Tuesday, July 16, 2013

Askes Bidik 4,48 Juta Peserta Baru


Askes mulai melakukan pemetaan kepesertaan dan fasilitas kesehatan dalam rangka menuju Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada 2014 mendatang. Diperkirakan akan ada 4,48 juta peserta baru yang bisa diraih seiring transformasi tersebut.

Kepala Cabang Askes Solo, Upik Handayani mengatakan, setelah ditetapkan menjadi BPJS Kesehatan nantinya Askes akan mendapat kesempatan memperluas pasar makin besar.

Saat ini layanan asuransi kesehatan Askes hanya diperuntukkan antara lain sebatas pensiunan TNI/Polri, Veteran Pejuang Perintis Kemerdekaan, serta Pejabat Negara. Ke depan, Askes bisa melayani asuransi untuk TNI/Polri serta jaminan pemeliharaan kesehatan yang sebelumnya dimiliki Jamsostek.

"Semester ini kami mulai melakukan mapping. Kami akan identifikasi berapa jumlah TNI/Polri yang aktif juga data kependudukan yang lain. Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat juga dengan BPS," ungkapnya.

Layanan Askes Cabang Solo mencakup wilayah Solo, Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri dan Sragen dengan jumlah peserta 320.000. Di lima wilayah ini, dia memprediksi akan bisa mendapatkan potensi peserta baru hingga tujuh kali lipat yang sekarang. Artinya, ada potensi 4,48 juta peserta baru yang bisa digaet.

"Secara nasional, sudah ada kesepakatan terkait perpindahan kepesertaan beberapa layanan dari Jamsostek ke Askes. Hal ini tinggal ditindaklanjuti di tingkat daerah. Namun kami masih merasa perlu melakukan mapping agar data dan potensi peserta bisa lebih rinci," kata dia.

Dia melihat, dengan jumlah peserta Askes saat ini, premi yang dihimpun minim terutama dibanding jumlah pembiayaan kesehatan. Semester pertama, Askes berhasil menghimpun premi senilai Rp 48 miliar. Sementara pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 106 miliar.

"Di sinilah letak gotong-royong, yang sehat menolong yang sakit. Sistem keuangan Askes terpusat, jadi ada subsidi silang antarcabang," ungkap dia.

Dia menilai, bengkaknya pembiayaan kesehatan lantaran banyak peserta langsung datang ke rumah sakit saat ada indikasi medis. Padahal untuk pertolongan pertama harusnya kontak primer yang diandalkan, yakni dokter keluarga atau Puskesmas. "Kalau langsung ke rumah sakit, akan makan biaya mahal. Tidak hanya itu, kami mencatat ada 50 persen pembiayaan Askes yang seharusnya tidak perlu sampai ke RS," tandasnya. (www.suaramerdeka.com)

No comments:

Post a Comment