Wednesday, March 13, 2013

Mempersiapkan Masa Pensiun


PERNAHKAH Anda tertegun ketika melihat seorang tokoh yang ketika berada di puncak masa kariernya terlihat sangat perlente, namun saat ditemui saat usia pensiun sulit dikenali, karena terlihat begitu sederhana. Mungkin saja sosoknya memang bersahaja setelah tidak lagi berkarier.

Tetapi banyak orang-orang penting yang lupa mempersiapkan dana pensiun agar  masa tua mereka tetap memiliki lifestyle yang sama dengan ketika masih berkarier. Ketika fasilitas yang didapatkan selama memangku jabatan penting tidak lagi diperoleh, mereka tidak bisa memiliki gaya hidup yang sama seperti saat masih bekerja.

Sementara ada contoh di sejumlah negara maju, di Kanada misalnya, banyak orang-orang tua  bersama pasangannya melakukan perjalanan liburan empat sampai lima kali dalam setahun. Mereka menikmati hidup dengan mobil mewah, di hotel mahal dan merawat kesehatan di rumah sakit ternama.

Apa yang membedakan dua contoh di atas? Mengapa banyak orang-orang tua di negara maju menikmati hidup pada usia tua. Jawabannya, adalah investasi. Berinvestasi dalam jangka waktu panjang untuk masa pensiun adalah investasi yang paling ideal.

Asalkan dilakukan sejak dini dalam waktu  yang sepanjang mungkin. Kebanyakan penduduk di negara maju terbiasa berinvestasi. Mereka tidak lagi mengandalkan perbankan sebagai tempat menyimpan uang untuk jangka panjang.

Di Singapura, 30 persen penduduknya sudah menjadi investor di pasar modal. Bandingkan dengan Indonesia yang baru mencatat jumlah investor 0,2 persen dibanding jumlah penduduk. Angka perbandingan jumlah investor dengan jumlah penduduk mencatat angka yang lebih tinggi di negara maju.

Teori investasi menyebutkan bahwa semakin panjang jangka waktu berinvestasi, semakin besar potensi return yang bisa diraih. Dana pensiun ini sebaiknya disiapkan paling tidak dalam jangka waktu 10-15 tahun.

Cara yang paling sederhana menyiapkan dana pensiun dengan berinvestasi secara berkala. Mengapa bukan menabung? Jawabannya, karena imbal hasil dari menabung tidak cukup untuk mengalahkan tingkat inflasi yang terjadi setiap tahun.

Berapa return atau imbal hasil produk investasi yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan pensiun? Kalau merujuk pada inflasi rata-rata setiap tahun yang besarnya antara lima sampai enam persen maka produk investasi yang dibeli harus lebih tinggi dari inflasi. Akumulasi dana yang dikumpulkan dalam jangka waktu panjang juga akan memengaruhi besarnya nilai investasi selain return.

Ada beragam produk investasi untuk jangka panjang di pasar modal. Saham adalah instrumen yang ideal untuk investasi di atas 10 tahun, sebab, meskipun pasar saham berfluktuasi setiap waktu, dalam jangka panjang tren Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki rekam jejak penguatan.  Dalam 10 tahun terakhir, antara periode 2002-2012 rata-rata kenaikan IHSG mencapai 32 persen per tahun.

Alternatif lain dengan membeli reksa dana saham yang dalam setahun terakhir pada akhir 2012. Contohnya, menghasilkan return rata-rata 10,06 persen. Kembali harus diingat, prinsip investasi high risk, high return. Risiko investasi dapat diminimalisasi dengan jangka waktu investasi yang makin panjang.

Instrumen investasi lain yang  lebih aman, dan memberi return di atas deposito bank misalnya, Obligasi Ritel Indonesia (ORI), atau obligasi korporasi yang  diterbitkan perusahaan swasta terbuka atau BUMN.

Langkah paling sederhana yang dapat dilakukan untuk menyiapkan masa pensiun adalah dengan menyisihkan sebesar 20 persen dari penghasilan rutin bulanan untuk investasi dan asuransi. Asuransi tetap penting untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan agar keluarga yang ditinggalkan tetap bisa hidup sesuai dengan kondisi ketika kepala keluarga yang menjadi penopang biaya hidup meninggal dunia atau cacat.

No comments:

Post a Comment