Saturday, September 21, 2013

BPJS Ketenagakerjaan Tetap Fokus Berikan Manfaat

PT Jamsostek (Persero) berpandangan akan tetap fokus memberi manfaat kepada peserta setelah nanti bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Hal ini juga berdasarkan apa yang terjadi (best parctice) di negara-negara maju.

"Jadi Jamsostek meminta agar pemerintah mempertahankan skema pengelolaan investasi yang berlaku saat ini, untuk tetap memberikan manfaat optimal bagi peserta," kata Dirut PT Jamsostek (Persero) Elvyn G. Masassya dalam Forum Konsolidasi BPJS ke-4 PT Askes (Persero)- PT Jamsostek (Persero), di Denpasar, Bali, Selasa (17/9/2013).

Menurut dia, selama ini Jamsostek telah memberikan imbal hasil sebesar dua digit. "Kami berharap minimal tetap dapat melakukan investasi dalam penyertaan saham, deposito, obligasi dan penyertaan langsung properti," ujarnya.

Menurut Elvyn, hal itu merupakan praktik terbaik (best practice) yang dilakukan BPJS di sejumlah negara maju. Seperti di Singapura dan Malaysia, bisa melakukan investasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan melalui sejumlah portofolio investasi.

Selain manfaat tersebut, pihaknya juga berharap agar program Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta (DPKP) yang selama ini ada di Jamsostek tetap dipertahankan dan harus dikembangkan. Hal itu juga untuk memberi tambahan manfaat kepada para peserta.

Elvyn berpesan kepada Askes yang akan bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan untuk menarik masuk 40 juta pekerja masuk dalam program kesehatan Askes. "Kan tidak semua otomatis jadi peserta, makanya mereka harus di-attract (diberi daya tarik), sehingga mereka nantinya juga dapat uang muka perumahan, dll," ujarnya.

Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Chazali Situmorang menegaskan,
Jamsostek dan Askes setelah menjadi BPJS masih boleh melakukan investasi, baik jangka pendek atau jangka panjang.

Namun demikian, investasi itu harus memperhatikan solvabilitas, dan dengan dasar kehati-hatian. "Bukan boleh gak boleh, tapi investasi itu adalah tugas dia," kata Chazali.

Dirut PT Askes (Persero) Fahmi Idris mengatakan, pertemuan konsolidasi antara Askes dengan Jamsostek dan pemangku kepentingan lainnya harus terus ditingkatkan frekuensinya. Hal itu terkait
implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) tinggal 3,5 bulan lagi dimana pelaksanaan SJSN 1 Januari 2014.

Konsolidasi tersebut diperlukan mencakup sinkronisasi pertukaran data, penilaian aset dan liabilitas kedua badan usaha milik negara (BUMN) ini. "Proses persiapan kelembagaan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan bukanlah suatu proses yang mudah karena membutuhkan komitmen, kesiapan dan upaya konkrtit dari pemangku kepentingan," ujar Fachmi.

Keberadaan BPJS, menurut Fachmi, untuk mendukung program negara dalam upaya memberikan jaminan kesehatan bagi seluruh warga negara. "Kita sedang melakukan transformasi pelayanan yang mencakup seluruh warga negara Indonesia," ujarnya.


Forum konsolidasi BPJS di Denpasar itu untuk memperjelas posisi kelembagaan BPJS kelak ketika SJSN mulai diterapkan pada 1 Januari 2014 mendatang, sesuai UU nomor 40 tahun 2004 tentang SJSN dan UU nomor 24 tahun 2011 tentang BPJS. (www.pikiran-rakyat.com)

No comments:

Post a Comment