Thursday, February 13, 2014

Wanita Tua Bani Israil


Terkisah dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., suatu hari, seorang Arab badui menyambangi Nabi lalu beliau memuliakannya dan berkata, "Menghadaplah."
Lalu si Arab badui itu menghadap, kemudian Nabi menyapa, "Katakan apa keperluanmu wahai fulan?"
Lantas si Arab badui itu berkata, "Wahai Rasulullah, seekor unta telah kami tunggangi dan seekor kambing juga telah kami peras susunya."
Tiba-tiba Nabi bertanya, "Apakah kalian ini lemah seperti wanita tua Bani Israil?"
Si Arab badui pun balik bertanya, "Siapa itu wanita tua Bani Israil, wahai Rasulullah?"
Rasulullah Saw bersabda, "Ketika Musa a.s. membawa keluar Bani Israil dari Mesir, mereka tersesat di jalan. Lalu Musa bertanya, Kenapa ini? Menanggapi hal ini, salah satu pembesar Bani Israil berkata, Ketika Yusuf a.s. menjelang ajalnya, beliau berjanji pada Allah SWT ... bahwa kita tidak akan keluar dari Mesir sampai kita membawa serta tulang-belulangnya. Lalu Musa a.s bertanya, Siapa di antara kalian yang mengetahui letak kuburan Yusuf a.s? Pembesar Bani Israil itu menjawab, Tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali seorang wanita tua wahai Musa. Kemudian Musa a.s. mengirim utusan kepada wanita itu lalu wanita itu mendatanginya. Musa a.s berkata, Wahai wanita tua, tunjukkan kepada kami di mana kuburan Yusuf a.s.
Wanita itu menjawab, "Tidak, tidak akan aku beri tahu ke kalian, sampai kau mengabulkan permintaanku. Musa bertanya, ‘Apa permintaanmu? Wanita itu menjawab, Aku ingin bersamamu di dalam surga. Mendengar permintaan itu, seolah-olah Musa a.s. tidak menyukainya, lalu Allah  WT. berfirman kepadanya, Kabulkan permintaannya wahai Musa. Maka Musa pun mengabulkan permintaan wanita tua tersebut.
Kemudian mereka bersama-sama berangkat ke sebuah danau yang airnya payau. Wanita itu berkata, Kuras air ini hingga habis. Setelah mereka mengurasnya dia berkata, Galilah! Lalu mereka menggalinya dan mengeluarkan tulang belulang[1] Nabi Yusuf a.s. Ketika mereka telah mengangkatnya ke daratan, jalan pun menjadi terang seperti cahaya.[2]
[2] Siti Hajar, Ibu Ismail a.s.
Dari Ibnu Abbas r.a., dia bertutur bahwa suatu waktu Ibrahim a.s. membawa Siti Hajar dan Ismail yang masih menyusu sampai beliau tiba di dekat Ka'bah di sisi sebuah pohon di atas sumur zamzam. Saat itu tidak ada seorang pun yang tinggal di sana,  tidak ada mata air pula. Ibrahim menempatkan mereka di sana dan meletakkan sebuah wadah kulit yang berisi kurma dan tempat air, lalu beliau berangkat meninggalkan tempat itu. Ibu Ismail mengikutinya dan bertanya, "Wahai suamiku, Ibrahim, mau ke mana engkau? Engkau tinggalkan kami di lembah yang tidak ada orang dan sesuatu pun?" Dia mengucapkannya berulang kali dan membuat Ibrahim menoleh.
Siti Hajar lantas bertanya, "Apakah Allah SWT ... yang menyuruhmu melakukan ini?"
Ibrahim menjawab, "Ya."
Hajar lalu merespon, "Baiklah kalau begitu. Allah tidak akan menelantarkan kami."
Ibrahim kemudian beranjak pergi. Ketika sampai di sebuah jalan dekat gunung, dia menghadap Ka'bah lalu berdoa dengan doa berikut ini:
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati.  Ya Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur." (QS Ibrahim [14]:37).
Ibu Ismail mulai menyusui anaknya dan meminum air yang ada. Tatkala air itu habis, dia dan anaknya kehausan. Dia melihat anaknya menggeliat dan dengan terpaksa dia beranjak mencari air. Lalu dia menemukan bukit Shafa yang paling dekat dengannya. Di sana dia berdiri sambil menghadap lembah, apakah ada orang di sana? Tapi dia tidak menemukan seorang jua. Kemudian dia turun dari bukit Shafa sampai dia tiba di lembah. Dia mengangkat ujung pakaiannya dan berusaha sekuat tenaga sampai melewati lembah dan tiba di Marwah. Dia berdiri di sana sambil melihat, apakah ada orang yang terlihat. Ternyata tidak ada seorang pun di sana. Hal itu terus dilakukannya sampai tujuh kali.
Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan bahwa Nabi Saw pernah bersabda, "Oleh sebab itu, kita bersa'i di antara keduanya. Ketika Hajar sampai di Marwah dia mendengar sebuah suara, lalu dia berkata pada dirinya sendiri, ‘Diamlah!’ Lalu dia mendengar dengan tenang suara itu dan kemudian berkata, ‘Aku mendengar bahwa dia (Ismail) mendapat pertolongan.’ Tiba-tiba malaikat datang di dekat zamzam, dan dengan tumitnya atau dengan sayapnya, malaikat itu menyibakkan tanah sampai muncul air. Dan, dia mengumpulkannya dengan tangannya. Lantas dia menciduk air itu dalam kantung air yang dibawanya. Air itu memancar deras sebanyak yang dia ciduk.”
Lalu Nabi Saw bersabda, "Allah telah merahmati ibu Ismail. Kalau dia membiarkan zamzam, niscaya zamzam akan luber ke mana-mana." Kemudian, dengan air itu Ibu Ismail dapat memberikan minum pada dirinya dan anaknya, dengan begitu ia juga dapat menyusui anaknya. Kemudian Malaikat berkata padanya, "Janganlah kau merasa takut kesepian wahai Ibu Ismail. Karena di sini terdapat Baitullah yang akan dibangun oleh anak ini dan ayahnya. Ingatlah, Allah  tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya.[3]


[1]Tulang belulang Yusuf a.s. maksudnya adalah jasad beliau ditemukan utuh. Mereka menyebut tulang, tetapi maksudnya adalah seluruh badan. Sebagaimana firman Allah SWT ketika menyebut fajar berarti shalat fajar.
[2]Hadits Shahih, HR Ibnu Hibban seperti dalam al-Mawarid (2435), al-Hakim (2/404, 405) (2/571, 572).
[3]Hadits shahih, HR Al-Bukhari (3364), Ahmad (1/360).

No comments:

Post a Comment