Di antara mukjizat Rasulullah
adalah beliau mampu melihat apa yang dilakukan para sahabat dan orang munafik hanya
dari belakang bahu beliau.
Anas bin Malik r.a.
mengisahkan, “Suatu hari, ketika kami hendak mengerjakan shalat berjama’ah bersama
Rasulullah, beliau berkata, ‘Wahai sekalian manusia, aku adalah imam kalian,
maka jangan sekali-kali kalian mendahuluiku dalam ruku’, sujud, dan mengangkat
kepala kalian sebelum aku. Karena aku melihat apa yang kalian lakukan --baik di
depanku maupun di belakangku.’ Demi Dzat yang memegang jiwaku, andaikata
kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan
banyak menangis.’ Para sahabat bertanya, ‘Apa yang engkau lihat, wahai Rasulullah?’
Rasulullah menjawab, ‘Aku telah melihat surga dan neraka’.”[1]
Dalam
riwayat lain dijelaskan, Rasulullah Saw berkata, “Apakah kalian melihat sesuatu
di depan kiblatku? Demi Allah, tidak ada hal yang samar terhadapku atas kalian
baik dalam keadaan ruku’, maupun sujud karena aku melihat kalian dari belakang bahuku.”[2]
Berikan Aku Sepotong Paha Kambing Ketiga!
Abu Rafi' – seorang budak Rasulullah– berkisah, “Salah seorang sahabat
telah menghadiahkan daging kambing kepada Rasulullah. Kemudian aku memasaknya dalam sebuah wajan besar. Ketika Rasulullah masuk (ke ruang
makan) beliau bertanya, ‘Apa ini,
wahai Abu Rafi?’ Aku menjawab, ‘Ini daging
kambing yang dihadiahkan kepada kita, lalu aku memasaknya.’ Beliau pun berkata, ‘Berikan aku bagian pahanya, wahai Abu
Rafi’.’ Lalu aku memberikan bagian paha daging kambing
itu kepada beliau. Lantas beliau
berkata lagi, ‘Berikan aku
bagian paha yang lainnya.’ Aku pun memberikan lagi daging paha itu kepada beliau. Beliau
berkata lagi, ‘Berikan lagi
aku paha yang lainnya.’ Aku pun menjawab, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya kambing
hanya memiliki dua paha saja.’ Rasulullah kemudian berucap, ‘Sungguh, jika saja kamu diam, maka kamu
akan dapat memberiku paha kambing secara terus-menerus tanpa putus.’ Kemudian beliau minta diambilkan air,
beliau berkumur-kumur dan mencuci jemarinya, dan langsung berdiri melaksanakan
shalat. Setelah itu, beliau kembali kepada
mereka (para sahabat) dan mendapatkan daging yang dingin lantas beliau makan
dan kemudian kembali ke masjid tanpa menyentuh air sama sekali."[3]
Kuda Berlari
Kencang Lantaran Ditunggangi Rasulullah Saw
Anas bin Malik r.a. bercerita,
“Ketika orang-orang dalam kondisi ketakutan, Rasulullah menunggangi kuda milik Abu
Thalhah yang lambat dan beliau memacu kuda itu sendirian, lalu disusul
kuda para sahabat yang lain dari belakang. Beliau berkata, ‘Janganlah kalian
takut, kuda ini sangat cepat’.” Anas pun berkata, “Demi Allah, tidak ada yang
bisa mengalahkan kuda itu setelah ditunggangi Rasulullah Saw.”[4]
Seekor Kuda Lemah Mampu Menghasilkan Rezeki
Ju’ail al-Asyja’i r.a.
bertutur, “Aku adalah seorang yang pernah ikut berperang bersama Nabi Saw dalam
pelbagai peperangan. Tapi sebelum itu, aku hanya memiliki seekor kuda yang
kurus dan lemah.”
Lebih lanjut Ju’ail menceritakan,
“Dulu kudaku berbeda dari kuda sahabat yang lain. Lalu aku mengadu kepada Rasulullah.
‘Wahai Rasulullah, kudaku kurus dan lemah.’ Kemudian Nabi mengangkat cambuknya
dan memukulkan ke kudaku sembari berkata, ‘Ya Allah, berilah keberkahan kepada
kuda ini.’ Setelah itu, kalian (para sahabat) telah melihat sendiri, bagaimana
aku mampu menahan kepala kuda itu untuk diperlihatkan di hadapan manusia
(penonton). Sehingga darinya, aku mampu membeli sesuatu sebesar dua belas ribu dirham.”[5]
[1]Hadits Shahih, HR Muslim dan HR Baihaqi
(6/74).
[2]Hadits Shahih, HR Bukhari dan HR Muslim.
[3]Hadits Hasan, HR Ahmad (6/392), dan lihat Musnad
Ahmad (2/48, 6/8 , 2/517).
[4]Hadits Shahih, HR Bukhari (6/122), Ibn Hajar
al-Asqalani, fath Al-Bâri, al-Baihaqi (6/152).
[5] HR Bukhari (1/248), HR Nasai’ dan Baihaqi (6/153).
No comments:
Post a Comment