Merasa
diabaikan manajemen Sriwijaya FC, bek M Sobran akhirnya memakai jalur
jaminan kesehatan nasional (JKN) yang diselenggarakan badan
penyelenggara jaminan sosial (BPJS) supaya bisa naik meja operasi
menyembuhkan cedera lutut.
Hal ini terpaksa ditempuh Sobran
setelah manajemen Sriwijaya FC yang pernah berjanji membiayai operasi,
tak kunjung memberi kepastian.
“Sampai sekarang belum juga ada
realisasi dari manajemen. Jadi saya pilih BPJS untuk membantu operasi
saya. Sekarang sedang proses, mudah-mudahan bisa,” ungkap Sobran kepada Goal Indonesia, Kamis (20/3/2014) malam.
Saat pemain Sriwijaya FC melakukan aksi mogok latihan di akhir musim lalu, Sobran bersama Ramdani dan Diego
Michiels menjadi pemain lokal yang loyal kepada manajemen sebagai
pemain profesional hingga kompetisi selesai. Kemana, dan apa pun agenda Laskar Wong Kito dijalaninya.
Namun
kini Sobran mengaku kaget ketika mendengar kabar manajemen berupaya
mengevaluasi kontrak kerjanya lantaran tidak berkontribusi dengan tim.
Padahal cedera yang didapatnya ini bukan kemauannya.
“Sungguh,
saya merasa dizholimi. DP [uang muka] saya sisa 15 persen dihapuskan,
dan gaji perbulan dipotong Rp9 juta. Gaji pertama baru saya terima
kemarin (Rabu, 19/3),” terangnya.
Untuk mengungkap hal sebenarnya, pemain asli Palembang ini berencana menggelar jumpa wartawan hari ini.
“Untuk lebih jelas lagi, besok [Jum’at, 21/3] saya akan bicara banyak dengan teman-teman wartawan,” tuturnya.
Sementara
itu, manajer Sriwijaya FC Robert Heri membantah pihaknya tidak membantu
upaya Sobran untuk melakukan operasi. Justru sebaliknya, dia
mempertanyakan, dan menunggu kesiapan Sobran untuk naik meja operasi.
“Setahu
saya, DP Sobran sudah dibayar saat tanda tangan kontrak. Tapi untuk
gaji memang ada yang belum dibayar. Mungkin ini salah paham saja,” kilah
Robert. (www.goal.com)
No comments:
Post a Comment