Melayani
dengan Keteladanan Sepenuh Hati
Jika
engkau ingin memotivasi orang lain, maka satukanlah dirimu dengan pikiran dan
hati mereka. Aku memotivtas orang dengan contoh (dan aku senantiasa berharap
akan mampu melakukannya) dan juga dengan kegembiraan, pun dengan memberikan
ide-ide produktif yang membuat mereka merasa terlibat di dalamnya.
Keith Rupert Murdoch,
Raja Media Massa
Paringin,
2012.
Dalam satu kesempatan safari Ramadhan 1433 Hijriyah. Bupati Balangan Sefek
Effendi bersilaturahim menyambangi jamaan Masjid Syuhada dan warga masyarakat Desa
Hujan Amas, Kecamatan Paringin. Didampingi segenap aparatur Pemerintah
Kabupaten Balangan dan mengajak-serta pimpinan PT Adaro Indonesia, Sefek
Effendi menyapa rakyat yang telah memberikan amanah untuk memimpin mereka
melalui Pemilukada 2010. Tidak semata-mata sapa-ramah, Bupati Sefek juga
memberikan bantuan apa yang dibutuhkan oleh warga desa setempat. Bahkan, dia
memberi contoh langsung kepada investor di wilayahnya untuk peduli pada rakyat.
Tidak hanya di
saat-saat Ramadhan, Bupati Sefek Effendi menyambangi rakyatnya. Hampir saban
hari, dia menyempatkan diri berada di tengah-tengah warga masyarakat yang
memang membutuhkan kehadiran figur pemimpin yang mampu dan bersedia menyapa
dengan hati.
“Sekitar 70 persen
waktu saya untuk rakyat, mengunjungi rakyat. Saya ini hobi jalan-jalan. Naik
ojek atau apa, saya tidak protokoler. Kalau sore-sore, saya bawa cucu, isteri,
nyetir sendiri ke pasar, ke terminal. Ngobrol dengan warga,” ujar Sefek Effendi
dalam satu kesempatan.
Sefek Effendi ingin
melibatkan penuh partisipasi rakyat dalam roda pembangunan Kabupaten Balangan. Dia
ingin rakyat benar-benar berpartisipasi, setidaknya dengan keberanian
mengungkapkan aspirasi yang diinginkan dan sarana/prasarana (materi) yang
dibutuhkan. Dengan begitu, dia berharap mampu memahami benar persoalan rakyat
dan mengajak mereka mencari solusi yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan
akar kultural masyarakat.
Singkat kata, Sefek Effendi
bukan seorang pemimpin yang asal perintah atau asal terima laporan bawahan.
Meminjam pendapat penulis terkenal John Adair, Sefek Effendi menerapkan prinsip
leadership is an action, not position.
Sebagai pemimpin lokal, Sefek berupaya memberikan suritauladan kepada segenap
aparatur, warga masyarakat, dan mitra swasta (investor). Untuk itu, dia
berusaha bertindak nyata dengan turun langsung ke tengah-tengah masyarakat yang
boleh jadi selama ini belum pernah bertemu dengan sosok pemimpinnya.
Sebagai seorang
pemimpin daerah, Sefek Effendi sangat dekat dengan rakyat Balangan. Sefek rajin
turun ke desa-desa pada enam kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Balangan. Bukan
untuk mencari simpati dan sensasi, apalagi tebar pesona dan citra diri. Tapi,
Sefek ingin benar-benar menyelami setiap denyut dan relung kehidupan rakyat di
28 Desa Swakarya dan 131 Desa Swasembada itu. Dia sangat ingin agar semua desa
di wilayah yang dipimpinnya menjadi desa swasembada. Sebuah desa yang mandiri,
sejahtera, dan mampu memenuhi kebutuhannya secara memadai.
Sefek terus mengajak
rakyatnya yang tersebar di enam kecamatan itu untuk turut aktif mencari solusi
dan terobosan-terobosan langkah demi memajukan wilayah. “Rakyat bukanlah obyek
pembangunan, mereka adalah subyek yang harus didengar, diajak dan diberdayakan,”
kata Sefek sekali waktu.
Demikian langkah Sefek
selama memimpin Kabupaten Balangan sejak tahun 2005 sampai sekarang. Tanpa
banyak membuang-buang waktu, sesaat setelah terpilih dan dilantik sebagai
Bupati Balangan 2005-2010, dia langsung menyingsingkan lengan baju terjun ke
tengah-tengah masyarakat. Energi dan waktunya benar-benar dicurahkan untuk
memajukan rakyat dan masyarakat yang dipimpinnya. Dari pusat ibukota Paringin
sampai wilayah-wilayah pegunungan, Sefek berusaha mengimplementasikan slogan Banua Sanggam. Dalam Bahasa Banjar,
Banua berarti kampung atau daerah, sedangkan Sanggam bermakna rasa persaudaraan
yang kuat. Tapi, Sanggam dalam slogan
ini sebenarnya merupakan singkatan dari Sanggup Begawi Gasan Masyarakat yang artinya
“Sanggup Bekerja untuk Masyarakat”.
Sefek berikhtiar
menggerakkan seluruh elemen masyarakat Balangan. Dan tampil sebagai pemimpin
yang melayani sekaligus penggerak perubahan. Kekuatan seorang pemimpin
penggerak perubahan terletak pada aksi atau tindakan nyata (keteladan).
Pemimpin yang secara tulus ikhlas turun dari kursi empuk di ibukota kabupaten
untuk hadir di tengah-tengah rakyat. Menjadi contoh, motivator, inovator dan
rekonsiliator, guna memandu, menggugah sekaligus memberdayakan para “anak buah”
atau segenap aparatur untuk berjalan menuju arah dan asa yang telah digariskan
(visi dan misi).
A.
Kristalisasi
Visi Implementasikan Misi
Meminjam pendapat
pakar kepemimpinan John C. Maxwell dalam bukunya berjudul “Hak untuk Memimpin” (2002), bahwa seorang pemimpin itu mesti tahu
jalannya, menjalankan dan menunjukkan jalan. Bahkan Perdana Menteri Inggris
pada era Perang Dunia II, Sir Winston Churchil, menyebutkan kekuatan pemimpin
terletak pada visinya.
Mengapa seorang
pemimpin harus memiliki visi? Pakar kepemimpinan asal Amerika Serikta, Edwin A.
Locke, dalam bukunya The Essence of
Leadership: The Keys to Leading Succesfully (1997), melukiskan bahwa visi
itu ibarat lampu penerang dan pelita penunjuk arah yang hendak dituju. Visi
adalah langkah atau patokan ke mana kita harus menuju. Bagai sebuah kapal,
bahwa setiap orang boleh jadi tahu bagaimana cara mengemudikan kapal, tapi
hanya seorang nakhoda lah yang mampu menentukan arah ke mana kapal hendak
dilayarkan.
Dalam pemahaman
simpel, sosok pemimpin yang kuat adalah sosok pemimpin yang memiliki visi yang
jelas dan tegas. Yaitu, pemimpin yang mempunyai pola pikir sistemik, holistik
dan integratif, yang mencerminkan masalah mendasar, kristalisasi dari
nilai-nilai yang berkembang, serta idealisme dan harapan yang menyala ke masa depan.
Berbekal spirit
perbaikan rakyat Balangan dan tampil sebagai pemimpin pionir peletak dasar
pembangunan yang melayani sepenuh hati, Sefek Effendi memantapkan niat buat
melangkah. Sebab, Sefek menyadari bahwa apa yang sekarang dia lihat dan rasakan
sampai kemudian dirinya terpanggil untuk meretas jalan peningkatan
kesejahteraan rakyat, itulah pula yang sesungguhnya merupakan hakikat, ruh, dan
tujuan akhir yang hendak digapai oleh kebijakan otonomi daerah –sebagaimana
arahan UU Nomor 22 Tahun 1999 juncto
UU Nomor 32 Tahun 2004 juncto UU
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah. Yakni, mewujudkan kemakmuran
dan kesejahteraan rakyat Kabupaten Balangan sesuai dengan jatidiri, karakteristik
dan nilai-nilai kultural lokal. Sebab itu pula, Sefek begitu peduli dalam
melibatkan paritisipasi rakyat setempat, birokrasi yang bersih, melayani,
akuntabel dan profesional, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Itulah hakikat pembangunan yang berbasis pada masyarakat lokal dan
berpusat pada manusia seutuhnya.
Dari sini, Sefek
Effendi kemudian mengkristalisasi visi pembangunan daerahnya, yaitu “Terwujudnya
Balangan yang dinamis, berdaya saing berkelanjutan untuk kesejahteraan
masyarakat yang terus meningkat”.
Sebuah visi yang
singkat nan padat namun sarat nilai esensial dan demikian dalam maknanya. Pertama, secara ideologis-politis, bahwa
Kabupaten Balangan telah meneguhkan komitmennya terhadap Pancasila dan UUD 1945
sebagai landasan idiil dan konstitusionil bagi penyelenggaraan pembangunan,
pemerintahan, dan pelayanan kepada rakyat-masyarakat di Kabupaten Balangan.
Kedua,
secara sosial-kultural. Dalam membangun, memantapkan dan memelihara tatanan
masyarakat yang rukun dan damai disesuaikan dengan semangat religius dan
spiritual dari nilai-nilai "Sanggam". Sanggup Bagawi Gasan Masyarakat
yang dalam bahasa Banjar berarti kesanggupan melaksanakan pekerjaan
(pembangunan) yang didasari oleh keikhlasan untuk masyarakat. Sanggam sebagai
kristalisasi puncak nilai kultural yang mengakomodasi realitas obyektif
kehidupan sosial, budaya, ekonomi dan politik di seluruh wilayah Kabupaten
Balangan. Terwujudnya aktivitas kehidupan masyarakat Balangan dalam tatanan
semacam ini merupakan prasyarat utama (kondisional) yang sangat diperlukan bagi
terciptanya stabilitas sosial dan keamanan sebagai penjamin bagi
terselenggaranya pembangunan daerah yang normal, aman, tertib dan lancar.
Ketiga,
secara ekonomis, bahwa Pemerintah Kabupaten Balangan berusaha menyejahterakan
kehidupan segenap lapisan masyarakat. Mendorong terwujudnya masyarakat
Kabupaten Balangan yang dinamis, mandiri, berkualitas dan maju, serta
terpenuhinya berbagai kebutuhan dasar (basic
needs) dalam kerangka peningkatan taraf kehidupan.
Keempat,
secara lokal, nasional dan internasional, Kabupaten Balangan berupaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui konsep pembangunan yang
mengandalkan potensi lokal –darat dan laut—yang menjadi kekhasan Kabupaten
Balangan yang memiliki wilayah pantai yang menghadap Selat Makassar.
Dan kelima, Pemerintah Kabupaten Balangan
berusaha mendaya-gunakan secara optimal berbagai keunggulan spasial dan potensi
lokal yang tersedia sesuai pengejawantahan otonomi daerah. Dengan demikian,
Balangan mampu menjamin kesinambungan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).
Visi Balangan tersebut
haruslah diketahui, dipahami, dihayati serta dijadikan suluh oleh seluruh stakeholders di Kabupaten Balangan. Visi
yang mesti dijadikan kerangka pikir dan bertindak bagi segenap aparatur birokrasi
Pemkab, Pemcat dan Pemdes di seluruh wilayah Kabupaten Balangan. Sebagai cetak
biru (blue print) dan kerangka kerja
buat mendorong Kabupaten Balangan agar tumbuh dan berdaya saing tinggi di
masa-masa yang akan datang.
Ada baiknya kita simak
pemahaman lebih rinci ihwal makna dan tematik visi yang dicanangkan oleh Sefek
Effendi saat mulai memimpin Kabupaten Balangan periode 2010-2015. Pertama, Kabupaten Balangan memiliki
potensi sumber daya alam yang tidak kalah potensial dibandingkan dengan wilayah
lain. Potensi ini terbukti mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari 5,50%
pada tahun 2006 menjadi 7,00% pada tahun 2010. Potensi tiu pula yang mendorong terciptanya
lapangan kerja yang memadai sehingga mampu mengurangi angka pengangguran
terbuka menjadi kurang dari 5,00% pada tahun 2010. Sebuah kemajuan yang cukup
signifikan buat modal Kabupaten Balangan menatap hari depan yang lebih
berpengharapan.
Kinerja pertumbuhan
ekonomi yang cukup berarti ini akan terus ditingkatkan melalui pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang mau belajar dan bertumbuh maju dan unggul secara
adil, pengembangan sistem pertanian modern dan produk pertanian yang
berorientasi pada pasar dengan memaksimalkan keunggulan lokasi strategis
Balangan yang berbatasan dengan Negeri Jiran Malaysia dan Selat Makassar yang
sangat ‘hidup’.
Kemudian visi yang
telah dicanangkan tersebut mendorong tematik bagi terwujudnya Kabupaten
Balangan yang bergerak maju dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan yang
terjadi, baik perkembangan dalam konteks perubahan berbagai tatanan kehidupan,
maupun dalam konteks persaingan.
Lalu bagi terwujudnya
daya saing daerah, yaitu kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai
pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap
terbuka pada persaingan domestik, regional
dan internasional.
Dan tematik bagi terwujudnya
masyarakat Kabupaten Balangan yang sejahtera dalam segala aspek kehidupan
seperti fisik/jasmani, rohani, sosial budaya, dan ekonomi. Kesejahteraan
masyarakat yang terus meningkat itu paling tidak tercermin dalam bidang
pendidikan, kesehatan dan pendapatan, di
mana ketiganya merupakan komponen penting pembentuk Indeks Pembangunan Manusia
(IPM).
Pada tataran
aplikatif, Pemerintah Kabupaten Balangan memformulasikan sejumlah misi yang
merupakan kristalisasi dari keinginan dalam menyatukan langkah dan gerak guna
mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Misi Kabupaten Balangan yang wajib
dijadikan pegangan pelaksanaan tugas segenap aparatur Pemerintah Kabupaten
Balangan adalah:
1. Mewujudkan pemerintahan
yang baik, bersih, kredibel, berwibawa, bersemangat wirausaha, efisien dan efektif;
2. Membangun prasarana
wilayah yang mampu mendukung pengembangan wilayah;
3. Membangun perekonomian
yang kuat dengan mengembangkan kegiatan ekonomi rakyat;
4. Meningkatkan pendidikan
masyarakat;
5. Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat;
6. Membangun masyarakat
yang dinamis, berbasis keagamaan dan kehidupan sosial budaya masyarakat;
7. Mewujudkan keamanan
dan ketertiban umum yang kondusif bagi kegiatan pembangunan dan kegiatan sosial
ekonomi masyarakat;
8. Mengelola sumberdaya
alam dan lingkungan hidup yang didasari prinsip pembangunan berkelanjutan;
9. Membangun dan mengembangkan
kawasan perkotaan dan perdesaan sebagai kawasan permukiman yang layak huni, produktif
dan berjatidiri, serta berwawasan ke depan.
B.
Memacu
Potensi di Tengah Keterbatasan
Hampir semua sumber
daya alam (SDA) strategis dimiliki oleh Kabupaten Balangan, antara lain tambang
batu bara, bijih besi, minyak bumi, marmer, galian C, batu gamping dan emas.
Berdasarkan data yang dimiliki pemerintah kabupaten, saat ini terdapat 73.288
hektar tambang batu bara yang dikelola PMA/PMDN. ‘Emas hitam’ ini sebagian
telah dieksplorasi dan dieksploitasi. Kemudian area tambang bijih besi seluas
4.461 hektar terdapat di Gunung Tanalang, Gunung Batu Berani dan Muara Pitap
Awayan dengan jumlah deposit 166.366 ton, dalam proses eksplorasi oleh
PMA/PMDN. Balangan juga memiliki enam sumur minyak yang kini dikelola PMDN dan
Pertamina.
Kekayaan alam lain
kabupaten ini adalah batu marmer, galian C dan batu gamping yang saat ini
dikelola warga masyarakat. Selain sejumlah potensi alam tadi, kandungan emas
primer dan sekunder pun terdapat di Kecamatan Awayan dan Halong.
Dengan kekayaan
alamnya ini Balangan merupakan kabupaten masa depan yang diperhitungkan sebagai
salah satu penyangga Banua Enam bersama Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu
Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, dan Kabupaten
Tapin. Letaknya yang strategis di posisi silang antara Kabupaten HST, HSU dan
Tabalong menjadikan Balangan berpotensi menjadi pusat perdagangan. Meskipun
begitu, Bupati Sefek Effendi tidak mau tergantung pada sumber daya alam yang
tak bisa diperbarui tersebut.
Potensi sektor
perkebunan karet, kelapa sawit dan aren merupakan unggulan Balangan dalam dalam
mengembangkan sektor perkebunan. Saat ini luas cadangan areal perkebunan di
Kabupaten Balangan mencapai 50.000 hektar. Sebagian lahan telah dimanfaatkan
untuk perkebunan rakyat 37.897 hektar, perkebunan besar swasta 2.280 hektar dan
perkebunan besar negara 536 hektar. Sisa areal seluas 9.283 hektar ditambah
perkebunan rakyat tanaman tua 8.992 hektar. Total areal pengembangan seluas
18.275 hektar, dengan jumlah petani 8.000 orang atau 368 kelompok akan
dikembangkan untuk program peremajaan. Program peremajaan dan pengembangan
karet, sawit dan aren ini tuntas 2010, dengan target 2006 peremajaan karet
terealisasi 100 hektar dengan keperluan bibit 500.000 batang ditambah
pembangunan kebun pembibitan seluas 4 hektar. Untuk kelapa sawit, pada 2006
ditarget 350 hektar dengan bibit 52.500 batang. Sedangkan pohon aren rakyat
yang selama ini hanya tumbuh secara liar, dilakukan peremajaan seluas 10 hektar
dengan keperluan bibit 1.500 batang. Lokasi peremajaan tersebar di kecamatan
Awayan, Paringin, Batumandi, Juai, Lampihong dan Halong. Pohon aren perlu
diremajakan, karena selama ini mampu menjadi andalan ekonomi para petani
penyadap gula aren.
Untuk memacu potensi
sumber daya alam –baik yang tidak bisa diperbarui maupun yang dapat diperbarui—Pemerintah
Kabupaten Balangan mengalokasikan anggaran yang bersumber dari APBD kabupaten
52,25%, APBN 40,39% dan APBD provinsi 7,36%.
Terutama langkah
mengoptimalkan potensi sumber daya alam yang dapat diperbarui (terkhusus
karet), Bupati Sefek Effendi menjelaskan, ”Program ini merupakan upaya kami
mengembangkan sektor riil ekonomi masyarakat Balangan. Didukung semakin
stabilnya harga karet alam seiring kembalinya konsumen ke karet alam, prospek
perkebunan karet sangat bagus.”
C.
Memetakan
Permasalahan, Bekerja untuk Semua
Kendati potensi SDA di
Kabupaten Balangan dapat dikatakan sangat potensial buat menopang denyut
perekonomian warganya, tidak berarti Pemerintah Kabupaten tidak menghadapi
persoalan dalam menggulirkan kemandirian wilayah pemekaran dari Kabupaten Hulu
Sungai Utara ini.
Bupati Sefek Effendi
mengungkapkan sejumlah tantangan persoalan yang cepat-cepat harus dicarikan
solusinya. “Persoalan pertama adalah dana untuk membangun Kabupaten Balangan
ini sangat kecil. Lalu kedua, kualitas sumber daya manusia (SDM), karena kami
ini semula hanya kumpulan kecamatan yang menjadi sebuah kabupaten. Untuk
itulah, selain memanfaatkan anggaran yang ada waktu itu, kami mesti mencari
terobosan-terobosan anggaran melalui APBN, juga mencari tenaga buat mengisi
posisi-posisi yang waktu itu masih kosong. Saya minta ke provinsi dan
kabupaten-kabupaten sekitar, saya menilai orang-orang bagaimana yang bisa
ditempatkan di situ. Saya agak cerewet, karena saya dulu Kepala Dinas PU
Kalimantan Selatan, tinggal perintah begini saja sudah selesai. Sementara di
sini harus satu per satu, maklum memang mereka belum punya pengalaman ke sana,”
papar Sefek Effendi.
Bagaimana terobosan
pencarian dana? Bupati Sefek Effendi menuturkan, “Ya, secara bertahap, tidak
bisa langsung sekaligus, dari tahun ke tahun, bagi hasil terus meningkat, kita
minta proyek untuk dibantu. Sedikit demi sedikit, antara lain sektor pendidikan
kami minta ke Diknas waktu itu, pembangunan prasana jalan ke Kementeria PU,
juga perbaikan kesehatan ke Kementerian Kesehatan. Alhamdulillah kami mampu berjalan
perlahan-lahan. Awal di sini anggaran hanya Rp6 miliar (2004), sekarang sudah
di atas Rp700 miliar. Meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini diikuti pula peningkatan
produksi tambang, yang secara otomatis hasil dari royalti yang kami peroleh ada
peningkatan.”
Lalu persoalan ketersediaan
SDM yang relatif minim, Bupati Sefek Effendi mengungkapkan, “Nah, SDM untuk
mengisi formasi di pemerintahan kabupaten, ketika itu kami harus mencari-cari, bertanya
ke teman-teman, apakah mereka bersedia pindah ke Balangan. Macam-macam
pendekatannya, tidak hanya ke warga asli di sini, ada yang memang berasal dari Kalimantan
sendiri, ada pula yang dari Jawa, ada lagi dari Batak.”
Setelah melihat dan
memahami persoalan yang dihadapi oleh wilayah otonomi baru Kabupaten Balangan,
Bupati Sefek Effendi menetapkan sejumlah kebijakan pembangunan agar benar-benar
mampu keluar dari semua persoalan yang ada. Kebijakan yang digariskan meliputi:
1. Membangun
infrastruktur dan sarana-prasarana umum yang handal yang ditunjukkan dari meningkatnya kuantitas dan
kualitas berbagai infrastruktur dan sarana-prasarana umum.
2. Meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tercermin dari terpenuhinya hak-hak
dasar rakyat. Penekanan pembangunan
ditujukan pada peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan
berkualitas; peningkatan akses masyarakat terhadap pelayananan kesehatan
berkualitas; pembangunan bidang agama dan sosial budaya; penanggulangan
kemiskinan; serta pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
3. Mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan berkelanjutan. Untuk mewujudkannya,
upaya-upaya pembangunan daerah Kabupaten Balangan diarahkan pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi dari 5,50% pada tahun 2006 hingga 7,00 % pada tahun 2010
dan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Diikuti pula dengan terciptanya
lapangan kerja yang memadai agar mampu
mengurangi pengangguran terbuka menjadi kurang dari 5,0 % pada tahun 2010 dan
terus menurun pada tahun-tahun selanjutnya. Sasaran ini dicapai dengan
melakukan pembangunan ekonomi kerakyatan
melalui sektor pertanian dan usaha mikro, kecil dan menengah, yang didukung
penciptaan iklim investasi yang kondusif dan lingkungan usaha yang sehat,
termasuk peningkatan investasi dan revitalisasi pertanian dalam arti luas, dan
pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian (agroindustri) serta
perbaikan iklim ketenaga-kerjaan.
4. Mengurangi
kesenjangan pembangunan baik kesenjangan pendapatan masyarakat maupun
kesenjangan pembangunan antar-wilayah dengan prioritas pembangunan ditekankan
pada pembangunan infrastruktur, sarana-prasarana pelayanan umum, penanggulangan
kemiskinan dan pembangunan perkotaan dan pedesaan. Dengan langkah-langkah
kebijakan yang sungguh-sungguh, jumlah penduduk miskin pada tahun 2010
diupayakan menurun sampai kurang dari 15,00 % disertai kesempatan yang luas kepada
wakyat untuk menikmati hasil-hasil pembangunan secara adil dan merata.
5. Memperbaiki
kualitas lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam yang didasari prinsip
pembangunan berkelanjutan dengan prioritas pembangunan yang ditekankan pada
pemanfaatan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan.
6. Membangun kondisi
kehidupan yang kondusif. Kebijakan ini terkait dengan pengembangan kehidupan
beragama yang kondusif, kehidupan sosial budaya dan pemantapan kondisi keamanan
dan ketertiban umum.
D.
Transparansi
dan Pengelolaan Anggaran
Dalam mengelola dan
memimpin pemerintahan di Kabupaten Balangan, Bupati Sefek Effendi berusaha taat
azaz, transparan dan akuntabel. Setiap tahun Pemerintah Kabupaten Balangan
mengeluarkan atau menerbitkan laporan kinerja instansi yang dapat diakses dan
diketahui oleh berbagai kalangan yang berkepentingan.
Pada sisi
akuntabilitas misalkan, Bupati Sefek Effendi menyadari benar bahwa akuntabilitas,
sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan yang baik, adalah bentuk pertanggung-jawaban
atas mandat yang melekat pada suatu lembaga. Dengan landasan pemikiran
tersebut, Pemerintah Kabupaten Balangan secata rutin menyusun Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP ini menyajikan capaian
indikator kinerja sasaran sebagai hasil pelaksanaan program dan kegiatan selama
tahun anggaran berjalan (termutakhir tahun 2011) yang merupakan pelaksanaan
mandat yang diemban oleh Pemerintah Kabupaten Balangan dan juga sebagai
pelaksanaan dari Inpres Nomor 7 tahun 1999 yang mengharuskan setiap instansi
pemerintah menyusun laporan akuntabilitas. “Selain itu LAKIP ini juga merupakan
kebutuhan kami dalam melakukan analisis dan evaluasi kinerja dalam rangka
peningkatan kinerja Pemerintah Kabupaten Balangan secara menyeluruh,” jelas
Bupati Sefek Effendi.
LAKIP Tahun 2011
menyajikan sejumlah keberhasilan dan (juga) kegagalan yang muncul sebagai
konsekuensi logis dalam pelaksanaan berbagai program dan kegiatan pembangunan,
yang secara ringkas tingkat capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Balangan dapat
diikhtisarkan bahwa 4 (empat) misi berkategori Sangat Berhasil, dan 1 (satu)
misi berkategori Kurang Berhasil, sebagai berikut:
No
|
Misi
|
Capaian
( % )
|
Kategori Capaian
|
1
|
Mewujudkan perekonomian masyarakat yang lebih
maju, mandiri dan dinamis berlandaskan ekonomi kerakyatan dan optimalisasi
pemanfaatan sumber daya alam yang didasari prinsip pembangunan yang
berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.
|
91,29
|
Sangat berhasil
|
2
|
Mewujudkan infrastruktur yang merata dan
berkualitas secara bertahap, sistematis dan berkelanjutan untuk mendukung
pengembangan wilayah.
|
159,37
|
Sangat berhasil
|
3
|
Mewujudkan masyarakat Balangan yang sehat, cerdas,
religius, berakhlak mulia dan berbudaya modern berdasarkan iptek dan imtaq
dengan tetap memperhatikan kearifan lokal.
|
108,83
|
Sangat berhasil
|
4
|
Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan
profesional.
|
63,00
|
Cukup berhasil
|
5
|
Mewujudkan keamanan, ketertiban, dan kepastian
hukum bagi terwujudnya kondisi kehidupan masyarakat yang kondusif untuk
menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan.
|
99,19
|
Sangat berhasil
|
Rata-rata capaian kinerja
|
104,34
|
Sangat berhasil
|
Dari tabel tersebut
terlihat adanya keberhasilan yang ditunjukkan dengan capaian di atas seratus
persen, tetapi ada pula yang capaiannya di bawah seratus persen. Hal tersebut
tetap akan menjadi catatan bagi segenap jajaran Pemerintah Kabupaten Balangan
dalam upaya memperbaiki pelaksanaan kerja di masa yang akan datang.
Secara agak terinci, keberhasilan
kinerja Pemerintah Kabupaten Balangan yang disajikan dalam LAKIP 2011 diukur
berdasarkan keberhasilan pencapaian sasaran yang ada.
Misi
1:
Mewujudkan perekonomian masyarakat yang lebih maju, mandiri dan dinamis
berlandaskan ekonomi kerakyatan dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam
yang didasari prinsip pembangunan yang berkelanjutan serta berwawasan
lingkungan.
Sasaran
Strategis
1. Percepatan
laju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, diukur capaian kinerjanya melalui
11 indikator dengan capaian kinerja sebagai berikut :
Indikator
|
Satuan
|
Target
|
Dapat
direalisasikan
|
Capaian (%)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Pertumbuhan PDRB
|
%
|
6,19
|
n/a
|
0
|
PDRB per kapita
dengan tambang
|
Rp
|
24.771.842
|
n/a
|
0
|
PDRB per kapita
tanpa tambang
|
Rp
|
8.284.335
|
n/a
|
0
|
Kontribusi
sektor industri terhadap PDRB, dengan tambang
|
%
|
0,745
|
0,34
|
45,64
|
Kontribusi
sektor industri terhadap PDRB, tanpa tambang
|
%
|
0,256
|
0,93
|
363,28
|
Kontribusi
sektor perdagangan terhadap PDRB, dengan tambang
|
%
|
4,44
|
4,09
|
92,12
|
Kontribusi
sektor perdagangan terhadap PDRB, tanpa tambang
|
%
|
12,66
|
0,72
|
5,69
|
Kontribusi
sektor pertambangan terhadap PDRB
|
%
|
61,66
|
63
|
102,17
|
Kontribusi
sektor pertanian terhadap PDRB, dengan tambang
|
%
|
20,68
|
41,02
|
198,36
|
Kontribusi
sektor pertanian terhadap PDRB, tanpa tambang
|
%
|
55,02
|
64,91
|
117,98
|
Kenaikan Nilai
Dapat direalisasikan PMDN
|
Dalam ribuan
|
1.594.103
|
475.550
|
30
|
Ket. Data sementara
-
Untuk pencapaian indikator pertumbuhan PDRB yang ditargetkan sebesar 6,19 %
tidak dapat direalisasikan, karena belum dilaksanakan di Dinas Pertambangan dan
Energi.
-
Untuk pencapaian indikator PDRB per kapita dengan tambang yang ditargetkan Rp24.771.842,
tidak dapat direalisasikan, karena belum dilaksanakan di Dinas Pertambangan dan
Energi.
-
Untuk pencapaian indikator PDRB per kapita tanpa tambang yang ditargetkan
Rp8.284.335, tidak dapat direalisasikan, karena belum dilaksanakan di Dinas
Pertambangan dan Energi.
-
Untuk pencapaian indikator Kontribusi sektor industri terhadap PDRB, dengan
tambang yang ditargetkan 0,745%, dapat direalisasikan 0,34%, dengan capaian
45,64%.
-
Pada pencapaian indikator Kontribusi sektor industri terhadap PDRB, tanpa
tambang yang ditargetkan 0,256%, dapat direalisasikan 0,93%, dengan capaian
363,28%.
-
Untuk pencapaian indikator Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB, dengan
tambang yang ditargetkan 4,44%, dapat direalisasikan 4,09%, dengan capaian
92,12%.
-
Untuk pencapaian indikator Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB, tanpa
tambang yang ditargetkan 12,66%, dapat direalisasikan 0,72%, dengan capaian
5,69%.
-
Untuk pencapaian indikator Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB yang
ditargetkan 61,66%, dapat direalisasikan 63%, dengan capaian 102,17%.
-
Untuk pencapaian indikator Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, dengan
tambang yang ditargetkan 20,68%, dapat direalisasikan 41,02%, dengan capaian
198,36%.
-
Untuk pencapaian indikator Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, tanpa
tambang yang ditargetkan 55,02%, dapat direalisasikan 64,91%, dengan capaian
117,98%.
-
Untuk pencapaian indikator Kenaikan Nilai dapat direalisasikan PMDN yang ditargetkan 1.594.103, dapat
direalisasikan 475.550, dengan capaian 30%.
2. Meningkatnya
peranan usaha mikro, kecil dan menengah serta koperasi dalam perkuatan struktur
perekonomian daerah, diukur capaian kinerjanya melalui 4 indikator dengan
capaia kinerja sebagai berikut :
Indikator
|
Satuan
|
Target
|
Dapat direalisasikan
|
Capaian (%)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Koperasi aktif
|
%
|
50
|
46
|
92
|
Jumlah Usaha
Mikro dan Kecil
|
unit
|
2.885
|
1.437
|
50
|
Jumlah BPR
|
jumlah
|
1
|
0
|
0
|
LKM
|
unit
|
6
|
n/a
|
0
|
Ket. Data sementara
-
Untuk pencapaian indikator Koperasi aktif yang ditargetkan sebesar 50% dapat
direalisasikan 46%
-
Untuk pencapaian indikator Jumlah Usaha Mikro dan Kecil yang ditargetkan 2.885
unit, dapat direalisasikan 1.437 unit, dengan capaian 50%.
-
Untuk pencapaian indikator Jumlah BPR yang ditargetkan 1, tidak dapat
direalisasikan.
- Untuk pencapaian indikator LKM yang
ditargetkan 6 unit, tidak direalisasikan.
3. Menurunnya tingkat pengangguran terbuka dan
jumlah penduduk miskin, diukur capaian kinerjanya melalui 4 indikator dengan
capaian kinerja sebagai berikut :
Indikator
|
Satuan
|
Target
|
Dapat
direalisasikan
|
Capaian (%)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Tingkat Pengangguran
Terbuka
|
%
|
2,4
|
2,4
|
100
|
Penduduk Miskin
|
%
|
6,92
|
7,74
|
112
|
-
Untuk pencapaian indikator Tingkat Pengangguran Terbuka yang ditargetkan
sebesar 2,4 % dapat direalisasikan 2,4%, dengan capaian 100%. Dari sensus
penduduk tahu 2010 diperoleh data jumlah penduduk Balangan = 112.430 jiwa, di mana
jumlah penduduk usia produktif (15–64 tahun) sebesar 66.06% atau ≤ 74.271 jiwa.
Sedangkan Tingkat Penggangguran Terbuka
(TPT) = 2,4% dari jumlah usia produktif ≤ 1.820 jiwa.
-
Untuk pencapaian indikator Penduduk Miskin yang ditargetkan 6,92%, dapat
direalisasikan 7,74%, dengan capaian 112%. Dari jumlah penduduk Tahun 2010 =
112.430 jiwa, maka jumlah penduduk miskin 6,92% = 7.780 jiwa
4. Meningkatnya
ketahanan pangan masyarakat, diukur capaian kinerjanya melalui 5 indikator
dengan capaian kinerja sebagai berikut :
Indikator
|
Satuan
|
Target
|
Dapat
direalisasikan
|
Capaian (%)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Tingkat
ketersediaan pangan utama
|
kg/jiwa
|
128.291
|
Na
|
|
Produktivitas
padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
|
ton/Ha
|
4,18
|
5,1
|
122
|
Peningkatan
produksi perikanan
|
%
|
55,55
|
93
|
167
|
Peningkatan
produksi peternakan, dengan tambang
|
%
|
6,59
|
18,64
|
283
|
Peningkatan
produksi peternakan, tanpa tambang
|
%
|
8,39
|
2,84
|
34
|
Ket. Data sementara
-
Untuk pencapaian indikator Tingkat ketersediaan pangan utama yang ditargetkan
128.291 kg/jiwa, tidak dapat direalisasikan.
-
Untuk pencapaian indikator Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal
lainnya per hektar yang ditargetkan 4,18 ton/ha, dapat direalisasikan 5,1
ton/ha, dengan capaian 122%. Capaian ini tidak terlepas dari adanya program
pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) di mana dalam
pelaksanaan menggunakan varietas unggul yang memiliki ketahanan terhadap
penyakit yang memiliki hasil tinggi, berumur pendek, dan menggunakan pupuk
sesuai dengan rekomendasi petugas/kabupaten yang sesuai dengan uji kebutuhan
pupuk.
-
Untuk pencapaian indikator Peningkatan produksi perikanan yang ditargetkan
55,55%, dapat direalisasikan 93%, dengan capaian 167%. Peningkatan produksi
perikanan di Kabupaten Balangan, dikarenakan: Bertambahnya jumlah petani
pembudidaya ikan (pokdakan) yang aktif melakukan usaha budidaya dan
meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani pembudidaya ikan tentang tata
cara budidaya ikan yang baik.
-
Untuk pencapaian indikator Peningkatan produksi peternakan, dengan tambang yang
ditargetkan 6,59%, dapat direalisasikan 18,645, dengan capaian 283%. Produksi
meningkat karena tingkat pemotongan tinggi, pemasukan berupa daging tinggi,
sehingga produksi daging pun meningkat.
-
Untuk pencapaian indikator Peningkatan produksi peternakan, tanpa tambang yang
ditargetkan 8,39%, dapat direalisasikan 2,84%, dengan capaian 34%. Produksi
telor secara keseluruhan dari tahun 2010 ke 2011 meningkat, namun peningkatan
produksi telor tidak sesuai dengan yang ditargetkan dari 8,39% hanya terpenuhi
2,84%, hal ini disebabkan tingginya tingkat kematian pada bulan Agustus akibat
pancaroba terjadi wabah penyakit ND dan Snot.
5. Meningkatnya
mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam, diukur capaian
kinerjanya melalui 8 indikator dengan capaian kinerja sebagai berikut:
Indikator
|
Satuan
|
Target
|
Dapat
direalisasikan
|
Capaian (%)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Rehabilitasi
hutan dan lahan kritis
|
ha
|
2.960
|
2.521,5
|
85
|
Cakupan
Penanganan sampah
|
%
|
59,5
|
50
|
84
|
Pengendalian
Tingkat Pencemaran
|
%
|
45
|
95
|
211
|
Ketaatan
terhadap RTRW
|
%
|
5
|
3
|
60
|
Luas wilayah
produktif-pertanian
|
ha
|
32.668
|
34.515
|
106
|
Luas wilayah
produktif-Kehutanan & Perkebunan
|
ha
|
35.480
|
38.806
|
109
|
Produksi karet
|
kg
|
28.089
|
27.410
|
98
|
Penurunan lahan
kritis
|
%
|
43,5
|
30,76
|
71
|
-
Untuk pencapaian indikator Rehabilitasi hutan dan lahan kritis yang ditargetkan
2.960 ha, dapat direalisasikan 2.521,5 ha, dengan capaian 85%. tidak dapat
direalisasikan 100 %, disebabkan tidak tersedia bibit untuk
penanaman hutan rakyat, akibat gagalnya proses lelang akibat penawaran di atas
pagu.
-
Untuk pencapaian indikator Cakupan Penanganan sampah yang ditargetkan 59,5%,
dapat direalisasikan 50%, dengan capaian 84%,
-
Untuk pencapaian indikator Pengendalian Tingkat Pencemaran yang ditargetkan
sebesar 45%, dapat direalisasikan 95%, dengan capaian 211%,
-
Untuk pencapaian indikator Ketaatan terhadap RTRW yang ditargetkan 5%, dapat
direalisasikan 3%, dengan capaian 60%. Kegiatan permukiman hanya menggunakan 3%
saja dari total luas lahan yang dimiliki oleh Kabupaten Balangan
-
Untuk pencapaian indikator Luas wilayah produktif-pertanian yang ditargetkan
32.668 ha, dapat direalisasikan 34.515 ha, dengan capaian 106%. Adanya program
perluasan cetak sawah dan optimasi lahan dari lahan tidur menjadi lahan
produktif.
-
Untuk pencapaian indikator Luas wilayah produktif-Kehutanan & Perkebunan
yang ditargetkan 35.480 ha, dapat direalisasikan 38.806 ha, dengan capaian
109%, karena kemampuan swadaya masyarakat untuk menanam karet cukup tinggi.
-
Untuk pencapaian indikator Produksi karet yang ditargetkan 28.089 kg dapat
direalisasikan 27.410 kg, dengan capaian 98%, lantaran sebagian petani karet
menunda penyadapan.
-
Untuk pencapaian indikator Penurunan lahan kritis yang ditargetkan 43,5% dapat
direalisasikan 30,76%, dengan capaian 71%, karena untuk menanami lahan kritis perlu dana.
Misi
2:
Mewujudkan infrastruktur yang merata dan berkualitas secara bertahap,
sistematis dan berkelanjutan untuk mendukung pengembangan wilayah.
Sasaran
Strategis
1. Meningkatnya
kapasitas dan kualitas prasarana transportasi, diukur capaian kinerjanya
melalui 10 indikator dengan capaian kinerja, yakni Jaringan jalan dalam kondisi
baik, Jembatan dalam kondisi baik, Panjang jalan yang ditingkatkan kapasitasnya
/pelebaran, Panjang jalan kabupaten yang dibangun per tahun, Cakupan panjang
jalan yang dipelihara, Panjang jembatan yang dibangun, Terminal dalam kondisi
baik , Pembangunan terminal baru,
Peningkatan Operasional Balai Pengujian Kendaraan bermotor, Ketersediaan
fasilitas penunjang lalu lintas.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Jaringan jalan dalam kondisi baik (%), yang
ditargetkan 59,72%, dapat direalisasikan
57,69%, dengan capaian 97%.
-
Pencapaian Indikator kinerja Jembatan dalam kondisi baik (%), yang ditargetkan
30,61%, dapat direalisasikan 27,38%,
dengan capaian 89%.
-
Pencapaian Indikator kinerja Panjang jalan yang ditingkatkan kapasitasnya
/pelebaran (km), yang ditargetkan 60,99%, dapat direalisasikan 67,72%, dengan
capaian 111%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Panjang jalan kabupaten yang dibangun per
tahun (km), yang ditargetkan 3, tidak
dapat direalisasikan .
-
Pencapaian Indikator kinerja Cakupan panjang jalan yang dipelihara (%), yang
ditargetkan 70,15%, dapat direalisasikan 68,35%, dengan capaian 97%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Panjang jembatan yang dibangun (meter), yang
ditargetkan 1.205 meter, dapat direalisasikan 1205 meter, dengan capaian 100%
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Terminal dalam kondisi baik (%), yang
ditargetkan 70%, dapat direalisasikan 100%, dengan capaian 143%. Kegiatan untuk
prasarana transportasi dalam bentuk pemeliharaan terminal dan jumlah pegawai
yang menjaga retribusi terpenuhi secara maksimal.
-
Pencapaian Indikator kinerja Pembangunan Terminal baru (%), yang ditargetkan
20%, dapat direalisasikan 83%, dengan capaian 415%. Kegiatan untuk Pembuatan
Terminal Baru sudah berjalan sesuai perencanaan. Terminal ini rencananya akan
dibuat dengan jenis terminal tipe B.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Peningkatan Operasional Balai Pengujian
Kendaraan bermotor (%), yang ditargetkan
75%, dapat direalisasikan 94%, dengan capaian 125%. Kegiatan untuk Peningkatan
Operasioanal Balai Pengujian Kendaraan Bermotor sudah mulai berjalan. Salah
satu Penguji Kendaraan Bermotor Dishubkominfo Kabupaten Balangan telah meraih
penghargaan sebagai Penguji Teladan Tingkat Nasional.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Ketersediaan fasilitas penunjang lalu lintas
(%), yang ditargetkan 60%, dapat direalisasikan 58%, dengan capaian 97%.
Kegiatan untuk penyediaan fasilitas penunjang lalu lintas terdapat beberapa
kendala yang belum dapat diatasi oleh Dishubkominfo Kabupaten Balangan, seperti
tidak adanya inventarisasi jalan di Kabupaten Balangan.
2. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan air untuk
pertanian pada lahan irigasi dan pemenuhan kebutuhan air baku untuk air bersih,
diukur capaian kinerjanya melalui 4 indikator dengan capaian kinerja yang
meliputi Jaringan irigasi dalam kondisi baik, Panjang jaringan irigasi yang
dibangun, Panjang talud/tanggul/JUT yang dibangun, dan Panjang jalan inspeksi
yang dibangun.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Jaringan irigasi dalam kondisi baik (%), yang
ditargetkan 40%, dapat direalisasikan
84,38%, dengan capaian 211%.
-
Pencapaian Indikator kinerja Panjang jaringan irigasi yang dibangun (meter),
yang ditargetkan 103.761 meter, dapat direalisasikan 105.115 meter, dengan capaian 101%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Panjang talud/tanggul/JUT yang dibangun (meter),
yang ditargetkan 8.000 meter, dapat direalisasikan 8.000 meter, dengan capaian 100%
-
Pencapaian Indikator kinerja Panjang jalan inspeksi yang dibangun (meter), yang
ditargetkan 5.800 meter, dapat direalisasikan
5.850 meter, dengan capaian 101%.
3. Tersedianya
prasarana dan sarana perumahan & permukiman, serta perkantoran, diukur
capaian kinerjanya melalui 4 indikator dengan capaian kinerja, masing-masing Pemenuhan
kebutuhan air bersih masyarakat, Akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, Jalan
lingkungan yang dibangun, dan Gedung perkantoran yang dibangun.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat
(%), yang ditargetkan 40%, dapat direalisasikan
64%, dengan capaian 160%.
-
Pencapaian Indikator kinerja Akses masyarakat terhadap sanitasi dasar (%), yang
ditargetkan 25%, dapat direalisasikan
100%, dengan capaian 400%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Jalan lingkungan yang dibangun (%),yang
ditargetkan 30%, dapat direalisasikan
93%, dengan capaian 310%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Gedung perkantoran yang dibangun (dalam
kondisi baik) (%), yang ditargetkan 45%, dapat direalisasikan 95%, dengan capaian 211%.
Misi
3:
Mewujudkan masyarakat Balangan yang sehat, cerdas, religius, berakhlak mulia
dan berbudaya modern berdasarkan iptek dan imtaq dengan tetap memperhatikan
kearifan lokal.
Sasaran
Strategis
1. Meningkatnya
kualitas dan aksessibilitas pelayanan kesehatan, diukur capaian kinerjanya
melalui sejumlah indikator dengan capaian kinerja sebagai berikut : Angka
harapan hidup, Menurunnya angka kematian ibu melahirkan, Menurunnya angka
kematian bayi, Menurunnya prevalensi gizi kurang, Menurunnya prevalensi gizi
buruk pada anak balita, Jumlah Bidan, Jumlah Poskesdes, dan Tingkat kesadaran
masyarakat terhadap penggunaan air minum dan sanitasi dasar.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Angka
harapan hidup, yang ditargetkan 68, dapat direalisasikan 61,73, dengan capaian 91%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Menurunnya angka kematian ibu melahirkan (per
100.000), yang ditargetkan 230, dapat direalisasikan 233,9, dengan capaian 102%. Jumlah kematian
ibu melahirkan pada tahun 2011 sejumlah 6 orang /2573 kelahiran atau
233/100.000 kelahiran hidup artinya setiap 100.000 kelahiran terdapat kasus
Eklamsi, pendarahan dan lain-lain (Dugaan gangguan ginjal, asma) ini masih
lebih tinggi daripada target MDG’s tahun 2015 yaitu 102/100.000 kelahiran
hidup.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Menurunnya angka kematian bayi (per 1.000
kelahiran), yang ditargetkan 24, dapat direalisasikan 18,6, dengan capaian 78%. Angka kematian
Perinatal/Neonatal dan bayi/IMR (Infant
Maternity Rate) adalah 48 bayi dibagi 2,573 kelahiran dan dikalikan seribu
sehingga didapatkan 18,6/1.000 kelahiran hidup artinya setiap 1.000 kelahiran
hidup terdapat kasus kematian sebanyak 18,6 jiwa meningkat dari tahun 2010
yaitu 17/1.000 kelahiran hidup.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Menurunnya prevalensi gizi kurang, yang
ditargetkan 4, dapat direalisasikan 3,6, dengan capaian 90%. Balita dengan gizi
kurang sebanyak 359 balita dari jumlah bayi yang ada sebanyak 9.794. menurut
perhitungan jumlah BGM dibagi jumlah bayi dikalikan 100% maka diperoleh angka
3,59%. Persentase ini masih normal/baik karena berada di bawah standar yaitu
menurunnya Prevalensi gizi kurang adalah kurang dari 15%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Menurunnya prevalensi gizi buruk pada anak
balita, yang ditargetkan 0,01, dapat direalisasikan 0,01, dengan capaian 100%. Untuk Target
penderita gizi buruk yang dilayani adalah 100%, artinya seluruh penderita gizi
buruk yang ada harus dilayani sedangkan jumlah balita dengan gizi buruk pada
tahun 2011 tidak ditemukan sehingga persentase penderita gizi buruk yang
dilayani adalah 100%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Jumlah Bidan (orang), yang ditargetkan 97,
dapat direalisasikan 108, dengan capaian 111%. Jumlah bidan pada tahun 2011
sebanyak 108 orang ini melebihi target yakni 97 orang hal ini dikarenakan bidan
tersebut tidak seluruhnya merupakan bidan desa.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Jumlah Poskesdes (unit), yang ditargetkan
98, dapat direalisasikan 54, dengan capaian 55%. Jumlah Poskesdes pada tahun
2011 sebanyak 54 Unit sedangkan target yakni 98 unit sehingga persentase masih
55%. Direncanakan ke depan terus dilakukan pembangunan Poskesdes sampai jumlah
target terpenuhi.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Tingkat kesadaran masyarakat terhadap
penggunaan air minum dan sanitasi dasar (%)/(persentase penduduk yang
ber-PHBS), yang ditargetkan 42,8%, dapat direalisasikan 41,52%, dengan capaian 97%. Tingkat kesadaran
masyarakat terhadap penggunaan air minum dan sanitasi dasar (%)/(persentase
penduduk yang ber-PHBS) ditargetkan 42,8%. Sedangkan realisasi adalah 41,52%
sehingga persentasenya pencapaiannya 97%.
2. Meningkatnya mutu pendidikan dan aksessibilitas masyarakat
terhadap pelayanan pendidikan, capaian kinerjanya sebagai berikut:
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Angka rata-rata lama sekolah SD, yang
ditargetkan 6,22%, dapat direalisasikan
6,19%, dengan capaian 99,52%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Angka rata-rata lama sekolah SMP, yang
ditargetkan 2,96%, dapat direalisasikan
3,01%, dengan capaian 101,69%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Angka rata-rata lama sekolah SMA/SMK, yang
ditargetkan 3,02%, dapat direalisasikan
3,01%, dengan capaian 99,67%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja APK PAUD/TK Sederajat, yang ditargetkan
38,58%, dapat direalisasikan 34,52%,
dengan capaian 89,48%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja APK SD/sederajat, yang ditargetkan 100%,
dapat direalisasikan 102,80%, dengan
capaian 102,80%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja APK SMP/MTs, yang ditargetkan 86,83%, dapat
direalisasikan 93,63%, dengan capaian
107,83%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja APK SMA/SMK/MA, yang ditargetkan 61,04,
dapat direalisasikan 56,00, dengan
capaian 91,74%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja APM SD/sederajat, yang ditargetkan 90%,
dapat direalisasikan 95,88%, dengan
capaian 106,53%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja APM SMP/sederajat, yang ditargetkan 78,79%,
dapat direalisasikan 76,26%, dengan
capaian 96,79%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja APM SMA/SMK/sederajat, yang ditargetkan 60%,
dapat direalisasikan 56,29%, dengan
capaian 93,82%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Angka Kelulusan SD sederajat, yang
ditargetkan 99%, dapat direalisasikan
100%, dengan capaian 101,01%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Angka Kelulusan SMP sederajat, yang
ditargetkan 89,00%, dapat direalisasikan
100%, dengan capaian 112,36%
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Angka Kelulusan SMA/SMK sederajat, yang
ditargetkan 60%, dapat direalisasikan
99,49%, dengan capaian 165,82%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV (%)
TK, yang ditargetkan 20%, dapat direalisasikan
19%, dengan capaian 95%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV (%)
SD, yang ditargetkan 70%, dapat direalisasikan
79,18%, dengan capaian 113,11%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV (%)
SMP, yang ditargetkan 80%, dapat direalisasikan
95%, dengan capaian 118,75%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV (%)
SMA/SMK, yang ditargetkan 90%, dapat direalisasikan 98%, dengan capaian 108,89%
3. Meningkatnya
kualitas hidup dan peran perempuan terutama di bidang kesehatan, pendidikan,
ekonomi termasuk akses terhadap penguasaan sumber daya, dan politik, dengan
capaian kinerja sebagai berikut :
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih (%), yang ditargetkan 80%, dapat direalisasikan 89,2%, dengan capaian 111,5%.
-
Untuk pencapaian indikator kinerja Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal/cakupan K4 (%), yang ditargetkan 80%, dapat direalisasikan 71,1%, dengan capaian 88,88%.
-
Indikator kinerja Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun ke atas, yang
ditargetkan 60%, dapat direalisasikan
50,55%, dengan capaian 84,25%.
-
Untuk pencapaian indikator kinerja Partisipasi angkatan kerja perempuan (jlh),
yang ditargetkan 2.758, dapat direalisasikan
1.869, dengan capaian 67,76%,
-
Untuk pencapaian indikator kinerja Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
(jlh), yang ditargetkan 1.869, dapat direalisasikan 1.615, dengan capaian
86,41%,
4. Terwujudnya
kehidupan sosial yang harmonis, rukun dan damai di kalangan umat beragama,
dengan pencapaian kinerja sebagai berikut: - Untuk pencapaian indikator kinerja
rasio sarana ibadah (per 10.000 penduduk), yang ditargetkan 3,99, tidak
direalisasikan .
5. Meningkatnya
upaya pelestarian dan pengembangan budaya lokal, dengan pencapaian kinerja
sebagai berikut:
-
Untuk pencapaian indikator kinerja Jumlah group kesenian, yang ditargetkan 6,
dapat direalisasikan 20, dengan capaian
333%.
-
Untuk pencapaian indikator kinerja Jumlah peristiwa budaya, yang ditargetkan 3,
dapat direalisasikan 8, dengan capaian
267%.
-
Untuk pencapaian indikator kinerja Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang
dilestarikan, yang ditargetkan 3, dapat direalisasikan 4, dengan capaian 133%.
Misi
4:
Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan profesional.
Sasaran
Strategis
1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah
daerah, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
-
Untuk pencapaian indikator kinerja Tersedianya sistem pengaduan masyarakat yang
efektif (%), yang ditargetkan 100%, tidak dapat direalisasikan. Selama tahun
2011 sampai saat ini belum ada pengaduan masyarakat tentang pelayanan
Administrasi Kependudukan yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil baik melalui Surat Pengaduan/media massa. Namun ada saran-saran yang
disampaikan secara lisan oleh masyarakat untuk perbaikan pelayanan, misalnya:
meminta untuk dibuatkan leaflet/poster kependudukan untuk lebih meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang administrasi kependudukan dan ini telah ditindak-lanjuti
dengan pencetakan poster pada tahun 2011.
-
Untuk pencapaian indikator kinerja Temuan yang ditindak-lanjuti (%), yang
ditargetkan 100%, dapat direalisasikan
97%, dengan capaian 97%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Jumlah LHP, yang ditargetkan 128%, dapat
direalisasikan 128%, dengan capaian
100%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Penerapan SAKIP (Renstra, Renja, penilaian
kinerja, kontrak kinerja, pengendalian, dan lain-lain) %, yang ditargetkan
100%, dapat direalisasikan 50%, dengan
capaian 50%, Belum sempurnanya pembuatan LAKIP, kontrak kerja, pengendalian dan
lain-lain, karena kurangnya pemahaman SDM aparatur.
2. Meningkatnya
kualitas pelayanan kepada masyarakat, dengan pencapaiaan kinerja sebagai
berikut :
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Jenis pelayanan yang dilakukan pengukuran
Indeks Kepuasan Masyarakat. Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap
pelayanan administrasi kependudukan yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil belum dilaksanakan. Rencananya akan dilaksanakan setelah
program e-KTP diterapkan di Kabupaten Balangan.
3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan
kualitas sumberdaya aparatur pemerintah daerah, dengan capaian kinerja sebagai
berikut:
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja SKPD yang telah memiliki dan menerapkan SOP,
yang ditargetkan 10 SKPD, dapat direalisasikan
12 SKPD, dengan capaian 120%. Dari 38 SKPD yang menyusun SOP ada 12 SKPD
yang mennyusun, masih ada 26 SKPD yang belum menyusun karena masih kurangnya
SDM aparatur yang memahami tentang SOP.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Aparatur yang telah mengikuti Diklat sesuai
dengan persyaratan jabatan dan pemenuhan kebutuhan profesionalitas (%), yang
ditargetkan 73%, dapat direalisasikan
73%, dengan capaian 100%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Aparatur bidang jasa konstruksi yang
kompeten (%), yang ditargetkan 40%, dapat direalisasikan 40%, dengan capaian 100%.
4. Meningkatnya layanan informasi dan komunikasi,
dengan capaiaan kinerja sebagai berikut :
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Penyediaan jaringan ICT (%), yang
ditargetkan 20%, tidak terdapat direalisasikan .
Misi
5:
Mewujudkan keamanan, ketertiban, dan kepastian hukum bagi terwujudnya kondisi
kehidupan masyarakat yang kondusif untuk menyelenggarakan pemerintahan dan
melaksanakan pembangunan.
Sasaran
Strategis
1. Menurunnya kejadian kriminal (criminal index) dan meningkatnya
penuntasan kejahatan (clearance rate),
dengan pencapaian kinerja sebagai berikut :
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Tindak
kriminalitas yang tertangani (%), yang ditargetkan 100%, dapat
direalisasikan 100%, dengan capaian
100%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Penyelesaian pelanggaran hukum sesuai dengan
norma-norma hukum yang berlaku (%), yang ditargetkan 100%, dapat
direalisasikan 100%, dengan capaian
100%.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Jumlah Polisi Pamong Praja (personil), yang
ditargetkan 62, dapat direalisasikan 60,
dengan capaian 97%. Karena tidak penerimaan CPNS tahun 2011, akibatnya tidak
tercapai target 62 personil.
-
Untuk pencapaian Indikator kinerja Jumlah Linmas per desa (orang), yang ditargetkan
7, dapat direalisasikan 7, dengan
demikan capaian 100%.
Apa yang telah digapai
oleh Bupati Sefek Effendi bersama segenap jajaran aparatur Kabupaten Balangan cukup
menggembirakan. Berkat berbagai pencapaian tersebut, Pemerintah Kabupaten
Balangan sempat memperoleh sejumlah apreasiasi dan penghargaan. Antara lain
sebagai nominator Innovative Government Award 2012, Otonomi Award Bidang
Lingkungan Hidup (2012), Penghargaan Amal Bhakti Bidang Pendidikan dan
Keagamaan (2012), Satya Lencana Bidang Koperasi & UKM dari Presiden RI (2012),
Satya Lencana Wirakarya dari Menteri Dalam Negeri (2012), dan Penghargaan Tanaman
Pangan dari Presiden RI. Satu hal yang juga membanggakan, tahun 2012 Pemerintah
Kabupaten Balangan dihadiahi predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (Bepeka). ***
No comments:
Post a Comment