Tunggakan Jamkesmas dan Jamkesda di Kabupaten
Subang, cukup besar. Medio 2009 sampai 2011, tunggakan pemerintah tersebut
mencapai Rp5 miliar.
Akibat kondisi tersebut, RSUD Ciereng Subang tak
bisa melengkapi alat-alat kesehatan (alkes). Pasalnya, anggarannya tak
tersedia.
Wakil Direktur RSUD Kabupaten Subang, Dwinan
Marchiawati, mengatakan akibat tunggakan biaya pasien yang mencapai Rp5 miliar,
RSUD sulit melengkapi fasilitas. Salah satunya, kebutuhan alat kesehatan.
Sehingga, hingga kini alkes yang ada di rumah sakit milik pemerintah daerah
ini, merupakan produk lama.
"Kami terpaksa memakai alkes seadanya,"
ujar Dwinan, akhir pekan pertama Maret 2013.
Meski demikian, lanjut dia, pelayanan terhadap
pasien tetap diusahakan maksimal. Namun, tetap saja ada sejumlah kesulitan.
Apalagi, bila ada pasien yang membutuhkan penanganan khusus. Jadi, bila alatnya
tak tersedia, terpaksa pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit yang peralatannya
lengkap.
Selain itu, ruangan yang tersedia juga terbatas.
Sehingga, banyak pasien yang tak tertampung. Bila tunggakan itu dibayarkan,
lanjut dia, sepertinya RSUD bisa menambah fasilitas. Termasuk, menambah ruangan
perawatan.
"Tapi, kembali lagi anggarannya tak
tersedia," jelasnya.
Terkait dengan tunggakan itu, sudah berlangsung
selama tiga tahun. Tunggakan itu, berasal dari pasien warga miskin yang
menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM) dan Jamkesda.
Dari sejumlah tunggakan itu, ada yang berasal dari
pasien cuci darah. Dengan capaian nilai mencapai Rp1 miliar. Pihaknya, mengaku
kebingungan untuk menagih kepada siapa biaya tunggakan tersebut.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Subang, Budi Subiantoro mengaku, sampai saat ini masih banyaknya
kesimpangsiuran data warga miskin di wilayahnya. Hal itu, terlihat dari
perbedaan data warga miskin berdasarkan versi BPS serta penerima Jamkesmas
pemerintah.
Berdasarkan data BPS, warga miskin di Subang
mencapai 655 ribu jiwa. Sementara yang mendapatkan Jamkesmas hanya 611 ribu
jiwa. Jadi, 44 ribu jiwa tak terdaftarkan di Jamskesmas.
"Jadi, sisa warga miskin itu terdaftar di
Jamkesda," ujar dia.
Namun, pada kenyataannya pasien Jamkesda itu
membludak. Akibatnya, tunggakan Jamkesda semakin membengkak. Berdasarkan klaim
dari RSUD, pasien Jamkesda itu lebih dari 44 ribu jiwa. Kondisi ini, yang
membuat pemkab kesulitan melunasi tunggakan.
"Tahun ini saja, alokasi untuk Jamkesda hanya
Rp7 miliar. Mudah-mudahan, anggaran itu mencukupi," paparnya.
No comments:
Post a Comment