Thursday, July 31, 2014

Rencanakan Pensiun dengan Baik

Yakinkan bahwa pensiun yang sedang Anda persiapkan akan mencukupi kehidupan Anda dan pasangan ketika sudah pensiun nanti? Alangkah baiknya Anda tidak langsung berkata yakin.
Hasil dari penelitian Manulife Asset Management menemukanbahwa sebagian besar orang di Asia, salah satunya Indonesia, kurang tepat dalam memperhitungkan kesiapan keuangan untuk pensiun mereka. Selain banyaknya lupa dalam memasukkan pasangan dalam perhitungan ketika menyiapkan dana pensiun, banyak juga yang menyiapkan dana pensiun untuk lama hidup yang terlalu pendek.
Presdir Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mengatakan rerata lama pensiun orang Indonesia adalah sekitar 25,8 tahun. Sedangkan dari survei yang dilakukan, sebagian besar orang-orang di Indonesia cuma menyiapkan lama dana pensiun sekitar 16,1 tahun.
Legowo mengatakan, ada 5 hal yang dibutuhkan dalam menjamin kenyamanan hidup di masa pensiun di Indonesia. Pertama, dukungan keluarga yaitu anak. Penelitian Manulife menyatakan sekitar 20% orang di Indonesia masih berharap dukungan dana dari anak-anaknya di masa pensiun. Namun, jumlah ini lebih kecil daripada negara tetangga kita,  Malaysia yang mencapai 42%.
Kedua, ingin memiliki pendapatan dengan bekerja lagi. Riset Manulife menyebutkan sekitar 75% orang di Indonesia berharap bisa bekerja lagi setelah masuk masa pensiun. Ini merupakan angka tertinggi di Asia. Bandingkan dengan di Singapura, di mana 71% orang yang berharap bekerja lagi pasca pensiun. Sedang di Malaysia hanya 34% orang berharap bekerja lagi di usia pensiun.
Tapi kenyataannya, jumlah pensiunan yang diserap bekerja lagi tidak terlalu tinggi. Di Indonesia, hanya sekitar 40% pensiunan yang bisa diserap bekerja kembali. Sementara di Malaysia hanya 21% dan di Singapura 26%.
Ketiga, berharap pada simpanan rumah tangga. Masalahnya, banyak orang Indonesia juga masih mengutamakan menyimpan duit di instrumen kas atau deposito. Sekitar 48% duit yang dimiliki penduduk di Indonesia masih ditempatkan di instrumen tersebut. Padahal, dengan menyimpan duit di instrumen kas atau deposito, orang tersebut tidak akan bisa memperoleh imbal hasil. Yang ada, imbal hasilnya malah minus.
Legowo menyebutkan, dalam sepuluh tahun terakhir, nilai duit seseorang yang disimpan di deposito justru minus 2,31% per tahun. Hal ini terjadi lantaran nilai duit tersebut tergerus pajak, risiko suku bunga serta kenaikan inflasi.
Keempat, jaminan sosial dari pemerintah. Kelima, berharap pada dana pensiun. Hanya saja, tidak semua perusahaan menyiapkan fasilitas dana pensiun bagi tenaga kerjanya.
Nah, agar tidak merana di saat pensiun nanti, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat merencanakan pensiun.
Jangan sampai lupa memperhitungkan pasangan Anda saat menyusun perencanaan pensiun. Bila Anda dan pasangan sama-sama bekerja, Anda perlu mempertimbangkan Anda dan pasangan Anda memasuki masa pensiun. Biasanya, pihak suami akan lebih dulu memasuki masa pensiun.
Pertimbangkan juga rata-rata usia hidup Anda dan pasangan. Biasanya, wanita memiliki usia harapan hidup lebih tinggi ketimbang pria. Di Indonesia, rata-rata selisih usia hidup antara pria dan wanita adalah 4 tahun. Jadi Anda bisa mempersiapkan dana pensiun untuk periode saat masih bersama pasangan, dan juga dana bila salah satu sudah meninggal dunia.
Lalu, siapkan dana pensiun untuk durasi masa pensiun lebih panjang. Berdasarkan riset Manulife, di Indonesia rata-rata durasi masa pensiun 25,8 tahun. Untuk jaga-jaga, Legowo menyarankan agar Anda menambahkan waktu lebih lama saat membuat perencanaan dana pensiun. Legowo menyarankan menambahkan 6 tahun hingga 11 tahun dalam perkiraan durasi masa pensiun. Artinya, Anda sebaiknya menyusun durasi pensiun untuk 31,8 tahun hingga 36,8 tahun.
Dan jangan lupa, sebaiknya jangan menempatkan terlalu banyak dana pensiun di instrumen kas atau deposito. Untuk menghindari imbal hasil minus akibat pajak, suku bunga dan inflasi, ada baiknya Anda berinvestasi di instrumen yang memberi imbal hasil besar, seperti reksadana, saham atau obligasi.
Nah, selamat mempersiapkan pensiun! (http://www.hanyabola.com/)

No comments:

Post a Comment