Wednesday, May 7, 2014

Kecerdasan



Aisyah r.a. berkata kepada Nabi Saw, "Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu jika engkau menuruni sebuah lembah yang di sana ada sebuah pohon yang buahnya dapat dimakan dan engkau temukan pohon yang buahnya tidak dapat dimakan. Di mana Engkau akan memberi minum untamu?" Rasulullah Saw menjawab, "Di tempat yang belum pernah dipakai."[1] Aisyah bermaksud bahwa Nabi Saw tidak menikahi perawan selain dirinya.
Ketika Rasulullah Saw pergi dari Makkah menuju Madinah bersama Abu Bakar, Abu Bakar membawa seluruh harta miliknya. Lalu datang Abu Quhafah (Ayah Abu Bakar) ke rumah Abu Bakar. Abu Quhafah telah kehilangan penglihatannya. Dia berkata kepada Asma', "Demi Allah, aku melihat Abu Bakar telah menyusahkan kalian dengan harta dan dirinya." Asma' menjawab, "Tidak, dia telah meninggalkan banyak kebaikan untuk kami." Lalu Asma' menuju ke batu-batu di sudut rumah di mana Abu Bakar mengambil hartanya, lalu dia menutupi batu-batu itu dengan pakaian. Kemudian mendatangi kakeknya dan mengambil tangannya dan meletakkannya di atas pakaian dan berujar, "Dia meninggalkan ini untuk kami." Lalu kakeknya menyentuh batu dari balik pakaian dan mengucap, "Kalau dia meninggalkan ini untuk kalian, maka itu baik sekali." Asma' berkata, "Demi Allah, ayahku tidak meninggalkan sedikit pun harta untuk kami."[2]

Wanita yang Cerdas
Pada suatu hari, al-Ma'mun marah kepada Abdullah bin Thahir. Lalu dia ingin membunuh Ibnu Thahir, lantas datang surat dari temannya yang hanya berisi salam dan di pinggirnya tertulis “..wahai Musa...” Ibnu Thahir memikirkan surat itu tetapi dia tidak mengerti maksud surat itu. Kemudian jariyahnya yang cerdas dan pandai berkata, "Yang dia maksud:
"Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu." (QS Al-Qashash [28]: 20).
Dia baru tersadar akan niat al-Ma'mun.[3]

Tidakkah Kau Memiliki Dosa?
Al-Asmu’i berkata, seorang pencuri dibawa ke hadapan al-Manshur,[4] lalu al-Manshur menyuruh untuk memotong tangannya. Lalu pencuri itu berkeluh-kesah:
Wahai Amirul Mukminin, tanganku yang aku lindungi
Dengan kain penutup-Mu dari cela yang mempermalukannya
Tidak ada kebaikan di dunia dan kenikmatannya
Jika tangan kiri dipisahkan dari tangan kanan
Al-Manshur berkata, "Potonglah tangannya." Lalu ibu pencuri itu bertutur, "Temanku kala sendiri, sumber penghasilanku dan tumpuanku." Lalu Khalifah berkata, "Teman yang paling buruk adalah temanmu, sumber penghasilan yang paling buruk adalah sumber penghasilanmu dan tumpuan yang paling buruk adalah tumpuanmu." Ibu pencuri itu menukas, "Wahai Amirul Mukminin, tidakkah kau punya dosa yang kau minta ampunan dari Allah?" Khalifah menjawab, "Ada." Ibu itu bermohon, "Berikan dia padaku, dan jadikan dosa mencuri ini menjadi dosa-dosamu yang kau mintakan ampun pada Allah?" Maka khalifah berkata, "Lepaskan dia."[5]

 Wangi-wangian dan Syaitan-syaitan
Seorang penyair melewati beberapa orang wanita, lalu dia terkagum-kagum pada mereka, kemudian dia berkata:
Sesungguhnya wanita itu syaitan yang diciptakan untuk kita
Kami berlindung pada Allah dari syaitan-syaitan
Lalu seorang wanita di antara mereka menjawab:
Sesungguhnya wanita itu wangi-wangian yang diciptakan untuk kalian
Bukankah kalian semua menyukai wangi-wangian?[6]


[1]Al-Bukhari (5077).
[2]Ibnu al-Jauzi, Al-Adzkiya'  (244, 245).
[3]Al-Adzkiya', (261).
[4]Ada yang mengatakan Abdul Malik bin Marwan.
[5]Al-Adzkiya', (254, 255).
[6]Al-Adzkiya' (257).

No comments:

Post a Comment