PT Taspen (Persero)
memproyeksikan pelayanan yang lebih cepat kepada para pensiunan pegawai
negeri sipil (PNS).
Dengan demikian, para pensiunan yang rata-rata sudah lanjut usia
tidak harus repot-repot dan bersusah payah dalam pengurusan haknya.
"Mimpi saya ke depan pelayanan lebih cepat, orang tidak perlu datang bolak balik isi formulir yang banyak. Untuk itu tahun ini Taspen akan mengeluarkan ini semacam smart card sehingga orang lebih mudah bila berhubungan dengan Taspen," kata Dirut Taspen Iqbal Latanro di Jakarta, Senin (6/5/2013).
Dia mengatakan hal itu seusai serah terima jabatan Dirut Taspen dari pejabat lama Agus Haryanto kepada dirinya. Iqbal sebelumnya adalah Dirut PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, sedangkan Agus saat ini memasuki masa purna tugas.
Dijelas Iqbal, dalam smart card itu nantinya dana PNS yang bersangkutan sudah lengkap sehingga bila mereka pensiun langsung bisa mengetahui hak dan kewajibannya.
"Jadi seluruh data PNS sudah ada dalam kartu sehingga kalau sudah pensiun tidak perlu lagi menunggu proses yang berbelit- belit. Bila dia ada ketimpa kedukaan maka dia dapat melampirkan surat surat duka dan prosesnya pencaiannya juga lebih cepat," kata Iqbal.
Dikatakan, bila para pensuinan tersebut telah memasuki usia 70 tahun, maka pensiunan tersebut tidak perlu datang ke kantor Taspen, karena Taspen akan mendatanginya ke rumah-rumah.
"Kalau dia usia 70 tahun, maka Taspen akan melakukan jemput bola, dia tidak perlu datang ke Taspen maka kami yang datangi," ujarnya.
Iqbal menambahkan, pihaknya segera akan melakukan office chaneling kepada 46 bank mitra Taspen untuk klarifikasi data.
"Office chaneling bertujuan agar para pensiuan ini tidak perlu datang ke Jakarta hanya untuk mengklarifikasi data. Mereka bisa melakukan pengecekan data apakah benar pensiunan ini telah meninggal dunia atau sudah terima Taspen," urainya.
Hingga saat ini peserta Taspen mencapai 6,9 juta orang dengan dana yang dikelola mencapai Rp 100 triliun. Rinciannya untuk tunjangan hari tua (THT) sebesar Rp 45 triliun dan Rp 55 triliun dana pensiun.
Direktur Keuangan Taspen, Tri Lestari menambahkan, sampai Maret 2013, Taspen berhasil membukukan hasil investasi hingga Rp2,03 triliun.
Ditargetkan hasil investasi tahun ini secara konsolidasi bisa mencapai Rp 4,6. Triliun. "Per Maret hasil investasi Rp 2,03 triliun berasal dari tunjangan hari tua Rp 1,1 triliun dan sisanya dana pensiun,” katanya.
Dengan hasil investasi tersebut, tahun ini pihaknya berharap bisa meningkatkan laba menjadi Rp 626 miliar atau tumbuh 26% dibanding tahun sebelumnya Rp 443 miliar.
"Labanya memang tergolong keci bila dilihat dari hasil investasi, karena selama ini dialokasikan dan diakumulasikan kepada program dana pensiun sebesar Rp 3,5 triliun,” ujarnya.
Menyinggung tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang akan didirikan pada tahun 2014, Iqbal mengaku siap untuk dilebur. Karena, tujuan penggabungan ini agar terdapat peningkatan jaminan sosial bagi para pekerja di Indonesia.
"Jika peleburan tersebut dapat meningkatkan pelayanan jaminan sosial, maka Taspen siap melakukan itu. Memang nantinya akan masuk ke sana (BPJS), karena itu Taspen tentu harus ada persiapan, kan untuk peningkatan jaminan sosial," katanya.
Meski demikian, dia meyakinkan akan terus melakukan amanat pemerintah dan ide-ide yang akan dikembangkan untuk Taspen ke depan.
"Jangan lupa pemerintah punya ide memberikan lump sum itu kan bagian yang harus dikaji oleh Taspen," ujar Iqbal.
Menurut dia, sebagai BUMN kepentingan pemerintah sebagai pemberi kerja harus diutamakan.
"Tentu kami akan membuat program dan melaksanakannya dengan Good Corporate Govermance (GCG) yang baik," tutur Iqbal..
Ditegaskan, dengan GCG yang baik, maka Taspen akan mempunyai nilai value added dari dana nasabah dengan baik juga.
"Kemudian dari kepentingan peserta, ada beberapa hal yang mau kita lakukan, yang pertama adalah kita mencoba layanan yang lebih baik," paparnya.
www.pikiran-rakyat.com
"Mimpi saya ke depan pelayanan lebih cepat, orang tidak perlu datang bolak balik isi formulir yang banyak. Untuk itu tahun ini Taspen akan mengeluarkan ini semacam smart card sehingga orang lebih mudah bila berhubungan dengan Taspen," kata Dirut Taspen Iqbal Latanro di Jakarta, Senin (6/5/2013).
Dia mengatakan hal itu seusai serah terima jabatan Dirut Taspen dari pejabat lama Agus Haryanto kepada dirinya. Iqbal sebelumnya adalah Dirut PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, sedangkan Agus saat ini memasuki masa purna tugas.
Dijelas Iqbal, dalam smart card itu nantinya dana PNS yang bersangkutan sudah lengkap sehingga bila mereka pensiun langsung bisa mengetahui hak dan kewajibannya.
"Jadi seluruh data PNS sudah ada dalam kartu sehingga kalau sudah pensiun tidak perlu lagi menunggu proses yang berbelit- belit. Bila dia ada ketimpa kedukaan maka dia dapat melampirkan surat surat duka dan prosesnya pencaiannya juga lebih cepat," kata Iqbal.
Dikatakan, bila para pensuinan tersebut telah memasuki usia 70 tahun, maka pensiunan tersebut tidak perlu datang ke kantor Taspen, karena Taspen akan mendatanginya ke rumah-rumah.
"Kalau dia usia 70 tahun, maka Taspen akan melakukan jemput bola, dia tidak perlu datang ke Taspen maka kami yang datangi," ujarnya.
Iqbal menambahkan, pihaknya segera akan melakukan office chaneling kepada 46 bank mitra Taspen untuk klarifikasi data.
"Office chaneling bertujuan agar para pensiuan ini tidak perlu datang ke Jakarta hanya untuk mengklarifikasi data. Mereka bisa melakukan pengecekan data apakah benar pensiunan ini telah meninggal dunia atau sudah terima Taspen," urainya.
Hingga saat ini peserta Taspen mencapai 6,9 juta orang dengan dana yang dikelola mencapai Rp 100 triliun. Rinciannya untuk tunjangan hari tua (THT) sebesar Rp 45 triliun dan Rp 55 triliun dana pensiun.
Direktur Keuangan Taspen, Tri Lestari menambahkan, sampai Maret 2013, Taspen berhasil membukukan hasil investasi hingga Rp2,03 triliun.
Ditargetkan hasil investasi tahun ini secara konsolidasi bisa mencapai Rp 4,6. Triliun. "Per Maret hasil investasi Rp 2,03 triliun berasal dari tunjangan hari tua Rp 1,1 triliun dan sisanya dana pensiun,” katanya.
Dengan hasil investasi tersebut, tahun ini pihaknya berharap bisa meningkatkan laba menjadi Rp 626 miliar atau tumbuh 26% dibanding tahun sebelumnya Rp 443 miliar.
"Labanya memang tergolong keci bila dilihat dari hasil investasi, karena selama ini dialokasikan dan diakumulasikan kepada program dana pensiun sebesar Rp 3,5 triliun,” ujarnya.
Menyinggung tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang akan didirikan pada tahun 2014, Iqbal mengaku siap untuk dilebur. Karena, tujuan penggabungan ini agar terdapat peningkatan jaminan sosial bagi para pekerja di Indonesia.
"Jika peleburan tersebut dapat meningkatkan pelayanan jaminan sosial, maka Taspen siap melakukan itu. Memang nantinya akan masuk ke sana (BPJS), karena itu Taspen tentu harus ada persiapan, kan untuk peningkatan jaminan sosial," katanya.
Meski demikian, dia meyakinkan akan terus melakukan amanat pemerintah dan ide-ide yang akan dikembangkan untuk Taspen ke depan.
"Jangan lupa pemerintah punya ide memberikan lump sum itu kan bagian yang harus dikaji oleh Taspen," ujar Iqbal.
Menurut dia, sebagai BUMN kepentingan pemerintah sebagai pemberi kerja harus diutamakan.
"Tentu kami akan membuat program dan melaksanakannya dengan Good Corporate Govermance (GCG) yang baik," tutur Iqbal..
Ditegaskan, dengan GCG yang baik, maka Taspen akan mempunyai nilai value added dari dana nasabah dengan baik juga.
"Kemudian dari kepentingan peserta, ada beberapa hal yang mau kita lakukan, yang pertama adalah kita mencoba layanan yang lebih baik," paparnya.
www.pikiran-rakyat.com
No comments:
Post a Comment