Menteri
Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi meresmikan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. SIM yang terintegrasi
dalam posko 24 jam BPJS Kesehatan ini terletak di Kantor Pusat PT Askes, Jalan
Letjen Soeprapto Cempaka Putih, Jakarta.
Di dalam
SIM BPJS Kesehatan ini terdapat empat kelompok, di antaranya yaitu sistem
aplikasi, infrastruktur dan jaringan komunikasi data, manajemen diabetes,
operasional, serta sumber daya manusia. Sistem berbasis teknologi informasi dan
komunikasi ini harus sudah diterapkan sebelum PT Askes bertransformasi menjadi
BPJS Kesehatan, pada 1 Januari 2014. Hal ini bertujuan agar program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) untuk masyarakat luas bisa dilaksanakan dengan baik.
"Saya
bangga karena ternyata BPJS Kesehatan sudah memiliki SIM yang andal, sehingga
badan ini bisa berjalan lancar pada waktunya. Tetapi yang penting, SIM ini
tidak hanya di tingkat nasional, melainkan juga sampai ke tingkat
puskesmas," kata Menkes, seusai meresmikan SIM tersebut di Jakarta, Kamis
(14/11).
Menkes
mengatakan, dengan SIM ini, baik persiapan menjelang maupun pelaksanaan BPJS
Kesehatan nanti, bisa terpantau sampai ke daerah. Misalnya menyangkut soal
berapa banyak kunjungan ke puskesmas, rujukan, dan keluhan masyarakat.
Sistem ini,
kata Nafsiah pula, akan dikoneksikan dengan sistem informasi kesehatan yang
dimiliki Kemkes, untuk memantau seberapa kesiapan serta kebutuhan tempat tidur,
alat kesehatan, dan tenaga dokter di seluruh daerah. Selain bisa berbagi
informasi, melalui gabungan kedua sistem ini, pemerintah pusat menurutnya juga
bisa mengambil intervensi apabila terjadi masalah maupun kendala di lapangan.
"Misalnya,
kita bisa melihat berapa banyak pasien yang ditolak, dan apa kendalanya. Apakah
karena kekurangan alat kesehatan (misalnya). Jika memang betul, kita akan
langsung intervensi," ungkapnya.
Direktur
Utama PT Askes, Fachmi Idris, mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus
mengembangkan SIM BPJS Kesehatan, serta melakukan penyempurnaan sistem, teknis
kepesertaan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan, untuk menjalankan BPJS
Kesehatan.
Fachmi
menjelaskan, dalam komponen sistem aplikasi SIM BPJS Kesehatan, Askes telah
membangun aplikasi untuk mendukung proses bisnis operasional BPJS Kesehatan.
Dimulai dari aplikasi pemasaran, kepesertaan, pengumpulan premi, laporan
pengumpulan premi, hingga kontrak manajemen elektronik (electronic contract
management) yang akan digunakan untuk proses perjanjian kerja sama dengan
fasilitas kesehatan.
Ada juga
aplikasi P-Care yang akan digunakan di fasilitas kesehatan primer, seperti
puskesmas dan dokter keluarga. Selain itu, ada surat eligibilitas kepesertaan
dan aplikasi rumah sakit untuk sistem INA-CBGs, aplikasi verifikasi, serta
aplikasi keuangan dan akuntansi.
Sementara
itu, untuk komponen manajemen database, PT Askes menurut Fachmi, telah
membangun masterfile yang terpusat, yang hingga saat ini sudah menampung 113
juta data penduduk yang nantinya akan menjadi peserta BPJS Kesehatan, per 1
Januari 2014. Mereka terdiri dari peserta Askes Sosial, Jamkesmas, TNI/Polri,
serta peserta Jamsostek.
"PT
Askes juga telah terintegrasi dan memiliki koneksi dengan Adminduk, untuk
mengakses data Nomor Induk Kependudukan Kementerian Dalam Negeri
(Kemdagri)," kata Fachmi.
Menurut
Fachmi lagi, SIM BPJS ini harus menjadi lokomotif pelaksanaan Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) secara keseluruhan. Sebab menurutnya, teknologi
informasi merupakan tulang punggung dalam pelaksanaan BPJS Kesehatan, sehingga
harus menjadi prioritas. Dikatakannya, apabila sistem ini sudah bisa dibangun,
akan memudahkan pengintegrasian dengan program jaminan sosial lainnya, misalnya
terkait masyarakat Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang bisa berubah-ubah karena
perubahan status sosial seseorang. (www.beritasatu.com)
No comments:
Post a Comment