Sedikitnya seratusan Bidan PNS yang membuka praktek
persalinan swasta di kecamatan maupun gampong dalam wilayah Kabupaten Aceh
Utara, dilaporkan belum menerima dana Jampersal hingga delapan bulan.
Ironisnya, dana sebanyak Rp 7 miliar (APBN) yang
diperuntukkan bagi mereka justru telah
ditransfer pada tahun anggaran 2012 lalu ke rekening Dinkes Aceh Utara.
Kendati demikian, hingga memasuki kwartal kedua
tahun anggaran 2013 dana yang sangat dibutuhkan oleh bidan –setelah membuka
praktek tersebar di 27 kecamatan atau 852 gampong dalam Kabupaten Aceh Utara
belum menikmatinya.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Nurdin kepada
Rakyat Aceh (Grup JPNN), Kamis (28/3),
mengakui dana tersebut telah masuk ke rekening instansinya.
“Kita sudah salurkan sesuai dengan dana yang ada.
Sedangkan yang tidak cukup sudah dilaporkan ke Departemen Kesehatan. Sementara
untuk anggaran 2013 ini, belum masuk dananya,” kata mantan Direktur Akkes &
Akbid Acut ini.
Hal senada disampaikan Kabid Pelayanan Kesehatan
Dinkes Aceh Utara, dr Machroza secara terpisah menjawab Rakyat Aceh. Kata
dia, uang sebanyak Rp 7 miliar yang
diperuntukkan kepada bidan dimaksud telah masuk ke Dinkes.
“Dana yang dikucur pusat kepada kita sudah kita
berikan kepada semua puskesmas. Namun dana tersebut tidak mencukupi karena
banyaknya tagihan yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya,” ujar Machroza.
Lebih lanjut dijelaskan, pihaknya sudah meminta
pusat agar kekurangan sisa dana bisa dibayar pada kucuran dana tahun 2013 ini.
“Kita minta tambahan Rp 2 miliar lagi,”
jawabnya ketika disinggung besar dana yang kurang.
Sekedar mengingatkan, seorang bidan PNS yang
memilki izin membuka praktek swasta menerima pasien bersalin akan memperoleh
bantuan dana Jampersal Rp 500 ribu/ persalinan.
Asumsi bila dana yang telah diplot pusat mencapai
Rp 7 miliar masih tidak cukup untuk membiayainya, tentu saja angka kelahiran di
Aceh Utara, cukup tinggi.
Kenapa tidak - Dana Rp 7 miliar dibagi Rp 500 ribu
untuk sekali menerima persalinan maka jumlah angka kelahiran setahun di Aceh
Utara, mencapai 14.000 jiwa.
Nah, apalagi pihak Dinkes mengakui kalau dana masih
mengalami kekurangan mencapai Rp 2 miliar. Tentu saja prediksi kelahiran di
kabupaten berpenduduk mencapai 560 ribu jiwa ini, menduduki angka kelahiran setahun
sebanyak 18 ribu jiwa.
Namun, di akhir konfirmasi dr Machrozi memberi
angka kelahiran tahun 2012 lalu untuk Aceh Utara, sebanyak 10.611 jiwa. Berarti
lebih donk uangnya.
No comments:
Post a Comment