Buruh yang tergabung dalam FSPMI dan KSPI. (Foto:MTVN/Intan Fauzi)
Ratusan buruh yang
tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melakukan unjuk rasa di
Kantor BPJS Ketenagakerjaan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Mereka
menilai PT Jamsostek hanya menjadi 'ATM' bagi penguasa.
"Belajar dari pengalaman PT Jamsostek, sejak tahun 1992 - 2015, aset yang terkumpul hanya Rp 190 triliun. Hal itu jangan terjadi pada BPJS," kata Presiden KSPI, Said Iqbal, dalam pernyataan tertulis, Kamis (4/6/2015).
Buruh mendesak pengelolaan pendanaan BPJS dilakukan transparan. "BPJS harus terbuka dalam hal investasi. Buruh harus dapat mengecek berapa saldo iuran Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua setiap saat," terang Said.
Said mengingatkan, jangan sampai BPJS melipat uang hasil keringat buruh. "Saya ingatkan kepada BPJS Ketenagakerjaan, jangan coba-coba curi uang buruh. Jangan sampai buruh marah karena dananya diselewengkan," tutupnya.
(http://news.metrotvnews.com)
"Belajar dari pengalaman PT Jamsostek, sejak tahun 1992 - 2015, aset yang terkumpul hanya Rp 190 triliun. Hal itu jangan terjadi pada BPJS," kata Presiden KSPI, Said Iqbal, dalam pernyataan tertulis, Kamis (4/6/2015).
Buruh mendesak pengelolaan pendanaan BPJS dilakukan transparan. "BPJS harus terbuka dalam hal investasi. Buruh harus dapat mengecek berapa saldo iuran Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua setiap saat," terang Said.
Said mengingatkan, jangan sampai BPJS melipat uang hasil keringat buruh. "Saya ingatkan kepada BPJS Ketenagakerjaan, jangan coba-coba curi uang buruh. Jangan sampai buruh marah karena dananya diselewengkan," tutupnya.
(http://news.metrotvnews.com)
No comments:
Post a Comment