Dari ayahnya, Amir bin Aslam al- Bahili, bercerita, "Dahulu kami memilki seorang jariyah yang dipanggil Hunaidah. Dia melakukan qiyamullail jika telah lewat sepertiga atau separuh malam. Dia membangunkan anaknya, suaminya dan pembantunya.” Hunaidah berkata kepada mereka, "Bangunlah, wudhu dan shalatlah. Kalian akan senang dengan kata-kataku ini.” Hal itu terus dia lakukan sampai wafat. Suaminya melihatnya dalam mimpi, lantas dikatakan kepadanya, "Jika kau mau menikahinya di sana, lakukanlah seperti yang dia lakukan pada keluarganya." Lalu suaminya melakukannya sampai wafat. Anaknya yang paling tua didatangi dalam mimpinya, kemudian dikatakan kepadanya, "Jika kau suka berdekatan dengan orang-tuamu di surga, maka lakukanlah apa yang telah mereka lakukan pada keluarganya.” Lalu anak itu melakukannya sampai dia wafat, dan mereka dipanggil al-QawwamĂ»n (orang-orang yang selalu melakukan qiyamullail).
Pergauli Allah SWT Sebesar Nikmat-Nya padamu
Abu
Bakar al-Hadzli menceritakan tentang seorang
wanita tua dari Bani Abdul Qais yang ahli ibadah. Wanita tua itu pernah berpesan, "Pergaulilah Allah sesuai dengan nikmat-nikmat-Nya dan kebaikan-Nya pada
kalian. Jika kalian tidak mampu, pergaulilah sebesar kemampuan kalian pada-Nya.
Bila kalian tidak mampu, pergaulilah sebesar rasa takut kalian
pada-Nya."
Orang yang Mencinta
Abu
Bakar al-Hadzli mengisahkan tentang seorang wanita ahli ibadah yang tinggal bersama Abdul Qais. Bilamana
malam tiba, dia bangkit dan berdiri di Mihrab. Dia berkata, "Kekasih tidak
akan bosan melayani kekasihnya. Jika siang datang, dia pergi ke kuburan. Telah
sampai kepadaku bahwa dia dicaci maki karena begitu sering pergi ke kuburan.” Katanya lanjut, "Hati yang keras bila
telah kering tidak akan lentur kecuali dengan musibah. Aku mendatangi kuburan
karena aku melihat seakan-akan mereka keluar dari lubang-lubangnya dan
seakan-akan aku melihat wajah-wajah yang pucat pasi, tubuh-tubuh yang telah
berubah wujudnya, kain kafan yang telah koyak. Alangkah mengerikannya
pemandangan itu. Kalau orang-orang memasukkannya dalam hati mereka, pahitnya
tidak kuasa ditahan oleh jiwa dan kehancurannya amat berat bagi badan."
No comments:
Post a Comment