Tuesday, May 21, 2013

Buruh Gendong di Yogya Curhat ke Rieke soal Jamkesmas


Buruh Gendong di Yogya Curhat ke Rieke soal Jamkesmas Kompas.com/ Yustinus Wijaya Kusuma Rieke Dyah Pitaloka, anggota Komisi IX DPR RI, saat berdialog dengan buruh gendong perempuan di pasar Giwangan kota Yogyakarta.

 Pekerja buruh gendong perempuan di Pasar Giwangan, Kota Yogyakarta, mencurahkan isi hatinya kepada Rieke Dyah Pitaloka, anggota Komisi IX DPR RI, soal jaminan kesehatan yang sampai hari ini, Senin (20/5/2013) belum mereka dapatkan. Acara dialog yang dimulai sekitar pukul 11.30 ini diikuti sekitar 60-an pekerja buruh gendong perempuan.
"Ini sebenarnya acara pertemuan bulanan para anggota buruh gendong di Pasar Giwangan, kebetulan Mbak Rieke datang dan mau menyempatkan diri berdialog dengan kami," terang Umi Asih, pendamping buruh gendong dari yayasan Anisa Suwasti.
Umi menegaskan bahwa acara ini tidak ada kaitannya dengan kampanye partai, tetapi lebih pada dialog antara Rieke sebagai anggota DPR RI dan aktivis yang konsisten memperjuangkan kaum perempuan dengan pekerja buruh gendong.
"Kami ingin apa yang menjadi keluh kesah pekerja buruh gendong bisa sampai di pejabat pemerintah lewat Mbak Rieke," tegasnya.
Dalam pertemuan itu, kebanyakan buruh menanyakan program Jaminan Kesehatan Masyarakat yang sampai sejauh ini belum mereka rasakan. Sri Hartini, pekerja buruh gendong perempuan asal Boyolali, mengungkapkan bahwa selama 22 tahun bekerja menjadi buruh gendong, dia tidak pernah mendapatkan kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat. Padahal, tetangga di kampung halamannya sudah mendapatkan kartu tersebut.
"Sekali menggendong saya hanya mendapat Rp 2.000. Untuk biaya hidup saja kurang, apalagi untuk berobat. Saya pernah meminta lewat pemerintah desa, namun sampai saat ini belum juga ada kejelasan," tandasnya.
Ia berharap lewat berdialog dengan Rieke Dyah Pitaloka yang merupakan anggota Komisi IX DPR RI, keluh kesah dirinya dapat disampaikan ke pemerintah dan segera mendapat solusinya.
"Pemerintah punya program untuk rakyat miskin, namun program itu tidak pernah kami rasakan," katanya.

www.kompas.com

No comments:

Post a Comment