Thursday, October 17, 2013

Pusat Pelatihan Keselamatan Kerja Pertamina Diakui Dunia




Kecelakaan dalam bekerja banyak terjadi yang mengakibatkan luka ringan, luka berat, hingga bisa merenggut nyawa. Lingkungan perusahaan yang tidak sehat karena limbah dan polusi juga dapat menimbulkan penyakit mematikan. Ini merugikan perusahaan karena harus mengeluarkan ongkos untuk pengobatan, santunan kematian, dan kehilangan pekerja ahli.

PT Pertamina amat menyadari manfaat kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan yang ramah dalam menggeluti bisnis minyak dan gas. Apalagi, hal tersebut kini telah menjadi sorotan publik sehingga dapat memengaruhi citra dan kinerja perusahaan. Karenanya, badan usaha milik negara ini mendirikan pusat pelatihan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan atau health, safety, and environment (HSE) di Sungai Gerong, Palembang, Sumatra Selatan.

"HSE di Sungai Gerong milik Pertamina sudah didirikan sejak 1970-an. Dahulu namanya Pusdiklat Fire and Safety. Lantas pusdiklat sempat vakum sekitar beberapa tahun. Pada 2009 pusat pelatihan ini direvitalisasi dan dibuka kembali pada 2010," tutur Assistant Manager Marketing Pertamina HSE Juanita Jasin.

Awalnya, pelatihan tersebut hanya untuk meningkatkan kompetensi HSE karyawan Pertamina yang sebanyak 15 ribu orang. Pertamina menargetkan sekitar 80 persen pekerjanya sudah mengikuti pelatihan HSE pada 2015. Pertamina HSE Training Center juga membuka kesempatan pelatihan bagi perusahaan lain di dalam negeri, bahkan luar negeri. Ini merupakan bukti bahwa kualitas Pertamina HSE telah diakui. "Komposisi pesertanya saat ini kira-kira 70 persen internal dan 30 persen eksternal," ujar Juanita.

Menurut Juanita, sudah ada belasan perusahaan dalam negeri yang mengikuti pelatihan HSE di Pertamina. Sejumlah perusahaan mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi di bidang HSE serta memenuhi persyaratan dalam regulasi pemerintah di bidang keselamatan, kesehatan kerja, serta lingkungan seperti untuk mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan atau Proper dari Kementerian Lingkungan Hidup.

Bulan depan, beberapa pekerja Timor Gap E&P, perusahaan minyak dan gas dari Timor Leste, akan mengikuti pelatihan di Pertamina HSE. "Perwakilan pemerintah Irak yang beberapa waktu lalu datang berkunjung ke Pertamina juga menyampaikan ketertarikan mereka untuk mengikuti pelatihan kami," ungkap Juanita.


Selain di Palembang, Pertamina HSE juga dapat melaksanakan pelatihan secara in-house di berbagai lokasi seperti Bandung, Surabaya, dan Makassar selama program pembelajaran pelatihan tersebut disampaikan dalam bentuk classroom. Namun untuk program-program pelatihan yang memerlukan praktik lapangan harus diselenggarakan di Palembang terkait dengan ketersediaan fasilitas. "Untuk pelatihan seperti fire fighting, fasilitas terlengkap di Indonesia ada di Pertamina HSE di Palembang," kata Juanita.

Untuk lebih meningkatkan dan melengkapi kemampuan di bidang HSE, Pertamina HSE TC menjalin kerja sama dengan lembaga pelatihan dari Malaysia untuk mendapatkan sertifikasi sebagai lokasi pelatihan yang diakui di bidang keselamatan kerja minyak dan gas lepas pantai dari lembaga dunia asal Inggris bernama OPITO (Offshore Petroleum Industry Training Organization). Dengan kerja sama ini, para pekerja yang mengikuti pelatihan tersebut akan memeroleh sertifikat OPITO untuk spesialisasi penambangan lepas pantai. Sebagai informasi, paket biaya pelatihan bersertifikasi OPITO di Pertamina HSE sangat menarik karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta seperti mencakup biaya akomodasi hingga biaya transportasi dengan menggunakan pesawat terbang.

Pertamina HSE Training Center turut meramaikan Kegiatan Asia Pacific Occupational Safety and Health Organization (APOSHO) 28th Conference Seminar and K3 EXPO 2013 di JIEXPO Kemayoran pada 9-12 Oktober 2013. Dalam acara berskala regional tersebut, Pertamina HSE TC memperlihatkan sejumlah kemajuan kinerja sehingga layak diakui dunia. (www.metrotvnews.com)

No comments:

Post a Comment