Makam wali di Jawa (Icha/detikTravel)
Keberadaan Wali Songo, penyebar agama Islam di Pulau Jawa, terus memberikan pengaruh dan menjadi magnet wisata religi. Bahkan, wisatawan asing juga tertarik untuk mengikuti perjalanan wisata religi tersebut.
Menurut Direktur Utama PT Darmawisata Indonesia, Husin SE, pihaknya mengakui keunikan wisata religi Wali mampu menyedot perhatian wisatawan. Nah, di Jawa Timur ada 5 wali yang makamnya menjadi objek wisata religi.
"Beberapa wisatawan asing salah satunya dari Belgia yang non muslim tertarik untuk mengambil paket perjalanan wali 5 di Jawa Timur," kata Husein, Senin (24/6/2013).
Paket Wali 5 yang mempunyai durasi hanya 1 hari ini menjadi satu kelebihan yang ditawarkan kepada wisatawan. Selain mempunyai jarak yang dekat kendala waktu juga bisa dihilangkan terutama untuk para wisatawan yang mempunyai waktu berlibur singkat.
"Jumlahnya terus mengalami peningkatan dan untuk musim liburan kali ini melonjak hingga 30%," terang Husin.
Banyak keunikan yang ditawarkan saat melakoni wisata religi Wali 5 yang seluruhnya berada di wilayah Jawa Timur. Kunjungan pertama di Kota Surabaya yang dikenal sebagai Mbah Bungkul.
Mbah Bungkul yang berlokasi di Taman Bungkul Surabaya ini mempunyai nama asli Ki Ageng Supo yang lahir tahun 1400-1481. Sewaktu masuk Islam berganti nama menjadi Ki Ageng Mahmuddin. Mbah bungkul dikenal sebagai Guru dari sesepuh para Sunan yaitu Sunan Ampel. Kunjungan ziarah ke makam Mbah Bungkul jadi agenda wajib dan sekitar makam disulap oleh Pemkot Surabaya menjadi taman yang indah.
Menurut Direktur Utama PT Darmawisata Indonesia, Husin SE, pihaknya mengakui keunikan wisata religi Wali mampu menyedot perhatian wisatawan. Nah, di Jawa Timur ada 5 wali yang makamnya menjadi objek wisata religi.
"Beberapa wisatawan asing salah satunya dari Belgia yang non muslim tertarik untuk mengambil paket perjalanan wali 5 di Jawa Timur," kata Husein, Senin (24/6/2013).
Paket Wali 5 yang mempunyai durasi hanya 1 hari ini menjadi satu kelebihan yang ditawarkan kepada wisatawan. Selain mempunyai jarak yang dekat kendala waktu juga bisa dihilangkan terutama untuk para wisatawan yang mempunyai waktu berlibur singkat.
"Jumlahnya terus mengalami peningkatan dan untuk musim liburan kali ini melonjak hingga 30%," terang Husin.
Banyak keunikan yang ditawarkan saat melakoni wisata religi Wali 5 yang seluruhnya berada di wilayah Jawa Timur. Kunjungan pertama di Kota Surabaya yang dikenal sebagai Mbah Bungkul.
Mbah Bungkul yang berlokasi di Taman Bungkul Surabaya ini mempunyai nama asli Ki Ageng Supo yang lahir tahun 1400-1481. Sewaktu masuk Islam berganti nama menjadi Ki Ageng Mahmuddin. Mbah bungkul dikenal sebagai Guru dari sesepuh para Sunan yaitu Sunan Ampel. Kunjungan ziarah ke makam Mbah Bungkul jadi agenda wajib dan sekitar makam disulap oleh Pemkot Surabaya menjadi taman yang indah.
Selanjutnya berada di kawasan Surabaya Utara adalah makam Sunan Ampel. Selain berziarah, wisata belanja juga ditawarkan karena lokasinya bersebelahan dengan Pasar Gubah, pusat oleh-oleh wisata religi.
Di lokasi makam terdapat sumur mata air yang diyakini mampu menyembuhkan beragam penyakit dan membuat awet muda. Beberapa peziarah sengaja menyimpan air tersebut untuk dibawa pulang.
Ziarah selanjutnya mengarah ke Kota Gresik di makam Sunan Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri. Kedua Sunan ini mempunyai pola penyebaran agama yang cukup berbeda. Maulana Malik Ibrahim melakukan penyebaran agama Islam dengan pendekatan kultural dan sangat mahir di bidang pertanian dan pengobatan.
Di samping komplek Makan Maulana Malik Ibrahim terdapat Komplek makam keluarga Bupati pertama Gresik Kyai Tumenggung Pusponegoro I. Cara dakwah Sunan Giri yang mempunya nama asli Raden Paku/Ainul Yaqien dengan melakukan pendekatan kesenian dan mempunyai karya abadi seperti Jelungan, Lir-ilir dan Cublak Suweng serta beberapa gending atau lagu instrumental Jawa seperti Asmaradana dan Pucung.
Butuh sedikit pengorbanan untuk mencapai makam Sunan Giri di perbukitan. Wisatawan bila mampu bisa berjalan kaki, namun bisa juga menggunakan transportasi ojek maupun dokar yang tersedia di sana.
Selain berziarah wisatawan juga bisa berkunjung ke Museum Sunan Giri yang menyimpan koleksi pribadi seperti sajadah dan beberapa alat salat lainnya. Lokasinya berdekatan dengan makam Sunan Malik Ibrahim.
Wisata selanjutnya menuju Kota Lamongan untuk berziarah ke makam Sunan Drajat yang mempunyai nama asli Raden Qasim, kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin yang merupakan putra dari Sunan Ampel.
Lokasi makam mempunyai keunikan yakni terdiri dari 7 bagian yang mencerminkan 7 filosofi Sunan Drajat dalam pengentasan kemiskinan saat melakukan penyebaran ajaran Islam. Tur berakhir saat mengunjungi makam Sunan Bonang yang berada di pusat kota Tuban.
Bernama asli Raden Maulana Makdum Ibrahim, Sunan Bonang menyimpan kontroversi seputar lokasi makam. Selain di Pusat Kota Tuban bersebelahan dengan Masjid Jami Tuban, makam Sunan Bonang juga dipercaya sebagian orang berada di Pulau Bawean. Karya seni abadi yang ditinggalkan dan masih bisa dinikmati sampai sekarang adalah tembang Tombo Ati yang sering kita dengar merupakan gubahan dari Sunan Bonang.
Di lokasi makam terdapat sumur mata air yang diyakini mampu menyembuhkan beragam penyakit dan membuat awet muda. Beberapa peziarah sengaja menyimpan air tersebut untuk dibawa pulang.
Ziarah selanjutnya mengarah ke Kota Gresik di makam Sunan Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri. Kedua Sunan ini mempunyai pola penyebaran agama yang cukup berbeda. Maulana Malik Ibrahim melakukan penyebaran agama Islam dengan pendekatan kultural dan sangat mahir di bidang pertanian dan pengobatan.
Di samping komplek Makan Maulana Malik Ibrahim terdapat Komplek makam keluarga Bupati pertama Gresik Kyai Tumenggung Pusponegoro I. Cara dakwah Sunan Giri yang mempunya nama asli Raden Paku/Ainul Yaqien dengan melakukan pendekatan kesenian dan mempunyai karya abadi seperti Jelungan, Lir-ilir dan Cublak Suweng serta beberapa gending atau lagu instrumental Jawa seperti Asmaradana dan Pucung.
Butuh sedikit pengorbanan untuk mencapai makam Sunan Giri di perbukitan. Wisatawan bila mampu bisa berjalan kaki, namun bisa juga menggunakan transportasi ojek maupun dokar yang tersedia di sana.
Selain berziarah wisatawan juga bisa berkunjung ke Museum Sunan Giri yang menyimpan koleksi pribadi seperti sajadah dan beberapa alat salat lainnya. Lokasinya berdekatan dengan makam Sunan Malik Ibrahim.
Wisata selanjutnya menuju Kota Lamongan untuk berziarah ke makam Sunan Drajat yang mempunyai nama asli Raden Qasim, kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin yang merupakan putra dari Sunan Ampel.
Lokasi makam mempunyai keunikan yakni terdiri dari 7 bagian yang mencerminkan 7 filosofi Sunan Drajat dalam pengentasan kemiskinan saat melakukan penyebaran ajaran Islam. Tur berakhir saat mengunjungi makam Sunan Bonang yang berada di pusat kota Tuban.
Bernama asli Raden Maulana Makdum Ibrahim, Sunan Bonang menyimpan kontroversi seputar lokasi makam. Selain di Pusat Kota Tuban bersebelahan dengan Masjid Jami Tuban, makam Sunan Bonang juga dipercaya sebagian orang berada di Pulau Bawean. Karya seni abadi yang ditinggalkan dan masih bisa dinikmati sampai sekarang adalah tembang Tombo Ati yang sering kita dengar merupakan gubahan dari Sunan Bonang.
No comments:
Post a Comment