Mukjizat Nabi Muhamad
Saw yang berhubungan dengan benda mati, salah satunya, adalah keluarnya air
dari celah jemari beliau.
Anas bin Malik r.a. berkata,
“Aku melihat
Rasulullah berada di masjid. Ketika itu, waktu menunjukkan shalat ashar telah
tiba. Kaum Muslimin berbondong-bondong mencari air untuk berwudhu, tetapi mereka
tidak memperolehnya. Tiba-tiba ada seorang sahabat yang membawa bejana bersisi air
meski sangat sedikit. Kemudian, Rasulullah meletakkan tangannya ke dalam
bejana, dan menyuruh semua kaum Muslimin berwudhu dari aliran air itu. Aku melihat
air keluar dari jari-jari Rasulullah sehingga semua kaum Muslimin yang berada
di masjid itu dapat berwudhu.”[1]
Dalam suatu
riwayat, jumlah kaum Muslimin yang berada di tempat itu sekitar delapan puluh orang
sahabat, tetapi dalam riwayat yang lain mengatakan berjumlah tiga ratus orang sahabat.[2]
1.400
Sahabat Minum Air dari Sumur Kering
Al-Barra'
bin ‘Azib mengisahkan, “Saat peristiwa Hudaibiyah, kami bersama 1.400 sahabat merasa
kehausan di tengah-tengah perjalanan. Sebagian dari kami kemudian menemukan
sebuah sumur lalu menimba sumur itu hingga kering namun air itu tidak cukup
untuk jumlah kami semua. Mendengar hal itu, Nabi lalu menghampiri kami. Kemudian
beliau duduk di atas tepi sumur itu, dan menyuruh kami mengambil sebuah bejana
berisi air untuk berwudhu. Setelah itu, beliau berdo’a, dan berkumur dengan air
itu lalu menyemburkannya ke dalam sumur yang kering tersebut. Kami pun menepi ke tempat yang tak jauh dari lokasi
sumur. Tiba-tiba keluarlah air dari sumur dengan deras sehingga dapat mencukupi
dan mengenyangkan ternak-ternak kami serta para pengendaranya."[3]
Air Satu Ember Berubah Menjadi Sungai
Dikisahkan
dari Al-Barra' bin ‘Azibr.a., "Suatu hari, kami dan Rasulullah pergi bersama
dalam suatu perjalanan. Di tengah perjalanan, kami menemukan sumur yang airnya
sangat sedikit. Maka enam orang dari kami turun ke dalam sumur itu dengan
membawa wadah (ember) air, dan aku adalah orang yang keenam dari mereka. Sementara
Rasulullah duduk di tepi sumur. Lalu kami mengisikan air ke dalam wadah itu
hingga setengahnya atau hampir sepertiganya. Wadah air itu kemudian diangkat dan
diserahkan kepada Rasulullah.”
Al Bara’ melanjutkan kisahnya, “Aku hampir
mengeluarkan wadah airku, tetapi aku tidak kebagian air sekadar untuk membasahi
tenggorokanku. Setelah wadah air itu diberikan kepada Rasulullah, beliau
memasukkan tangannya ke dalamnya dan membaca atas nama Allah yang Menguasai
Alam dan Seisinya dan Maha Berkehendak. Kemudian wadah air itu dikembalikan
lagi kepada kami beserta isinya. Dan sungguh saat itu, aku melihat salah
seorang dari kami mengeluarkan bajunya karena khawatir tenggelam lantaran air
sumur itu mengalir deras layaknya sungai."[4]
No comments:
Post a Comment