Wednesday, April 3, 2013

Dari Banjarmasin Membangun Balangan (3-Habis)


Melayani dengan Keteladanan Sepenuh Hati

Jika engkau ingin memotivasi orang lain, maka satukanlah dirimu dengan pikiran dan hati mereka. Aku memotivtas orang dengan contoh (dan aku senantiasa berharap akan mampu melakukannya) dan juga dengan kegembiraan, pun dengan memberikan ide-ide produktif yang membuat mereka merasa terlibat di dalamnya.
Keith Rupert Murdoch, Raja Media Massa

Paringin, 2012. Dalam satu kesempatan safari Ramadhan 1433 Hijriyah. Bupati Balangan Sefek Effendi bersilaturahim menyambangi jamaan Masjid Syuhada dan warga masyarakat Desa Hujan Amas, Kecamatan Paringin. Didampingi segenap aparatur Pemerintah Kabupaten Balangan dan mengajak-serta pimpinan PT Adaro Indonesia, Sefek Effendi menyapa rakyat yang telah memberikan amanah untuk memimpin mereka melalui Pemilukada 2010. Tidak semata-mata sapa-ramah, Bupati Sefek juga memberikan bantuan apa yang dibutuhkan oleh warga desa setempat. Bahkan, dia memberi contoh langsung kepada investor di wilayahnya untuk peduli pada rakyat.
Tidak hanya di saat-saat Ramadhan, Bupati Sefek Effendi menyambangi rakyatnya. Hampir saban hari, dia menyempatkan diri berada di tengah-tengah warga masyarakat yang memang membutuhkan kehadiran figur pemimpin yang mampu dan bersedia menyapa dengan hati.
“Sekitar 70 persen waktu saya untuk rakyat, mengunjungi rakyat. Saya ini hobi jalan-jalan. Naik ojek atau apa, saya tidak protokoler. Kalau sore-sore, saya bawa cucu, isteri, nyetir sendiri ke pasar, ke terminal. Ngobrol dengan warga,” ujar Sefek Effendi dalam satu kesempatan.
Sefek Effendi ingin melibatkan penuh partisipasi rakyat dalam roda pembangunan Kabupaten Balangan. Dia ingin rakyat benar-benar berpartisipasi, setidaknya dengan keberanian mengungkapkan aspirasi yang diinginkan dan sarana/prasarana (materi) yang dibutuhkan. Dengan begitu, dia berharap mampu memahami benar persoalan rakyat dan mengajak mereka mencari solusi yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan akar kultural masyarakat.
Singkat kata, Sefek Effendi bukan seorang pemimpin yang asal perintah atau asal terima laporan bawahan. Meminjam pendapat penulis terkenal John Adair, Sefek Effendi menerapkan prinsip leadership is an action, not position. Sebagai pemimpin lokal, Sefek berupaya memberikan suritauladan kepada segenap aparatur, warga masyarakat, dan mitra swasta (investor). Untuk itu, dia berusaha bertindak nyata dengan turun langsung ke tengah-tengah masyarakat yang boleh jadi selama ini belum pernah bertemu dengan sosok pemimpinnya.      
Sebagai seorang pemimpin daerah, Sefek Effendi sangat dekat dengan rakyat Balangan. Sefek rajin turun ke desa-desa pada enam kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Balangan. Bukan untuk mencari simpati dan sensasi, apalagi tebar pesona dan citra diri. Tapi, Sefek ingin benar-benar menyelami setiap denyut dan relung kehidupan rakyat di 28 Desa Swakarya dan 131 Desa Swasembada itu. Dia sangat ingin agar semua desa di wilayah yang dipimpinnya menjadi desa swasembada. Sebuah desa yang mandiri, sejahtera, dan mampu memenuhi kebutuhannya secara memadai.
Sefek terus mengajak rakyatnya yang tersebar di enam kecamatan itu untuk turut aktif mencari solusi dan terobosan-terobosan langkah demi memajukan wilayah. “Rakyat bukanlah obyek pembangunan, mereka adalah subyek yang harus didengar, diajak dan diberdayakan,” kata Sefek sekali waktu.
Demikian langkah Sefek selama memimpin Kabupaten Balangan sejak tahun 2005 sampai sekarang. Tanpa banyak membuang-buang waktu, sesaat setelah terpilih dan dilantik sebagai Bupati Balangan 2005-2010, dia langsung menyingsingkan lengan baju terjun ke tengah-tengah masyarakat. Energi dan waktunya benar-benar dicurahkan untuk memajukan rakyat dan masyarakat yang dipimpinnya. Dari pusat ibukota Paringin sampai wilayah-wilayah pegunungan, Sefek berusaha mengimplementasikan slogan Banua Sanggam. Dalam Bahasa Banjar, Banua berarti kampung atau daerah, sedangkan Sanggam bermakna rasa persaudaraan yang kuat. Tapi, Sanggam dalam slogan ini sebenarnya merupakan singkatan dari Sanggup Begawi Gasan Masyarakat yang artinya “Sanggup Bekerja untuk Masyarakat”.
Sefek berikhtiar menggerakkan seluruh elemen masyarakat Balangan. Dan tampil sebagai pemimpin yang melayani sekaligus penggerak perubahan. Kekuatan seorang pemimpin penggerak perubahan terletak pada aksi atau tindakan nyata (keteladan). Pemimpin yang secara tulus ikhlas turun dari kursi empuk di ibukota kabupaten untuk hadir di tengah-tengah rakyat. Menjadi contoh, motivator, inovator dan rekonsiliator, guna memandu, menggugah sekaligus memberdayakan para “anak buah” atau segenap aparatur untuk berjalan menuju arah dan asa yang telah digariskan (visi dan misi).

A.   Kristalisasi Visi Implementasikan Misi
Meminjam pendapat pakar kepemimpinan John C. Maxwell dalam bukunya berjudul “Hak untuk Memimpin” (2002), bahwa seorang pemimpin itu mesti tahu jalannya, menjalankan dan menunjukkan jalan. Bahkan Perdana Menteri Inggris pada era Perang Dunia II, Sir Winston Churchil, menyebutkan kekuatan pemimpin terletak pada visinya.
Mengapa seorang pemimpin harus memiliki visi? Pakar kepemimpinan asal Amerika Serikta, Edwin A. Locke, dalam bukunya The Essence of Leadership: The Keys to Leading Succesfully (1997), melukiskan bahwa visi itu ibarat lampu penerang dan pelita penunjuk arah yang hendak dituju. Visi adalah langkah atau patokan ke mana kita harus menuju. Bagai sebuah kapal, bahwa setiap orang boleh jadi tahu bagaimana cara mengemudikan kapal, tapi hanya seorang nakhoda lah yang mampu menentukan arah ke mana kapal hendak dilayarkan.
Dalam pemahaman simpel, sosok pemimpin yang kuat adalah sosok pemimpin yang memiliki visi yang jelas dan tegas. Yaitu, pemimpin yang mempunyai pola pikir sistemik, holistik dan integratif, yang mencerminkan masalah mendasar, kristalisasi dari nilai-nilai yang berkembang, serta idealisme dan harapan yang menyala ke masa depan.      
Berbekal spirit perbaikan rakyat Balangan dan tampil sebagai pemimpin pionir peletak dasar pembangunan yang melayani sepenuh hati, Sefek Effendi memantapkan niat buat melangkah. Sebab, Sefek menyadari bahwa apa yang sekarang dia lihat dan rasakan sampai kemudian dirinya terpanggil untuk meretas jalan peningkatan kesejahteraan rakyat, itulah pula yang sesungguhnya merupakan hakikat, ruh, dan tujuan akhir yang hendak digapai oleh kebijakan otonomi daerah –sebagaimana arahan UU Nomor 22 Tahun 1999 juncto UU Nomor 32 Tahun 2004 juncto UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah. Yakni, mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Kabupaten Balangan sesuai dengan jatidiri, karakteristik dan nilai-nilai kultural lokal. Sebab itu pula, Sefek begitu peduli dalam melibatkan paritisipasi rakyat setempat, birokrasi yang bersih, melayani, akuntabel dan profesional, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Itulah hakikat pembangunan yang berbasis pada masyarakat lokal dan berpusat pada manusia seutuhnya.
Dari sini, Sefek Effendi kemudian mengkristalisasi visi pembangunan daerahnya, yaitu “Terwujudnya Balangan yang dinamis, berdaya saing berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat”.
Sebuah visi yang singkat nan padat namun sarat nilai esensial dan demikian dalam maknanya. Pertama, secara ideologis-politis, bahwa Kabupaten Balangan telah meneguhkan komitmennya terhadap Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan idiil dan konstitusionil bagi penyelenggaraan pembangunan, pemerintahan, dan pelayanan kepada rakyat-masyarakat di Kabupaten Balangan.
Kedua, secara sosial-kultural. Dalam membangun, memantapkan dan memelihara tatanan masyarakat yang rukun dan damai disesuaikan dengan semangat religius dan spiritual dari nilai-nilai "Sanggam". Sanggup Bagawi Gasan Masyarakat yang dalam bahasa Banjar berarti kesanggupan melaksanakan pekerjaan (pembangunan) yang didasari oleh keikhlasan untuk masyarakat. Sanggam sebagai kristalisasi puncak nilai kultural yang mengakomodasi realitas obyektif kehidupan sosial, budaya, ekonomi dan politik di seluruh wilayah Kabupaten Balangan. Terwujudnya aktivitas kehidupan masyarakat Balangan dalam tatanan semacam ini merupakan prasyarat utama (kondisional) yang sangat diperlukan bagi terciptanya stabilitas sosial dan keamanan sebagai penjamin bagi terselenggaranya pembangunan daerah yang normal, aman, tertib dan lancar.
Ketiga, secara ekonomis, bahwa Pemerintah Kabupaten Balangan berusaha menyejahterakan kehidupan segenap lapisan masyarakat. Mendorong terwujudnya masyarakat Kabupaten Balangan yang dinamis, mandiri, berkualitas dan maju, serta terpenuhinya berbagai kebutuhan dasar (basic needs) dalam kerangka peningkatan taraf kehidupan.
Keempat, secara lokal, nasional dan internasional, Kabupaten Balangan berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui konsep pembangunan yang mengandalkan potensi lokal –darat dan laut—yang menjadi kekhasan Kabupaten Balangan yang memiliki wilayah pantai yang menghadap Selat Makassar.
Dan kelima, Pemerintah Kabupaten Balangan berusaha mendaya-gunakan secara optimal berbagai keunggulan spasial dan potensi lokal yang tersedia sesuai pengejawantahan otonomi daerah. Dengan demikian, Balangan mampu menjamin kesinambungan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).
Visi Balangan tersebut haruslah diketahui, dipahami, dihayati serta dijadikan suluh oleh seluruh stakeholders di Kabupaten Balangan. Visi yang mesti dijadikan kerangka pikir dan bertindak bagi segenap aparatur birokrasi Pemkab, Pemcat dan Pemdes di seluruh wilayah Kabupaten Balangan. Sebagai cetak biru (blue print) dan kerangka kerja buat mendorong Kabupaten Balangan agar tumbuh dan berdaya saing tinggi di masa-masa yang akan datang.
Ada baiknya kita simak pemahaman lebih rinci ihwal makna dan tematik visi yang dicanangkan oleh Sefek Effendi saat mulai memimpin Kabupaten Balangan periode 2010-2015. Pertama, Kabupaten Balangan memiliki potensi sumber daya alam yang tidak kalah potensial dibandingkan dengan wilayah lain. Potensi ini terbukti mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari 5,50% pada tahun 2006 menjadi 7,00% pada tahun 2010. Potensi tiu pula yang mendorong terciptanya lapangan kerja yang memadai sehingga mampu mengurangi angka pengangguran terbuka menjadi kurang dari 5,00% pada tahun 2010. Sebuah kemajuan yang cukup signifikan buat modal Kabupaten Balangan menatap hari depan yang lebih berpengharapan.
Kinerja pertumbuhan ekonomi yang cukup berarti ini akan terus ditingkatkan melalui pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mau belajar dan bertumbuh maju dan unggul secara adil, pengembangan sistem pertanian modern dan produk pertanian yang berorientasi pada pasar dengan memaksimalkan keunggulan lokasi strategis Balangan yang berbatasan dengan Negeri Jiran Malaysia dan Selat Makassar yang sangat ‘hidup’.
Kemudian visi yang telah dicanangkan tersebut mendorong tematik bagi terwujudnya Kabupaten Balangan yang bergerak maju dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi, baik perkembangan dalam konteks perubahan berbagai tatanan kehidupan, maupun dalam konteks persaingan.
Lalu bagi terwujudnya daya saing daerah, yaitu kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik, regional  dan internasional.
Dan tematik bagi terwujudnya masyarakat Kabupaten Balangan yang sejahtera dalam segala aspek kehidupan seperti fisik/jasmani, rohani, sosial budaya, dan ekonomi. Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat itu paling tidak tercermin dalam bidang pendidikan,  kesehatan dan pendapatan, di mana ketiganya merupakan komponen penting pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Pada tataran aplikatif, Pemerintah Kabupaten Balangan memformulasikan sejumlah misi yang merupakan kristalisasi dari keinginan dalam menyatukan langkah dan gerak guna mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Misi Kabupaten Balangan yang wajib dijadikan pegangan pelaksanaan tugas segenap aparatur Pemerintah Kabupaten Balangan adalah:
1. Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, kredibel, berwibawa, bersemangat wirausaha, efisien dan efektif;
2. Membangun prasarana wilayah yang mampu mendukung pengembangan wilayah;
3. Membangun perekonomian yang kuat dengan mengembangkan kegiatan ekonomi rakyat;
4. Meningkatkan pendidikan masyarakat;
5. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
6. Membangun masyarakat yang dinamis, berbasis keagamaan dan kehidupan sosial budaya masyarakat;
7. Mewujudkan keamanan dan ketertiban umum yang kondusif bagi kegiatan pembangunan dan kegiatan sosial ekonomi masyarakat;
8. Mengelola sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang didasari prinsip pembangunan berkelanjutan;
9. Membangun dan mengembangkan kawasan perkotaan dan perdesaan sebagai kawasan permukiman yang layak huni, produktif dan berjatidiri, serta berwawasan ke depan.

B.    Memacu Potensi di Tengah Keterbatasan
Hampir semua sumber daya alam (SDA) strategis dimiliki oleh Kabupaten Balangan, antara lain tambang batu bara, bijih besi, minyak bumi, marmer, galian C, batu gamping dan emas. Berdasarkan data yang dimiliki pemerintah kabupaten, saat ini terdapat 73.288 hektar tambang batu bara yang dikelola PMA/PMDN. ‘Emas hitam’ ini sebagian telah dieksplorasi dan dieksploitasi. Kemudian area tambang bijih besi seluas 4.461 hektar terdapat di Gunung Tanalang, Gunung Batu Berani dan Muara Pitap Awayan dengan jumlah deposit 166.366 ton, dalam proses eksplorasi oleh PMA/PMDN. Balangan juga memiliki enam sumur minyak yang kini dikelola PMDN dan Pertamina.
Kekayaan alam lain kabupaten ini adalah batu marmer, galian C dan batu gamping yang saat ini dikelola warga masyarakat. Selain sejumlah potensi alam tadi, kandungan emas primer dan sekunder pun terdapat di Kecamatan Awayan dan Halong.
Dengan kekayaan alamnya ini Balangan merupakan kabupaten masa depan yang diperhitungkan sebagai salah satu penyangga Banua Enam bersama Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, dan Kabupaten Tapin. Letaknya yang strategis di posisi silang antara Kabupaten HST, HSU dan Tabalong menjadikan Balangan berpotensi menjadi pusat perdagangan. Meskipun begitu, Bupati Sefek Effendi tidak mau tergantung pada sumber daya alam yang tak bisa diperbarui tersebut.
Potensi sektor perkebunan karet, kelapa sawit dan aren merupakan unggulan Balangan dalam dalam mengembangkan sektor perkebunan. Saat ini luas cadangan areal perkebunan di Kabupaten Balangan mencapai 50.000 hektar. Sebagian lahan telah dimanfaatkan untuk perkebunan rakyat 37.897 hektar, perkebunan besar swasta 2.280 hektar dan perkebunan besar negara 536 hektar. Sisa areal seluas 9.283 hektar ditambah perkebunan rakyat tanaman tua 8.992 hektar. Total areal pengembangan seluas 18.275 hektar, dengan jumlah petani 8.000 orang atau 368 kelompok akan dikembangkan untuk program peremajaan. Program peremajaan dan pengembangan karet, sawit dan aren ini tuntas 2010, dengan target 2006 peremajaan karet terealisasi 100 hektar dengan keperluan bibit 500.000 batang ditambah pembangunan kebun pembibitan seluas 4 hektar. Untuk kelapa sawit, pada 2006 ditarget 350 hektar dengan bibit 52.500 batang. Sedangkan pohon aren rakyat yang selama ini hanya tumbuh secara liar, dilakukan peremajaan seluas 10 hektar dengan keperluan bibit 1.500 batang. Lokasi peremajaan tersebar di kecamatan Awayan, Paringin, Batumandi, Juai, Lampihong dan Halong. Pohon aren perlu diremajakan, karena selama ini mampu menjadi andalan ekonomi para petani penyadap gula aren.
Untuk memacu potensi sumber daya alam –baik yang tidak bisa diperbarui maupun yang dapat diperbarui—Pemerintah Kabupaten Balangan mengalokasikan anggaran yang bersumber dari APBD kabupaten 52,25%, APBN 40,39% dan APBD provinsi 7,36%.
Terutama langkah mengoptimalkan potensi sumber daya alam yang dapat diperbarui (terkhusus karet), Bupati Sefek Effendi menjelaskan, ”Program ini merupakan upaya kami mengembangkan sektor riil ekonomi masyarakat Balangan. Didukung semakin stabilnya harga karet alam seiring kembalinya konsumen ke karet alam, prospek perkebunan karet sangat bagus.”

C.   Memetakan Permasalahan, Bekerja untuk Semua
Kendati potensi SDA di Kabupaten Balangan dapat dikatakan sangat potensial buat menopang denyut perekonomian warganya, tidak berarti Pemerintah Kabupaten tidak menghadapi persoalan dalam menggulirkan kemandirian wilayah pemekaran dari Kabupaten Hulu Sungai Utara ini.
Bupati Sefek Effendi mengungkapkan sejumlah tantangan persoalan yang cepat-cepat harus dicarikan solusinya. “Persoalan pertama adalah dana untuk membangun Kabupaten Balangan ini sangat kecil. Lalu kedua, kualitas sumber daya manusia (SDM), karena kami ini semula hanya kumpulan kecamatan yang menjadi sebuah kabupaten. Untuk itulah, selain memanfaatkan anggaran yang ada waktu itu, kami mesti mencari terobosan-terobosan anggaran melalui APBN, juga mencari tenaga buat mengisi posisi-posisi yang waktu itu masih kosong. Saya minta ke provinsi dan kabupaten-kabupaten sekitar, saya menilai orang-orang bagaimana yang bisa ditempatkan di situ. Saya agak cerewet, karena saya dulu Kepala Dinas PU Kalimantan Selatan, tinggal perintah begini saja sudah selesai. Sementara di sini harus satu per satu, maklum memang mereka belum punya pengalaman ke sana,” papar Sefek Effendi.
Bagaimana terobosan pencarian dana? Bupati Sefek Effendi menuturkan, “Ya, secara bertahap, tidak bisa langsung sekaligus, dari tahun ke tahun, bagi hasil terus meningkat, kita minta proyek untuk dibantu. Sedikit demi sedikit, antara lain sektor pendidikan kami minta ke Diknas waktu itu, pembangunan prasana jalan ke Kementeria PU, juga perbaikan kesehatan ke Kementerian Kesehatan. Alhamdulillah kami mampu berjalan perlahan-lahan. Awal di sini anggaran hanya Rp6 miliar (2004), sekarang sudah di atas Rp700 miliar. Meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini diikuti pula peningkatan produksi tambang, yang secara otomatis hasil dari royalti yang kami peroleh ada peningkatan.”
Lalu persoalan ketersediaan SDM yang relatif minim, Bupati Sefek Effendi mengungkapkan, “Nah, SDM untuk mengisi formasi di pemerintahan kabupaten, ketika itu kami harus mencari-cari, bertanya ke teman-teman, apakah mereka bersedia pindah ke Balangan. Macam-macam pendekatannya, tidak hanya ke warga asli di sini, ada yang memang berasal dari Kalimantan sendiri, ada pula yang dari Jawa, ada lagi dari Batak.”
Setelah melihat dan memahami persoalan yang dihadapi oleh wilayah otonomi baru Kabupaten Balangan, Bupati Sefek Effendi menetapkan sejumlah kebijakan pembangunan agar benar-benar mampu keluar dari semua persoalan yang ada. Kebijakan yang digariskan meliputi:
1. Membangun infrastruktur dan sarana-prasarana umum yang handal yang  ditunjukkan dari meningkatnya kuantitas dan kualitas berbagai infrastruktur dan sarana-prasarana umum.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tercermin dari terpenuhinya hak-hak dasar rakyat. Penekanan  pembangunan ditujukan pada peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan berkualitas; peningkatan akses masyarakat terhadap pelayananan kesehatan berkualitas; pembangunan bidang agama dan sosial budaya; penanggulangan kemiskinan; serta pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
3. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan berkelanjutan. Untuk mewujudkannya, upaya-upaya pembangunan daerah Kabupaten Balangan diarahkan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dari 5,50% pada tahun 2006 hingga 7,00 % pada tahun 2010 dan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Diikuti pula dengan terciptanya lapangan kerja yang  memadai agar mampu mengurangi pengangguran terbuka menjadi kurang dari 5,0 % pada tahun 2010 dan terus menurun pada tahun-tahun selanjutnya. Sasaran ini dicapai dengan melakukan  pembangunan ekonomi kerakyatan melalui sektor pertanian dan usaha mikro, kecil dan menengah, yang didukung penciptaan iklim investasi yang kondusif dan lingkungan usaha yang sehat, termasuk peningkatan investasi dan revitalisasi pertanian dalam arti luas, dan pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian (agroindustri) serta perbaikan iklim ketenaga-kerjaan.
4. Mengurangi kesenjangan pembangunan baik kesenjangan pendapatan masyarakat maupun kesenjangan pembangunan antar-wilayah dengan prioritas pembangunan ditekankan pada pembangunan infrastruktur, sarana-prasarana pelayanan umum, penanggulangan kemiskinan dan pembangunan perkotaan dan pedesaan. Dengan langkah-langkah kebijakan yang sungguh-sungguh, jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 diupayakan menurun sampai kurang dari 15,00 % disertai kesempatan yang luas kepada wakyat untuk menikmati hasil-hasil pembangunan secara adil dan merata.       
5. Memperbaiki kualitas lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam yang didasari prinsip pembangunan berkelanjutan dengan prioritas pembangunan yang ditekankan pada pemanfaatan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan.
6. Membangun kondisi kehidupan yang kondusif. Kebijakan ini terkait dengan pengembangan kehidupan beragama yang kondusif, kehidupan sosial budaya dan pemantapan kondisi keamanan dan ketertiban umum.

D.   Transparansi dan Pengelolaan Anggaran
Dalam mengelola dan memimpin pemerintahan di Kabupaten Balangan, Bupati Sefek Effendi berusaha taat azaz, transparan dan akuntabel. Setiap tahun Pemerintah Kabupaten Balangan mengeluarkan atau menerbitkan laporan kinerja instansi yang dapat diakses dan diketahui oleh berbagai kalangan yang berkepentingan.
Pada sisi akuntabilitas misalkan, Bupati Sefek Effendi menyadari benar bahwa akuntabilitas, sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan yang baik, adalah bentuk pertanggung-jawaban atas mandat yang melekat pada suatu lembaga. Dengan landasan pemikiran tersebut, Pemerintah Kabupaten Balangan secata rutin menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP ini menyajikan capaian indikator kinerja sasaran sebagai hasil pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun anggaran berjalan (termutakhir tahun 2011) yang merupakan pelaksanaan mandat yang diemban oleh Pemerintah Kabupaten Balangan dan juga sebagai pelaksanaan dari Inpres Nomor 7 tahun 1999 yang mengharuskan setiap instansi pemerintah menyusun laporan akuntabilitas. “Selain itu LAKIP ini juga merupakan kebutuhan kami dalam melakukan analisis dan evaluasi kinerja dalam rangka peningkatan kinerja Pemerintah Kabupaten Balangan secara menyeluruh,” jelas Bupati Sefek Effendi.
LAKIP Tahun 2011 menyajikan sejumlah keberhasilan dan (juga) kegagalan yang muncul sebagai konsekuensi logis dalam pelaksanaan berbagai program dan kegiatan pembangunan, yang secara ringkas tingkat capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Balangan dapat diikhtisarkan bahwa 4 (empat) misi berkategori Sangat Berhasil, dan 1 (satu) misi berkategori Kurang Berhasil, sebagai berikut:

No
Misi
Capaian
 ( % )
Kategori Capaian
1
Mewujudkan perekonomian masyarakat yang lebih maju, mandiri dan dinamis berlandaskan ekonomi kerakyatan dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam yang didasari prinsip pembangunan yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.
91,29
Sangat berhasil
2
Mewujudkan infrastruktur yang merata dan berkualitas secara bertahap, sistematis dan berkelanjutan untuk mendukung pengembangan wilayah.
159,37
Sangat berhasil
3
Mewujudkan masyarakat Balangan yang sehat, cerdas, religius, berakhlak mulia dan berbudaya modern berdasarkan iptek dan imtaq dengan tetap memperhatikan kearifan lokal.
108,83
Sangat berhasil
4
Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan profesional.
63,00
Cukup berhasil
5
Mewujudkan keamanan, ketertiban, dan kepastian hukum bagi terwujudnya kondisi kehidupan masyarakat yang kondusif untuk menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan.
99,19
Sangat berhasil

Rata-rata  capaian kinerja
104,34
Sangat berhasil

Dari tabel tersebut terlihat adanya keberhasilan yang ditunjukkan dengan capaian di atas seratus persen, tetapi ada pula yang capaiannya di bawah seratus persen. Hal tersebut tetap akan menjadi catatan bagi segenap jajaran Pemerintah Kabupaten Balangan dalam upaya memperbaiki pelaksanaan kerja di masa yang akan datang.
Secara agak terinci, keberhasilan kinerja Pemerintah Kabupaten Balangan yang disajikan dalam LAKIP 2011 diukur berdasarkan keberhasilan pencapaian sasaran yang ada.
Misi 1: Mewujudkan perekonomian masyarakat yang lebih maju, mandiri dan dinamis berlandaskan ekonomi kerakyatan dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam yang didasari prinsip pembangunan yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.
Sasaran Strategis
1.   Percepatan laju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, diukur capaian kinerjanya melalui 11 indikator dengan capaian kinerja sebagai berikut :
Indikator
Satuan
Target
Dapat direalisasikan
Capaian (%)
1
2
3
4
5
Pertumbuhan  PDRB
%
6,19
n/a
0
PDRB per kapita dengan tambang
Rp
24.771.842
n/a
0
PDRB per kapita tanpa tambang
Rp
8.284.335
n/a
0
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB, dengan tambang
%
0,745
0,34
45,64
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB, tanpa tambang
%
0,256
0,93
363,28
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB, dengan tambang
%
4,44
4,09
92,12
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB, tanpa tambang
%
12,66
0,72
5,69
Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB
%
61,66
63
102,17
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, dengan tambang
%
20,68
41,02
198,36
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, tanpa tambang
%
55,02
64,91
117,98
Kenaikan Nilai Dapat direalisasikan  PMDN
Dalam ribuan
1.594.103
475.550
30

Ket. Data sementara
- Untuk pencapaian indikator pertumbuhan PDRB yang ditargetkan sebesar 6,19 % tidak dapat direalisasikan, karena belum dilaksanakan di Dinas Pertambangan dan Energi.
- Untuk pencapaian indikator PDRB per kapita dengan tambang yang ditargetkan Rp24.771.842, tidak dapat direalisasikan, karena belum dilaksanakan di Dinas Pertambangan dan Energi.
- Untuk pencapaian indikator PDRB per kapita tanpa tambang yang ditargetkan Rp8.284.335, tidak dapat direalisasikan, karena belum dilaksanakan di Dinas Pertambangan dan Energi.
- Untuk pencapaian indikator Kontribusi sektor industri terhadap PDRB, dengan tambang yang ditargetkan 0,745%, dapat direalisasikan 0,34%, dengan capaian 45,64%.
- Pada pencapaian indikator Kontribusi sektor industri terhadap PDRB, tanpa tambang yang ditargetkan 0,256%, dapat direalisasikan 0,93%, dengan capaian 363,28%.
- Untuk pencapaian indikator Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB, dengan tambang yang ditargetkan 4,44%, dapat direalisasikan 4,09%, dengan capaian 92,12%.
- Untuk pencapaian indikator Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB, tanpa tambang yang ditargetkan 12,66%, dapat direalisasikan 0,72%, dengan capaian 5,69%.
- Untuk pencapaian indikator Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB yang ditargetkan 61,66%, dapat direalisasikan 63%, dengan capaian 102,17%.
- Untuk pencapaian indikator Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, dengan tambang yang ditargetkan 20,68%, dapat direalisasikan 41,02%, dengan capaian 198,36%.
- Untuk pencapaian indikator Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, tanpa tambang yang ditargetkan 55,02%, dapat direalisasikan 64,91%, dengan capaian 117,98%.
- Untuk pencapaian indikator Kenaikan Nilai dapat direalisasikan  PMDN yang ditargetkan 1.594.103, dapat direalisasikan 475.550, dengan capaian 30%.
2.   Meningkatnya peranan usaha mikro, kecil dan menengah serta koperasi dalam perkuatan struktur perekonomian daerah, diukur capaian kinerjanya melalui 4 indikator dengan capaia kinerja sebagai berikut :
Indikator
Satuan
Target
Dapat direalisasikan
Capaian (%)
1
2
3
4
5
Koperasi aktif
%
50
46
92
Jumlah Usaha Mikro dan Kecil
unit
2.885
1.437
50
Jumlah BPR
jumlah
1
0
0
LKM
unit
6
n/a
0

Ket. Data sementara
- Untuk pencapaian indikator Koperasi aktif yang ditargetkan sebesar 50% dapat direalisasikan 46%
- Untuk pencapaian indikator Jumlah Usaha Mikro dan Kecil yang ditargetkan 2.885 unit, dapat direalisasikan 1.437 unit, dengan capaian 50%.
- Untuk pencapaian indikator Jumlah BPR yang ditargetkan 1, tidak dapat direalisasikan.
-  Untuk pencapaian indikator LKM yang ditargetkan 6 unit, tidak direalisasikan.
3.  Menurunnya tingkat pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin, diukur capaian kinerjanya melalui 4 indikator dengan capaian kinerja sebagai berikut :
Indikator
Satuan
Target
Dapat direalisasikan
Capaian (%)
1
2
3
4
5
Tingkat Pengangguran Terbuka
%
2,4
2,4
100
Penduduk Miskin
%
6,92
7,74
112

- Untuk pencapaian indikator Tingkat Pengangguran Terbuka yang ditargetkan sebesar 2,4 % dapat direalisasikan 2,4%, dengan capaian 100%. Dari sensus penduduk tahu 2010 diperoleh data jumlah penduduk Balangan = 112.430 jiwa, di mana jumlah penduduk usia produktif (15–64 tahun) sebesar 66.06% atau ≤ 74.271 jiwa.  Sedangkan Tingkat Penggangguran Terbuka (TPT) = 2,4% dari jumlah usia produktif ≤ 1.820 jiwa.
- Untuk pencapaian indikator Penduduk Miskin yang ditargetkan 6,92%, dapat direalisasikan 7,74%, dengan capaian 112%. Dari jumlah penduduk Tahun 2010 = 112.430 jiwa, maka jumlah penduduk miskin 6,92% = 7.780 jiwa
4.   Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat, diukur capaian kinerjanya melalui 5 indikator dengan capaian kinerja sebagai berikut :
Indikator
Satuan
Target
Dapat direalisasikan
Capaian (%)
1
2
3
4
5
Tingkat ketersediaan pangan utama
kg/jiwa
128.291
Na

Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
ton/Ha
4,18
5,1
122
Peningkatan produksi perikanan
%
55,55
93
167
Peningkatan produksi peternakan, dengan tambang
%
6,59
18,64
283
Peningkatan produksi peternakan, tanpa tambang
%
8,39
2,84
34

Ket. Data sementara
- Untuk pencapaian indikator Tingkat ketersediaan pangan utama yang ditargetkan 128.291 kg/jiwa, tidak dapat direalisasikan.
- Untuk pencapaian indikator Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar yang ditargetkan 4,18 ton/ha, dapat direalisasikan 5,1 ton/ha, dengan capaian 122%. Capaian ini tidak terlepas dari adanya program pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) di mana dalam pelaksanaan menggunakan varietas unggul yang memiliki ketahanan terhadap penyakit yang memiliki hasil tinggi, berumur pendek, dan menggunakan pupuk sesuai dengan rekomendasi petugas/kabupaten yang sesuai dengan uji kebutuhan pupuk.
- Untuk pencapaian indikator Peningkatan produksi perikanan yang ditargetkan 55,55%, dapat direalisasikan 93%, dengan capaian 167%. Peningkatan produksi perikanan di Kabupaten Balangan, dikarenakan: Bertambahnya jumlah petani pembudidaya ikan (pokdakan) yang aktif melakukan usaha budidaya dan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani pembudidaya ikan tentang tata cara budidaya ikan yang baik.
- Untuk pencapaian indikator Peningkatan produksi peternakan, dengan tambang yang ditargetkan 6,59%, dapat direalisasikan 18,645, dengan capaian 283%. Produksi meningkat karena tingkat pemotongan tinggi, pemasukan berupa daging tinggi, sehingga produksi daging pun meningkat.
- Untuk pencapaian indikator Peningkatan produksi peternakan, tanpa tambang yang ditargetkan 8,39%, dapat direalisasikan 2,84%, dengan capaian 34%. Produksi telor secara keseluruhan dari tahun 2010 ke 2011 meningkat, namun peningkatan produksi telor tidak sesuai dengan yang ditargetkan dari 8,39% hanya terpenuhi 2,84%, hal ini disebabkan tingginya tingkat kematian pada bulan Agustus akibat pancaroba terjadi wabah penyakit ND dan Snot.
5.   Meningkatnya mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam, diukur capaian kinerjanya melalui 8 indikator dengan capaian kinerja sebagai berikut:
Indikator
Satuan
Target
Dapat direalisasikan
Capaian (%)
1
2
3
4
5
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
ha
2.960
2.521,5
85
Cakupan Penanganan sampah
%
59,5
50
84
Pengendalian Tingkat Pencemaran
%
45
95
211
Ketaatan terhadap RTRW
%
5
3
60
Luas wilayah produktif-pertanian
ha
32.668
34.515
106
Luas wilayah produktif-Kehutanan & Perkebunan
ha
35.480
38.806
109
Produksi karet
kg
28.089
27.410
98
Penurunan lahan kritis
%
43,5
30,76
71

- Untuk pencapaian indikator Rehabilitasi hutan dan lahan kritis yang ditargetkan 2.960 ha, dapat direalisasikan 2.521,5 ha, dengan capaian 85%. tidak dapat direalisasikan  100 %,  disebabkan tidak tersedia bibit untuk penanaman hutan rakyat, akibat gagalnya proses lelang akibat penawaran di atas pagu.
- Untuk pencapaian indikator Cakupan Penanganan sampah yang ditargetkan 59,5%, dapat direalisasikan 50%, dengan capaian 84%,
- Untuk pencapaian indikator Pengendalian Tingkat Pencemaran yang ditargetkan sebesar 45%, dapat direalisasikan 95%, dengan capaian 211%,
- Untuk pencapaian indikator Ketaatan terhadap RTRW yang ditargetkan 5%, dapat direalisasikan 3%, dengan capaian 60%. Kegiatan permukiman hanya menggunakan 3% saja dari total luas lahan yang dimiliki oleh Kabupaten Balangan
- Untuk pencapaian indikator Luas wilayah produktif-pertanian yang ditargetkan 32.668 ha, dapat direalisasikan 34.515 ha, dengan capaian 106%. Adanya program perluasan cetak sawah dan optimasi lahan dari lahan tidur menjadi lahan produktif.
- Untuk pencapaian indikator Luas wilayah produktif-Kehutanan & Perkebunan yang ditargetkan 35.480 ha, dapat direalisasikan 38.806 ha, dengan capaian 109%, karena kemampuan swadaya masyarakat untuk menanam karet cukup tinggi.
- Untuk pencapaian indikator Produksi karet yang ditargetkan 28.089 kg dapat direalisasikan 27.410 kg, dengan capaian 98%, lantaran sebagian petani karet menunda penyadapan.
- Untuk pencapaian indikator Penurunan lahan kritis yang ditargetkan 43,5% dapat direalisasikan 30,76%, dengan capaian 71%, karena untuk menanami lahan  kritis perlu dana.

Misi 2: Mewujudkan infrastruktur yang merata dan berkualitas secara bertahap, sistematis dan berkelanjutan untuk mendukung pengembangan wilayah.
Sasaran Strategis
1.   Meningkatnya kapasitas dan kualitas prasarana transportasi, diukur capaian kinerjanya melalui 10 indikator dengan capaian kinerja, yakni Jaringan jalan dalam kondisi baik, Jembatan dalam kondisi baik, Panjang jalan yang ditingkatkan kapasitasnya /pelebaran, Panjang jalan kabupaten yang dibangun per tahun, Cakupan panjang jalan yang dipelihara, Panjang jembatan yang dibangun, Terminal dalam kondisi baik        , Pembangunan terminal baru, Peningkatan Operasional Balai Pengujian Kendaraan bermotor, Ketersediaan fasilitas penunjang lalu lintas.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Jaringan jalan dalam kondisi baik (%), yang ditargetkan 59,72%, dapat  direalisasikan 57,69%, dengan capaian 97%.
- Pencapaian Indikator kinerja Jembatan dalam kondisi baik (%), yang ditargetkan 30,61%, dapat direalisasikan  27,38%, dengan capaian 89%.
- Pencapaian Indikator kinerja Panjang jalan yang ditingkatkan kapasitasnya /pelebaran (km), yang ditargetkan 60,99%, dapat direalisasikan 67,72%, dengan capaian 111%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Panjang jalan kabupaten yang dibangun per tahun  (km), yang ditargetkan 3, tidak dapat direalisasikan .
- Pencapaian Indikator kinerja Cakupan panjang jalan yang dipelihara (%), yang ditargetkan 70,15%, dapat direalisasikan 68,35%, dengan capaian 97%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Panjang jembatan yang dibangun (meter), yang ditargetkan 1.205 meter, dapat direalisasikan 1205 meter, dengan capaian 100%
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Terminal dalam kondisi baik (%), yang ditargetkan 70%, dapat direalisasikan 100%, dengan capaian 143%. Kegiatan untuk prasarana transportasi dalam bentuk pemeliharaan terminal dan jumlah pegawai yang menjaga retribusi terpenuhi secara maksimal. 
- Pencapaian Indikator kinerja Pembangunan Terminal baru (%), yang ditargetkan 20%, dapat direalisasikan 83%, dengan capaian 415%. Kegiatan untuk Pembuatan Terminal Baru sudah berjalan sesuai perencanaan. Terminal ini rencananya akan dibuat dengan jenis terminal tipe B.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Peningkatan Operasional Balai Pengujian Kendaraan bermotor  (%), yang ditargetkan 75%, dapat direalisasikan 94%, dengan capaian 125%. Kegiatan untuk Peningkatan Operasioanal Balai Pengujian Kendaraan Bermotor sudah mulai berjalan. Salah satu Penguji Kendaraan Bermotor Dishubkominfo Kabupaten Balangan telah meraih penghargaan sebagai Penguji Teladan Tingkat Nasional.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Ketersediaan fasilitas penunjang lalu lintas (%), yang ditargetkan 60%, dapat direalisasikan 58%, dengan capaian 97%. Kegiatan untuk penyediaan fasilitas penunjang lalu lintas terdapat beberapa kendala yang belum dapat diatasi oleh Dishubkominfo Kabupaten Balangan, seperti tidak adanya inventarisasi jalan di Kabupaten Balangan.

2.    Meningkatnya pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian pada lahan irigasi dan pemenuhan kebutuhan air baku untuk air bersih, diukur capaian kinerjanya melalui 4 indikator dengan capaian kinerja yang meliputi Jaringan irigasi dalam kondisi baik, Panjang jaringan irigasi yang dibangun, Panjang talud/tanggul/JUT yang dibangun, dan Panjang jalan inspeksi yang dibangun.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Jaringan irigasi dalam kondisi baik (%), yang ditargetkan 40%, dapat direalisasikan  84,38%, dengan capaian 211%.
- Pencapaian Indikator kinerja Panjang jaringan irigasi yang dibangun (meter), yang ditargetkan 103.761 meter, dapat direalisasikan  105.115 meter, dengan capaian 101%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Panjang talud/tanggul/JUT yang dibangun (meter), yang ditargetkan 8.000 meter, dapat direalisasikan  8.000 meter, dengan capaian 100%
- Pencapaian Indikator kinerja Panjang jalan inspeksi yang dibangun (meter), yang ditargetkan 5.800 meter, dapat direalisasikan  5.850 meter, dengan capaian 101%.

3.   Tersedianya prasarana dan sarana perumahan & permukiman, serta perkantoran, diukur capaian kinerjanya melalui 4 indikator dengan capaian kinerja, masing-masing Pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat, Akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, Jalan lingkungan yang dibangun, dan Gedung perkantoran yang dibangun.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat (%), yang ditargetkan 40%, dapat direalisasikan  64%, dengan capaian 160%.
- Pencapaian Indikator kinerja Akses masyarakat terhadap sanitasi dasar (%), yang ditargetkan 25%, dapat direalisasikan  100%, dengan capaian 400%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Jalan lingkungan yang dibangun (%),yang ditargetkan 30%, dapat direalisasikan  93%, dengan capaian 310%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Gedung perkantoran yang dibangun (dalam kondisi baik) (%), yang ditargetkan 45%, dapat direalisasikan  95%, dengan capaian 211%.
Misi 3: Mewujudkan masyarakat Balangan yang sehat, cerdas, religius, berakhlak mulia dan berbudaya modern berdasarkan iptek dan imtaq dengan tetap memperhatikan kearifan lokal.
Sasaran Strategis
1.   Meningkatnya kualitas dan aksessibilitas pelayanan kesehatan, diukur capaian kinerjanya melalui sejumlah indikator dengan capaian kinerja sebagai berikut : Angka harapan hidup, Menurunnya angka kematian ibu melahirkan, Menurunnya angka kematian bayi, Menurunnya prevalensi gizi kurang, Menurunnya prevalensi gizi buruk pada anak balita, Jumlah Bidan, Jumlah Poskesdes, dan Tingkat kesadaran masyarakat terhadap penggunaan air minum dan sanitasi dasar.
 - Untuk pencapaian Indikator kinerja Angka harapan hidup, yang ditargetkan 68, dapat direalisasikan  61,73, dengan capaian 91%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Menurunnya angka kematian ibu melahirkan (per 100.000), yang ditargetkan 230, dapat direalisasikan  233,9, dengan capaian 102%. Jumlah kematian ibu melahirkan pada tahun 2011 sejumlah 6 orang /2573 kelahiran atau 233/100.000 kelahiran hidup artinya setiap 100.000 kelahiran terdapat kasus Eklamsi, pendarahan dan lain-lain (Dugaan gangguan ginjal, asma) ini masih lebih tinggi daripada target MDG’s tahun 2015 yaitu 102/100.000 kelahiran hidup.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Menurunnya angka kematian bayi (per 1.000 kelahiran), yang ditargetkan 24, dapat direalisasikan  18,6, dengan capaian 78%. Angka kematian Perinatal/Neonatal dan bayi/IMR (Infant Maternity Rate) adalah 48 bayi dibagi 2,573 kelahiran dan dikalikan seribu sehingga didapatkan 18,6/1.000 kelahiran hidup artinya setiap 1.000 kelahiran hidup terdapat kasus kematian sebanyak 18,6 jiwa meningkat dari tahun 2010 yaitu 17/1.000 kelahiran hidup.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Menurunnya prevalensi gizi kurang, yang ditargetkan 4, dapat direalisasikan 3,6, dengan capaian 90%. Balita dengan gizi kurang sebanyak 359 balita dari jumlah bayi yang ada sebanyak 9.794. menurut perhitungan jumlah BGM dibagi jumlah bayi dikalikan 100% maka diperoleh angka 3,59%. Persentase ini masih normal/baik karena berada di bawah standar yaitu menurunnya Prevalensi gizi kurang adalah kurang dari 15%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Menurunnya prevalensi gizi buruk pada anak balita, yang ditargetkan 0,01, dapat direalisasikan  0,01, dengan capaian 100%. Untuk Target penderita gizi buruk yang dilayani adalah 100%, artinya seluruh penderita gizi buruk yang ada harus dilayani sedangkan jumlah balita dengan gizi buruk pada tahun 2011 tidak ditemukan sehingga persentase penderita gizi buruk yang dilayani adalah 100%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Jumlah Bidan (orang), yang ditargetkan 97, dapat direalisasikan 108, dengan capaian 111%. Jumlah bidan pada tahun 2011 sebanyak 108 orang ini melebihi target yakni 97 orang hal ini dikarenakan bidan tersebut tidak seluruhnya merupakan bidan desa.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Jumlah Poskesdes (unit), yang ditargetkan 98, dapat direalisasikan 54, dengan capaian 55%. Jumlah Poskesdes pada tahun 2011 sebanyak 54 Unit sedangkan target yakni 98 unit sehingga persentase masih 55%. Direncanakan ke depan terus dilakukan pembangunan Poskesdes sampai jumlah target terpenuhi.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Tingkat kesadaran masyarakat terhadap penggunaan air minum dan sanitasi dasar (%)/(persentase penduduk yang ber-PHBS), yang ditargetkan 42,8%, dapat direalisasikan  41,52%, dengan capaian 97%. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap penggunaan air minum dan sanitasi dasar (%)/(persentase penduduk yang ber-PHBS) ditargetkan 42,8%. Sedangkan realisasi adalah 41,52% sehingga persentasenya pencapaiannya 97%. 

2.   Meningkatnya  mutu pendidikan dan aksessibilitas masyarakat terhadap pelayanan pendidikan, capaian kinerjanya sebagai berikut:
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Angka rata-rata lama sekolah SD, yang ditargetkan 6,22%, dapat direalisasikan  6,19%, dengan capaian 99,52%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Angka rata-rata lama sekolah SMP, yang ditargetkan 2,96%, dapat direalisasikan  3,01%, dengan capaian 101,69%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Angka rata-rata lama sekolah SMA/SMK, yang ditargetkan 3,02%, dapat direalisasikan  3,01%, dengan capaian 99,67%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja APK PAUD/TK Sederajat, yang ditargetkan 38,58%, dapat direalisasikan  34,52%, dengan capaian 89,48%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja APK SD/sederajat, yang ditargetkan 100%, dapat direalisasikan  102,80%, dengan capaian 102,80%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja APK SMP/MTs, yang ditargetkan 86,83%, dapat direalisasikan  93,63%, dengan capaian 107,83%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja APK SMA/SMK/MA, yang ditargetkan 61,04, dapat direalisasikan  56,00, dengan capaian 91,74%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja APM SD/sederajat, yang ditargetkan 90%, dapat direalisasikan  95,88%, dengan capaian 106,53%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja APM SMP/sederajat, yang ditargetkan 78,79%, dapat direalisasikan  76,26%, dengan capaian 96,79%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja APM SMA/SMK/sederajat, yang ditargetkan 60%, dapat direalisasikan  56,29%, dengan capaian 93,82%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Angka Kelulusan SD sederajat, yang ditargetkan 99%, dapat direalisasikan  100%, dengan capaian 101,01%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Angka Kelulusan SMP sederajat, yang ditargetkan 89,00%, dapat direalisasikan  100%, dengan capaian 112,36%
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Angka Kelulusan SMA/SMK sederajat, yang ditargetkan 60%, dapat direalisasikan  99,49%, dengan capaian 165,82%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV (%) TK, yang ditargetkan 20%, dapat direalisasikan  19%, dengan capaian 95%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV (%) SD, yang ditargetkan 70%, dapat direalisasikan  79,18%, dengan capaian 113,11%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV (%) SMP, yang ditargetkan 80%, dapat direalisasikan  95%, dengan capaian 118,75%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV (%) SMA/SMK, yang ditargetkan 90%, dapat direalisasikan  98%, dengan capaian 108,89%

3.   Meningkatnya kualitas hidup dan peran perempuan terutama di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi termasuk akses terhadap penguasaan sumber daya, dan politik, dengan capaian kinerja sebagai berikut :
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (%), yang ditargetkan 80%, dapat direalisasikan  89,2%, dengan capaian 111,5%.
- Untuk pencapaian indikator kinerja Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal/cakupan K4 (%), yang ditargetkan 80%, dapat direalisasikan  71,1%, dengan capaian 88,88%.
- Indikator kinerja Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun ke atas, yang ditargetkan 60%, dapat direalisasikan  50,55%, dengan capaian 84,25%.
- Untuk pencapaian indikator kinerja Partisipasi angkatan kerja perempuan (jlh), yang ditargetkan 2.758, dapat direalisasikan  1.869, dengan capaian 67,76%,
- Untuk pencapaian indikator kinerja Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah (jlh), yang ditargetkan 1.869, dapat direalisasikan 1.615, dengan capaian 86,41%,

4.   Terwujudnya kehidupan sosial yang harmonis, rukun dan damai di kalangan umat beragama, dengan pencapaian kinerja sebagai berikut: - Untuk pencapaian indikator kinerja rasio sarana ibadah (per 10.000 penduduk), yang ditargetkan 3,99, tidak direalisasikan .
5.   Meningkatnya upaya pelestarian dan pengembangan budaya lokal, dengan pencapaian kinerja sebagai berikut:
- Untuk pencapaian indikator kinerja Jumlah group kesenian, yang ditargetkan 6, dapat direalisasikan  20, dengan capaian 333%.
- Untuk pencapaian indikator kinerja Jumlah peristiwa budaya, yang ditargetkan 3, dapat direalisasikan  8, dengan capaian 267%.
- Untuk pencapaian indikator kinerja Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan, yang ditargetkan 3, dapat direalisasikan  4, dengan capaian 133%.

Misi 4: Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan profesional.
Sasaran Strategis
1.    Meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah daerah, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
- Untuk pencapaian indikator kinerja Tersedianya sistem pengaduan masyarakat yang efektif (%), yang ditargetkan 100%, tidak dapat direalisasikan. Selama tahun 2011 sampai saat ini belum ada pengaduan masyarakat tentang pelayanan Administrasi Kependudukan yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil baik melalui Surat Pengaduan/media massa. Namun ada saran-saran yang disampaikan secara lisan oleh masyarakat untuk perbaikan pelayanan, misalnya: meminta untuk dibuatkan leaflet/poster kependudukan untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang administrasi kependudukan dan ini telah ditindak-lanjuti dengan pencetakan poster pada tahun 2011.
- Untuk pencapaian indikator kinerja Temuan yang ditindak-lanjuti (%), yang ditargetkan 100%, dapat direalisasikan  97%, dengan capaian 97%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Jumlah LHP, yang ditargetkan 128%, dapat direalisasikan  128%, dengan capaian 100%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Penerapan SAKIP (Renstra, Renja, penilaian kinerja, kontrak kinerja, pengendalian, dan lain-lain) %, yang ditargetkan 100%, dapat direalisasikan  50%, dengan capaian 50%, Belum sempurnanya pembuatan LAKIP, kontrak kerja, pengendalian dan lain-lain, karena kurangnya pemahaman SDM aparatur.

2.   Meningkatnya kualitas pelayanan kepada masyarakat, dengan pencapaiaan kinerja sebagai berikut :
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Jenis pelayanan yang dilakukan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat. Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan administrasi kependudukan yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil belum dilaksanakan. Rencananya akan dilaksanakan setelah program e-KTP diterapkan di Kabupaten Balangan.

3.    Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumberdaya aparatur pemerintah daerah, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
- Untuk pencapaian Indikator kinerja SKPD yang telah memiliki dan menerapkan SOP, yang ditargetkan 10 SKPD, dapat direalisasikan  12 SKPD, dengan capaian 120%. Dari 38 SKPD yang menyusun SOP ada 12 SKPD yang mennyusun, masih ada 26 SKPD yang belum menyusun karena masih kurangnya SDM aparatur yang memahami tentang SOP.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Aparatur yang telah mengikuti Diklat sesuai dengan persyaratan jabatan dan pemenuhan kebutuhan profesionalitas (%), yang ditargetkan 73%, dapat direalisasikan  73%, dengan capaian 100%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Aparatur bidang jasa konstruksi yang kompeten (%), yang ditargetkan 40%, dapat direalisasikan  40%, dengan capaian 100%.

4.    Meningkatnya layanan informasi dan komunikasi, dengan capaiaan kinerja sebagai berikut :
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Penyediaan jaringan ICT (%), yang ditargetkan 20%, tidak terdapat direalisasikan .

Misi 5: Mewujudkan keamanan, ketertiban, dan kepastian hukum bagi terwujudnya kondisi kehidupan masyarakat yang kondusif untuk menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan.
Sasaran Strategis
1.    Menurunnya kejadian kriminal (criminal index) dan meningkatnya penuntasan kejahatan (clearance rate), dengan pencapaian kinerja sebagai berikut :
 - Untuk pencapaian Indikator kinerja Tindak kriminalitas yang tertangani (%), yang ditargetkan 100%, dapat direalisasikan  100%, dengan capaian 100%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Penyelesaian pelanggaran hukum sesuai dengan norma-norma hukum yang berlaku (%), yang ditargetkan 100%, dapat direalisasikan  100%, dengan capaian 100%.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Jumlah Polisi Pamong Praja (personil), yang ditargetkan 62, dapat direalisasikan  60, dengan capaian 97%. Karena tidak penerimaan CPNS tahun 2011, akibatnya tidak tercapai target 62 personil.
- Untuk pencapaian Indikator kinerja Jumlah Linmas per desa (orang), yang ditargetkan 7, dapat direalisasikan  7, dengan demikan capaian 100%.
Apa yang telah digapai oleh Bupati Sefek Effendi bersama segenap jajaran aparatur Kabupaten Balangan cukup menggembirakan. Berkat berbagai pencapaian tersebut, Pemerintah Kabupaten Balangan sempat memperoleh sejumlah apreasiasi dan penghargaan. Antara lain sebagai nominator Innovative Government Award 2012, Otonomi Award Bidang Lingkungan Hidup (2012), Penghargaan Amal Bhakti Bidang Pendidikan dan Keagamaan (2012), Satya Lencana Bidang Koperasi & UKM dari Presiden RI (2012), Satya Lencana Wirakarya dari Menteri Dalam Negeri (2012), dan Penghargaan Tanaman Pangan dari Presiden RI. Satu hal yang juga membanggakan, tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Balangan dihadiahi predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (Bepeka). ***

No comments:

Post a Comment