Saturday, January 25, 2014

Teladan Kesabaran dan Anjuran Menyambut Suami Penuh Kehangatan

            Dikisahkan oleh sahabat Anas bin Malik bahwa pada suatu hari Abu Thalhah melamar Ummu Sulaim. Ummu Sulaim menjawab, "Orang sepertimu tidak bisa ditolak. Akan tetapi saya seorang perempuan Muslimah sementara kamu masih kafir. Jika kamu mau masuk Islam maka itu menjadi mahar dan mas kawinku, saya tak meminta lebih dari itu."
            Abu Thalhah kemudian memutuskan masuk Islam dan menikah dengan Ummu Sulaim hingga dianugerahi seorang anak laki-laki yang berwajah tampan. Abu Thalhah sangat mencintai anak pertamanya. Anak itu sudah mulai lincah tetapi sekali waktu jatuh sakit. Dia merasa sangat sedih melihat kondisi anaknya sampai membuat Abu Thalhah lemah dan tak bernafsu makan.
            Anak pertama yang sangat dicintai itu akhirnya meninggal dunia. Abu Thalhah belum mengetahuinya karena masih berada di luar rumah. Si istri memandikan mayatnya, mengkafani dan memberinya pewangi. Ummu Sulaim berpesan, "Tolong jangan ada seorang pun yang memberitahu kejadian ini kepada suamiku. Biar saya sendiri yang bicara kepadanya."
            Abu Thalhah pulang ke rumah dalam keadaan lelah lantaran tengah berpuasa. Dia bertanya kepada istrinya, Ummu Sulaim, "Bagaimana keadaan anak kita?" Ummu Sulaim menjawab datar, "Baik dan sudah tenang. Saya berharap dia sudah tidak terbebani penyakit lagi." Mendengar hal itu Abu Thalhah bersyukur dan senang. Si istri kemudian menyajikan makan malam. Abu Thalhah makan dengan lahap. Dan si istri berdandan dan mereka berdua menghabiskan malam yang indah.
            Pagi harinya, Abu Thalhah terlihat sudah mandi dan rapi. Ketika akan keluar rumah, Ummu Sulaim menyapanya, "Wahai suamiku, kalau ada tetangga kita yang meminjamimu sesuatu, kemudian kamu sudah memanfaatkannya dan dia ingin mengambil barang yang dipinjamkan kepadamu, apakah kamu akan mengembalikannya?"
Abu Thalhah menjawab, "Demi Allah, saya akan mengembalikannya."
"Dengan suka rela?" Ummu Sulaim memastikan.
“Ya, dengan suka rela,” kata Abu Thalhah tegas.
Ummu Sulaim menuturkan, "Sesungguhnya Allah telah meminjamkan kepadamu seorang anak. Dan kamu sudah terhibur dengan keberadaannya. Sekarang Allah SWT sudah mengambilnya kembali, maka bersabarlah."
            Mendengar musibah itu Abu Thalhah hanya bisa menahan emosi dan bersabar. Dia keluar menuju masjid untuk shalat bersama Rasulullah. Setelah shalat dia menceritakan kejadian itu kepada Nabi Saw lalu Nabi mendo’akannya, "Semoga Allah memberkati kalian berdua dan malam-malam kalian."
            Sufyan bin Uyainah menceritakan ada seorang sahabat Anshar yang memberitahunya bahwa keluarga Abu Thalhah dan Ummu Sulaim kemudian dikaruniai sembilan anak dan semuanya hafal al-Qur'an.[1]



[1]Bukhari (1301).

No comments:

Post a Comment