI) DIY Prof dr Laksono Trisnantoro kepada Republika di Ruang
Senat Fakultas Kedokteran UGM, Senin (2/9) dalam rangka akan diselenggarakan
Forum Nasonal IV: Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia dan Kongres Nasional
IAKMI ke-12 di Kupang.
Menurut
dia, perguruan tinggi tersebut tersebar di seluruh Indonesia antara lain di
Nusa Tenggara Timur, di Papua, di Aceh, di Maluku, di Kalimantan, Jawa, Bali,
dan sebagainya.
Menurut
dia, pelaksanaan BPJS yang dimulai Januari 2014 masih banyak menghadapi
tantangan yang cukup berat .
Di
samping pencapaian MDG 4 dan MDG 5 yang
stagnan seperti urusan kematian ibu dan bayi masih belum ada kemajuan, penyakit
menular jantung, hipertensi, kanker, AIDS juga semakin meningkat.
"Jadi
beban yang dihadapi untuk menangani hal itu semakin berat. Sehingga anggarannya
juga harus dilihat cukup tidak,"
kata dia.
Belum
lagi, kata dia menambahkan, sumber daya manusia seperti dokter spesialis di
luar Jawa dan rumah sakit serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang
masih terbatas, menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam mengimplementasikan
BPJS 2014.
"Apalagi
di luar jaya SDM terutama dokter sangat terbatas, fasilitas kesehatan yang
belum seimbang. Akan menjadi masalah bila secara de Jure masyarakat menerima
jaminan kesehatan, tetapi secara de facto dokter yang melayani dan fasilitas
pelayanan kesehatan tidak lengkap," tuturnya.
Dia
mengakui BPJS itu bagus. "Tetapi kita harus melihat betul bagaimana
aplikasi di lapangan. Kalau sistem pelayanan kesheatan belum merata, maka dana
yang diabsorbsi masih kurang. Seharusnya segera ada pembangunan fasilitas
kesehatan yang baik dan merata, mengembangan SDM di berbagai daerah serta
peningkatan promotif dan preventif. Agar sebagian besar anggaran tidak habis
untuk kuratif," ungkap Prof Laksono.
Dengan
adanya tim monitor dari perguruan tinggi, maka setiap ada masalah dilaporkan ke
pemerintah dan dicari solusinya.
"Forum
ini secara tahunan akan memonitor perkembangan BPJS. Selama ini sudah mulai
untuk persiapan, tetapi pelakasanaannya
tahun 2014 saat dimulainya BPJS. Tentu tim monitor antar lembaga perguruan tinggi ini
harus ada independensi," ujarnya. (www.republika.co.id)
No comments:
Post a Comment