Dalam
perkembangannya saat ini komunikasi sangat dibutuhkan untuk berperan-serta
dalam memajukan masyarakat, di mana seorang komunikator harus lebih cakap dalam
mengkomunikasikan pesan, gagasan atau ide dari buah pikiran yang ingin disampaikan.
Di
dalam proses komunikasi memerlukan setidak-tidaknya dua orang yang berpartisipasi
dalam suatu hubungan tukar informasi melalui seperangkat isyarat yang
mengandung informasi. Dalam proses komunikasi tersebut terdapat
komponen-komponen atau unsur-unsur yang merupakan persyaratan terjadinya
komunikasi.
Komponen-komponen
tersebut mencakup: Komunikator, adalah orang yang menyampaikan pesan kepada
orang lain; Pesan, adalah pernyataan yang didukung oleh lambang-lambang yang
memiliki makna dan arti tertentu; Media atau sarana, adalah alat yang digunakan
oleh komunikator untuk menyampaikan pesan agar dapat sampai kepada komunikan; Komunikan,
adalah orang yang menerima pesan; dan Efek. adalah dampak atau pengaruh dari
pesan.
Proses
komunikasi dengan komponen tersebut tergantung kepada teknik berkomunikasi yang
baik, di mana teknik berkomuniasi adalah cara atau seni penyampaian suatu pesan
yang dilakukan seorang komunikator sehingga menimbulkan dampak tertentu terhadap
komunikan. Pesan yang disampaikan kepada komunikator adalah pernyataan sebagai
paduan dari pikiran, perasaan yang dapat berupa ide, informasi, seruan,
imbauan, anjuran, dan sebagainya. Pernyataan tersebut dibawakan melalui
lambang. Pada umumnya lambang yang dipergunakan dalam proses komunikasi adalah
bahasa. Sebab, bahasa dapat menimbulkan pernyataan seseorang mengenai hal-hal
kongkrit dan juga yang abstrak, baik yang terjadi pada saat sekarang, yang lalu
maupun masa yang akan datang. Yang penting dalam komunikasi adalah bagaimana
caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak
atau efek tertentu pada komunikan.
Secara sederhana, sebuah proses komunikasi berangkat dan berjalan dengan komponen dasar: pengirim pesan, penerima pesan dan pesan. Proses komunikasi dapat dilihat pada skema di bawah ini :
|
||||||||||
|
||||||||||
|
|
Diagram 1 : Proses Komunikasi
Dari diagram di atas, dapatlah dijelaskan secara
ringkas sebagai berikut:
·
Pengirim
pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide
untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang
yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Sedangkan pesan adalah
informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non-verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir
secara baik dan jelas.
Kemudian materi pesan dapat berupa: Informasi, Ajakan,
Rencana kerja, Pertanyaan dan sebagainya
·
Simbol/isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau
simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Seorang manajer, misalkan, biasanya menyampaikan pesan dalam
bentuk kata-kata dan gerakan anggota badan
(tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak,
membujuk, mengubah sikap/perilaku atau menunjukkan
arah tertentu.
·
Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian
pesan, berupa
antara lain TV, radio, surat kabar, papan
pengumuman, dan telepon. Pemilihan media ini
dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang
akan disampaikan, jumlah penerima pesan, dan situasi.
·
Mengartikan
kode/isyarat
Setelah
pesan diterima melalui indera
(telinga, mata dan seterusnya) maka si
penerima pesan harus dapat mengartikan simbol/kode dari pesan tersebut,
sehingga dapat dimengerti/dipahaminya.
·
Penerima
pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami
pesan dari si pengirim meskipun dalam bentuk kode/isyarat tanpa
mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh
pengirim
·
Balikan
(feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi
kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal ataupun non-verbal. Tanpa balikan,
seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap si penerima
pesan. Hal ini penting bagi manajer atau
pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan yang sudah dikirimkan dapat diterima
dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima
pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh
penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut
dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak.
Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan
terhadap perilaku ataupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan
perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan
bermanfaat untuk memberikan informasi dan saran yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan di
antara komunikator dan komunikan. Balikan dapat pula memperjelas persepsi.
·
Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses
komunikasi namun mempunyai pengaruh dalam
proses komunikasi. Sebab, pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang
mengganggu kita. Gangguan adalah hal
yang merintangi atau menghambat
komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.
Sekarang kita mencoba memahami proses
komunikasi antar-manusia secara umum. Proses komunikasi diawali oleh sumber (source), baik individu ataupun kelompok,
yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain, sebagai
berikut:
Langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation. Yaitu, penciptaan satu gagasan atau pemilihan seperangkat
informasi untuk dikomunikasikan. Ideation ini merupakan landasan bagi
suatu pesan yang akan disampaikan.
Langkah kedua dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding. Yaitu, sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam
wujud kata-kata, tanda-tanda atau lambang-lambang yang disengaja untuk
menyampaikan informasi dan diharapkan mempunyai efek terhadap orang lain. Pesan
atau message adalah alat-alat di mana
sumber mengekspresikan gagasannya dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tulisan
ataupun perilaku non-verbal seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah atau
gambar-gambar.
Langkah ketiga dalam proses komunikasi adalah penyampaian pesan yang telah
disandi (encode). Sumber menyampaikan
pesan kepada penerima dengan cara berbicara, menulis, menggambar atau melalui
suatu tindakan tertentu. Pada langkah
ketiga ini, kita mengenal istilah channel
atau saluran, yaitu alat-alat untuk menyampaikan suatu pesan. Saluran untuk komunikasi lisan adalah
komunikasi tatap muka, radio dan telepon.
Sedangkan saluran untuk komunikasi tertulis meliputi setiap materi yang
tertulis atau sebuah media yang dapat mereproduksi kata-kata tertulis seperti
televisi, kaset, video atau OHP (overhead
projector). Sumber berusaha untuk membebaskan saluran komunikasi dari
gangguan ataupun hambatan, sehingga pesan dapat sampai kepada penerima sebagaimana
yang dikehendaki.
Langkah keempat, perhatian dialihkan kepada penerima pesan. Jika pesan itu bersifat lisan, maka penerima
perlu menjadi seorang pendengar yang baik. Karena jika penerima tidak
mendengar, maka pesan tersebut akan hilang.
Dalam proses ini, penerima melakukan decoding,
yaitu memberikan penafsiran interpretasi terhadap pesan yang disampaikan
kepadanya. Pemahaman (understanding) merupakan kunci untuk
melakukan decoding dan hanya terjadi dalam pikiran penerima. Akhirnya penerimalah yang akan menentukan
bagaimana memahami suatu pesan dan bagaimana pula memberikan respon terhadap
pesan tersebut.
Proses terakhir dalam proses komunikasi adalah feedback atau umpan balik yang memungkinkan sumber
mempertimbangkan kembali pesan yang telah disampaikannya kepada penerima.
Respon atau umpan balik dari penerima terhadap pesan yang disampaikan sumber
dapat berwujud kata-kata ataupun tindakan-tindakan tertentu. Penerima bisa mengabaikan
pesan tersebut ataupun menyimpannya. Umpan balik inilah yang dapat dijadikan
landasan untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi.
Pada kehidupan sehari-hari, proses komunikasi
dapat dilihat dalam beberapa perspektif. Di antaranya:
A.
Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis
Proses komunikasi perspektif ini terjadi pada diri
komunikator dan komunikan. Ketika seorang komunikator berniat akan menyampaikan
suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses. Di muka
telah ditegaskan bahwa pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, yakni isi pesan
dan lambang. Isi pesan umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang umumnya adalah
bahasa. Walter Lippman menyebut isi pesan itu picture in our head, sedangkan Walter Hagemann menamakannya das Bewustseininhalte. Proses
"mengemas" atau "membungkus" pikiran dengan bahasa yang
dilakukan komunikator itu dalam bahasa komunikasi dinamakan encoding. Hasil encoding berupa pesan itu selanjutnya ia transmisikan, operkan atau
kirimkan kepada komunikan.
Kemudian giliran komunikan terlibat dalam proses
komunikasi intrapersonal. Proses dalam diri komunikan ini disebut decoding, seolah-olah membuka kemasan
atau bungkus pesan yang ia terima dari komunikator tadi. Isi bungkusan tadi
adalah pikiran komunikator. Apabila komunikan mengerti isi pesan atau pikiran
komunikator, maka komunikasi dapat terjadi. Sebaliknya, bilamana komunikan
tidak mengerti, maka komunikasi pun macet.
B.
Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistis
Proses ini berlangsung ketika komunikator
mengoperkan atau "melemparkan" dengan bibir kalau lisan atau tangan
jika tulisan pesannya sampai ditangkap oleh komunikan. Penangkapan pesan dari
komunikator oleh komunikan itu dapat dilakukan dengan indera telinga, indera
mata, atau indera-indera lainnya. Proses komunikasi dalam perspektif ini
kompleks atau rumit, sebab bersifat situasional, bergantung pada situasi tatkala
komunikasi itu berlangsung. Adakalanya komunikan hanya seorang, maka komunikasi
dalam situasi seperti itu dinamakan komunikasi interpersonal atau komunikasi
antarpribadi. Kadang-kadang juga komunikan berupa sekelompok orang; komunikasi
dalam situasi seperti itu disebut komunikasi kelompok. Acapkali pula
komunikannya tersebar dalam jumlah yang relatif amat banyak sehingga untuk
menjangkaunya diperlukan suatu media atau sarana, maka komunikasi dalam situasi
seperti itu dinamakan komunikasi massa.
Oleh karena jenis-jenis komunikasi yang termasuk
komunikasi dalam perspektif mekanistis ini cukup banyak, seringkali menimbulkan
permasalahan. Untuk lebih jelasnya proses komunikasi dalam perspektif
mekanistis dapat diklasifikasikan menjadi proses komunikasi secara primer dan
secara sekunder.
a. Proses
komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer (primary process) adalah proses
penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu
lambang (symbol) sebagai media atau
saluran. Lambang ini umumnya bahasa. Dalam situasi-situasi komunikasi tertentu,
lambang-lambang yang dipergunakan dapat berupa kial (gesture), yakni gerak anggota tubuh, gambar, warna, dan lain
sebagainya.
Dalam komunikasi, bahasa disebut lambang verbal (verbal symbol), sedangkan
lambang-lambang lainnya yang bukan bahasa dinamakan lambang nirverbal (non-verbal symbol).
Lambang
verbal. Dalam proses
komunikasi, bahasa sebagai lambang verbal paling banyak dan paling sering
digunakan. Karena, hanya bahasa yang mampu mengungkapkan pikiran komunikator
mengenai hal atau peristiwa, baik yang kongkret maupun yang abstrak, yang
terjadi masa kini, masa lalu dan masa yang akan datang. Kita dapat menelaah
pikiran Scorates dan Aristoteles yang hidup ratusan tahun sebelum Masehi, dari
buku-buku berkat kemampuan bahasa. Hanya dengan bahasa pula kita dapat
mengungkapkan rencana kita untuk minggu depan, bulan depan, atau tahun depan,
yang tidak mungkin dapat dijelaskan dengan lambang-lambang yang lain.
Bagaimana pentingnya bahasa dalam kehidupan
manusia dipaparkan oleh Kong Hu Chu tatkala ia ditanya orang, apa yang
pertama-tama akan dilakukan manakala diberi kesempatan mengurus negara. Kong Hu
Chu menegaskan bahwa yang pertama-tama akan ia lakukan adalah membina bahasa,
sebab apabila bahasa tidak tepat, apa yang dikatakan bukan yang dimaksudkan.
Jika yang dikatakan bukan yang dimaksudkan, maka yang mestinya dikerjakan,
tidak dilakukan. Jikalau yang harus dilakukan terus-menerus tidak dilaksanakan,
maka seni dan moral menjadi mundur. Bila seni dan moral mundur, maka keadilan
menjadi kabur, dan akibatnya rakyat menjadi bingung, kehilangan pegangan.
Demikian Kong Hu Chu.
Lambang
nirverbal. Sebagaimana telah
disinggung di muka lambang nirverbal adalah lambang yang dipergunakan dalam
komunikasi, yang bukan bahasa, misalnya kial, isyarat dengan anggota tubuh,
antara lain kepala, mata, bibir, tangan, dan jari.
Body
communication atau non-verbal communication dalam bentuk
gerak-gerik seperti disebutkan tadi telah banyak diteliti oleh para ahli.
Ternyata banyak sekali gerakan yang sama mengandung arti yang berlainan, di antara
bangsa yang satu dan bangsa yang lain. Sekadar contoh, orang Toda di India
Selatan (sebagai tanda hormat) menekankan ibu jarinya pada batang hidungnya,
lalu melambaikan keempat jari lainnya ke depan. Gerakan seperti itu bagi bangsa
lain --termasuk bangsa Indonesia-- lain sekali artinya, yakni mengejek atau
memperolok-olok.
Termasuk komunikasi non-verbal ialah isyarat
dengan menggunakan alat. Siapa yang tidak mengenal bedug sebagai alat
komunikasi yang dipergunakan oleh kaum muslimin di Indonesia, bendera oleh para
kelasi, atau asap oleh orang Indian, dan sebagainya.
Pada zaman modern seperti sekarang ini, alat untuk
berkomunikasi dengan isyarat bersifat modern pula. Seorang pengendara mobil
yang akan belok tidak perlu menjulurkan tangannya, cukup dengan menjawel
sakelar lampu sign-nya. Dengan
berkedip-kedipnya lampu merah di depan dan di belakang mobilnya, orang tahu
bahwa ia akan berbelok. Demikian pula polisi lalu-lintas tidak perlu lagi berdiri
di bawah terik matahari tepat di perempatan jalan. Dengan menggunakan lampu pengatur
lalu-lintas dengan warna merah, kuning, dan hijau, para pemakai jalan
mengetahui kapan ia harus berhenti, kapan harus bersiap-siap, dan kapan boleh
berjalan lagi.
Gambar adalah lambang lain yang dipergunakan dalam
berkomunikasi nirverbal. Gambar dapat dipergunakan untuk menyatakan suatu
pikiran atau perasaan. Dalam hal tertentu gambar bisa lebih efektif ketimbang
bahasa. Tidak mengherankan, ada motto Tionghoa yang menyatakan bahwa gambar
bisa memberi informasi yang sama dengan kalau diuraikan dengan seribu
perkataan.
Lambang gambar dalam proses komunikasi mengalami
perkembangan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat dan kemajuan teknologi. Jika
dulu gambar itu ditulis, kemudian dicetak, maka kini dengan kamera foto bisa
dipotret, bahkan dengan kamera film atau kamera video dapat diatur menjadi
gambar hidup. Pada akhirnya, apabila gambar itu merupakan lambang untuk proses
komunikasi secara primer, menjadi lambang untuk proses komunikasi secara
sekunder.
b. Proses
Komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat
atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Komunikator menggunakan media kedua ini karena
komunikan yang dijadikan sasaran komunikasinya jauh tempatnya, banyak jumlahnya
atau kedua-duanya (jauh dan banyak). Kalau komunikan jarak jauh,
dipergunakanlah surat atau telepon; jika jumlahnya banyak maka dipakailah
perangkat pengeras suara; apabila jauh dan banyak maka dipergunakan surat
kabar, radio atau televisi.
Komunikasi dalam proses secara sekunder ini
semakin lama semakin efektif dan efisien karena didukung oleh teknologi
komunikasi yang semakin canggih, yang ditopang pula oleh teknologi-teknologi
lain yang bukan teknologi komunikasi.
Surat, misalnya, sebagai media komunikasi sekunder
yang pada mulanya terbatas sekali jangkauan sasarannya, dengan dukungan pesawat
terbang jet, dapat mencapai komunikan di mana saja di seluruh dunia. Demikian
pula media telepon, bila pada waktu ditemukan menggunakan kawat yang oleh sebab
itu terbatas sekali wilayah jangkauannya, kini dengan radio, telepon dapat
mencapai sasaran di kota lain, negara lain, dan bahkan benua lain.
Televisi siaran dewasa ini yang dipadu dengan
komputer menjadi semakin mempesona, baik dalam segi visual maupun audial,
selain jangkauannya semakin jauh dan luas berkat inovasi satelit komunikasi.
c. Proses
komunikasi secara linear
Istilah linear mengandung makna lurus. Jadi proses
linear berarti perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus. Dalam
konteks komunikasi, proses secara linear adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal.
Komunikasi linear ini berlangsung baik dalam
situasi komunikasi tatap muka (face-to-face
communication) maupun dalam situasi komunikasi bermedia (mediated communication).
Komunikasi tatap muka, baik komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication)
maupun komunikasi kelompok (group
communication), meskipun memungkinkan terjadinya dialog, tetapi adakalanya
berlangsung linear. Contoh untuk ini, seorang ayah yang sedang memberikan
nasihat kepada anaknya pada waktu si anak diam seribu bahasa, direktur
perusahaan yang sedang memarahi anak buahnya, atau jaksa sedang membacakan
tuduhan terhadap terdakwa di gedung pengadilan.
Proses komunikasi secara linear umumnya
berlangsung pada komunikasi bermedia, kecuali komunikasi melalui media telepon.
Komunikasi melalui telepon hampir tidak pernah berlangsung linear, melainkan
dialogis, tanya-jawab dalam bentuk percakapan.
Oleh karena komunikasi bermedia, khususnya media
massa, yakni surat kabar, radio siaran, televisi siaran, dan film teatrikal,
bersifat linear, maka para komunikator media massa (seperti wartawan, penyiar
radio, reporter televisi, dan sutradara film) menunjukkan perhatiannya yang
sangat besar terhadap masalah ini. Dengan perencanaan komunikasi (communication planning) yang saksama,
mereka berupaya agar pesan-pesan komunikasinya kepada khalayak sebagai
komunikannya diterima secara inderawi (received)
dan diterima secara rohani (accepted)
dalam sekali penyiaran. Hal ini disebabkan para komunikator tidak mengetahui
tanggapan komunikan terhadap pesan-pesan komunikasi yang diterimanya itu.
d. Proses
komunikasi secara sirkular
Sirkular sebagai terjemahan dari perkataan "circular" yang secara harfiah berarti
bulat, bundar atau keliling sebagai lawan dari perkataan linear tadi yang
bermakna lurus.
Dalam konteks komunikasi, yang dimaksudkan dengan
proses secara sirkular itu adalah terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan ke
komunikator. Oleh karena itu adakalanya feedback
tersebut mengalir dari komunikan ke komunikator itu adalah "response" atau tanggapan komunikan
terhadap pesan yang ia terima dari komunikator.
Konsep umpan balik ini dalam proses komunikasi
amat penting. Karena, dengan terjadinya umpan balik, komunikator mengetahui
apakah komunikasinya itu berhasil atau gagal. Dengan lain perkataan apakah
umpan baliknya itu positif atau negatif. Bila positif maka ia patut gembira. Sebaliknya,
jika negatif maka menjadi permasalahan, sehingga ia harus mengulangi lagi
dengan perbaikan gaya komunikasinya sampai menimbulkan umpan balik positif.
Dalam situasi komunikasi tatap muka, komunikator
akan mengetahui tanggapan komunikan pada saat ia sedang melontarkan pesannya.
Umpan balik jenis ini dinamakan immediate
feedback (umpan balik seketika atau umpan balik langsung).
Jika Anda sedang berpidato, yakni berkomunikasi
tatap muka, di saat itu pula Anda mengetahui tanggapan komunikan Anda terhadap
gaya pidato Anda dan pesan yang Anda bahas. Apabila hadirin asyik mendengarkan,
dan sekali-sekali ada yang mengajukan pertanyaan, bertepuk tangan atau tertawa
di saat ada yang mengesankan, itu pertanda umpan balik tersebut positif.
Sebaliknya, di saat Anda sedang berpidato, hadirin asyik mengobrol atau di
antaranya tidak sedikit yang tertidur, itu pertanda umpan balik negatif.
No comments:
Post a Comment