Ketua
Umum Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI), Ali Mahsun menegaskan, jika
pemerintah hanya menanggung 86,4 juta orang rakyat Indonesia, maka implementasi
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola Badan Pelaksana Jaminan Sosial Nasional
(BPJS), yang akan dimulai pada 1 Januari 2014, tidak akan berjalan efektif.
"Bila
seluruh penduduk preminya tidak dijamin pemerintah, APKLI pesimis BPJS
Kesehatan per 1 Januari 2014 dapat berjalan dengan efektif," nilai Ali di
Jakarta, Selasa (17/9).
Menurutnya,
dengan jumlah tersebut, pemerintah tidak menjamin semua premi rakyat, sehingga
akan memicu bermunculan para mafia hingga calo kesehatan, yang akhirnya malah
akan membuat overloud buget, sehingga akan timbul banyak masalah dalam
pelaksanaan JKN selain munculnya kecemburuan sosial dari rakyat yang tidak
mendapatkan pembayaran premi.
Untuk
itu, Ali berharap, bukan hanya seluruh PKL yang seharusnya nanti ditanggung
jaminan kesehatannya oleh pemerintah. Akan tetapi, seluruh rakyat Indonesia yang
tersebar di seluruh penjuru nusantara pun harus ditanggung preminya.
Atas
dasari itu, tegas Ali, APKLI mendesak pemerintah agar lebih total dalam
menjalankan program jaminan kesehatan dan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
demi mewujudkan jaminan kesehatan secara menyeluruh bagi anak bangsa, tidak
membutuhkan banyak anggaran, sebab yang terpenting, niat pemimpin bangsa ini
untuk mewujudkan hal tersebut.
"APKLI
memperkirakan, hanya membutuhkan anggaran sebesar Rp 150-175 triliun untuk
mewujudkan jaminan kesehatan gratis bagi seluruh penduduk Indonesia. Jika
diambil dari subsidi BBM yang sebesar Rp 320 trilliun per tahun, sisanya dapat
digunakan untuk memberikan jaminan pendidikan dan sosial," pungkasnya. (www.gatra.com)
No comments:
Post a Comment