Sukacita dirasakan oleh warga Gorontalo, khususnya
warga di Kabupaten Bonebolango, di wilayahnya akan ada 150 rumah tidak layak
huni yang akan dibedah. Jauh hari sebelumnya sudah masuk informasi bahwa di
Kabupaten Bonebolango terdapat rumah-rumah yang dikategorikan sebagai rumah
tidak layak huni.
Mensos merasa tergerak untuk melakukan langkah
membuatkan sebagian warga di kabupaten ini untuk mendapatkan rumah tidak layak
huni. Setiap rumah yang akan dibedah akan diberikan insentif sebesar 10 juta
rupiah, dan uang ini digunakan untuk dibelikan bahan-bahan rumah. Sekilas
nampaknya tidak masuk akal uang sebesar itu bisa untuk membangun sebuah rumah.
Mensos mengatakan semangat bedah kampung adalah semangat kesetiakawanan sosial.
Secara nyata kesetiakawanan sosial dipraktekkan sebagai implementasi dari
peduli dan berbagi. Memang dirasakan tidak masuk akal dapat bangun rumah dengan
angka 10 juta, tetapi semangat kebersamaan, semangat gotong royong mampu
mengajak semua komponen masyarakat turut serta mewujudkan rumah yang layak
huni. Misalnya para pengusaha dapat membantu dalam membayar tukang, yang
lainnya membantu ubin atau para pedagang bahan bangunan menjual semennya dengan
harga pokok, media massa seperti Gorontalo Post dapat membuat program Gorontalo
Post Peduli. Saat ini sudah 22 Kabupaten/Kota yang sebagian rumah warganya
sudah dibedah, termasuk di wilayah pulau Sulawesi telah dilakukan di Kendari,
Palu, Sangihe, Tomohon, Pulau Marampit.
Mensos menargetkan membedah 100 rumah dalam waktu 5
hari. Perhitungannya didasarkan pada keterlibatan warga dalam membangunnya.
Satu rumah dapat dikerjakan oleh 50 sampai 100 orang, dengan tetap
memperhatikan unsur-unsur teknologi dan arsitekturnya seperti misalnya tukang
batu, tukang tembok, mandor, tukang kayu. Artinya bedah kampung ini juga dapat
jadi media perekat bangsa, semua bersaudara, temasuk anak-anak kita yang sedang
sekolah di sekolah kejuruan dapat mempraktekkan ilmu yang didapatkannya.
No comments:
Post a Comment