Bank
Tabungan Negara (BTN) mengklaim segera menyerahkan ratusan rumah untuk
buruh di Serang, Banten. Uang muka kredit rumah tersebut diberikan dari
BPJS Ketenagakerjaan.
"Saat ini, kita sedang melakukan perbaikan kerja sama," ujar Direktur Utama BTN Maryono di kantor pusat BTN, Senin (21/5).
Dia mengatakan pihaknya tetap optimis bisa menyalurkan 100.000 unit rumah, sesuai dengan target pertumbuhan 17 persen. Tidak optimalnya penyaluran rumah dalam tiga bulan terakhir karena pengembang menunggu harga baru dari pemerintah. "Kami siap memberikan pembiayaan," ujarnya.
Dia mengatakan pihaknya juga akan mengoptimalkan kerja sama dengan TNI/Polri, Bapertarum PNS dan BPJS Ketenagakerjaan untuk mengoptimalkan pendanaan perumahan menengah ke bawah. "Sampai saat ini, kami belum ada perubahan target," katanya.
Dia mengakui pihaknya tetap melihat perkembangan revisi pertumbuhan ekonomi, apakah nantinya 5,1 persen atau 5,6 persen. "Ini belum final," katanya.
Selain itu, kata Maryono, pihaknya berharap UU Perumahan segera terealisir agar kebutuhan rumah cepat terealisasi. Dia mengatakan perseroan akan mempertahankan market share pada pembiayaan perumahan rakyat untuk kelas menengah bawah dan meningkatkan pembiayaan perumahan kelas menengah atas.
"Backlog penyediaan rumah bagi masyarakat merupakan potensi bisnis yang sangat besar," ujarnya.
"Saat ini, kita sedang melakukan perbaikan kerja sama," ujar Direktur Utama BTN Maryono di kantor pusat BTN, Senin (21/5).
Dia mengatakan pihaknya tetap optimis bisa menyalurkan 100.000 unit rumah, sesuai dengan target pertumbuhan 17 persen. Tidak optimalnya penyaluran rumah dalam tiga bulan terakhir karena pengembang menunggu harga baru dari pemerintah. "Kami siap memberikan pembiayaan," ujarnya.
Dia mengatakan pihaknya juga akan mengoptimalkan kerja sama dengan TNI/Polri, Bapertarum PNS dan BPJS Ketenagakerjaan untuk mengoptimalkan pendanaan perumahan menengah ke bawah. "Sampai saat ini, kami belum ada perubahan target," katanya.
Dia mengakui pihaknya tetap melihat perkembangan revisi pertumbuhan ekonomi, apakah nantinya 5,1 persen atau 5,6 persen. "Ini belum final," katanya.
Selain itu, kata Maryono, pihaknya berharap UU Perumahan segera terealisir agar kebutuhan rumah cepat terealisasi. Dia mengatakan perseroan akan mempertahankan market share pada pembiayaan perumahan rakyat untuk kelas menengah bawah dan meningkatkan pembiayaan perumahan kelas menengah atas.
"Backlog penyediaan rumah bagi masyarakat merupakan potensi bisnis yang sangat besar," ujarnya.
[www.merdeka.com]
No comments:
Post a Comment